[END] Bad Protagonist

Prolog

➻

Farrel Devino Davindra, anak bungsu dari pasangan kaya raya Dean dan Becca. Karena sering ditinggalkan dengan alasan pekerjaan, Farrel menjadi anak rumahan yang jarang keluar rumah. Status sebagai siswa homeschooling juga menjadi alasan anak itu jadi sangat malas keluar rumah. Kakaknya juga sedang melanjutkan studinya di California untuk gelar doktor.

Jika ditanya alasan Farrel melaksanakan homeschooling, alasannya sangat simple. Farrel tidak bisa berjalan atau istilahnya lumpuh. Farrel terserang Hemorrhagic Stroke ketika usianya menginjak 4 tahun. Hemorrhagic stroke atau stroke hemoragik adalah satu dari dua jenis stroke. Stroke ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yang ada diotak dan mengenai jaringan sel terdekat lainnya.

Karena sering merasa bosan dan kesepian, Farrel sangat suka membaca Novel yang di belikan oleh orang tuanya. Setiap selesai belajar, ia akan sibuk melanjutkan bab demi bab cerita. Salah satu judul novel yang dia suka adalah 'Our Little Sister', dengan karakter favoritnya bernama Anne Amelia. Walaupun karakter tersebut merupakan seorang antagonis, gadis yang kerap disapa Amel itu sangat kuat ketika berdiri sendiri, satu-satunya orang yang yakin adiknya tidak akan 'mati'. Persetan dengan protagonisnya, Hera Valista, gadis itu memang lugu dan sangat baik hati dalam cerita. Namun sifat cengeng, dan lemah itu dibenci Farrel. Dia akan menangis ketika disenggol sedikit. Adegan paling menyebalkan menurut Farrel itu adalah saat Hera menumpahkan air panas pada tangan Amel. Bukannya meminta maaf, Hera malah menangis seakan-akan yang salah adalah Amel. Dan lebih kurang ajarnya lagi, kakak-kakak kandung Amel itu malah membela Hera. Endingnya juga Farrel tidak suka karena hingga akhir Amel tidak mendapatkan keadilan.

Farrel pun hanya mampu misuh-misuh dan mengumpati kreator novel yang sangat tidak adil pada salah satu karakternya.

" Ihh authornya jahat banget sama Amelia, padahal dia jadi begitu karena perlakuan tidak adil. Coba aja si Heranjing itu tidak muncul sebagai protagonis, pasti Amel itu disayang selayaknya anak kandung. Huwaa novel ini akan menjadi novel pertama dimana aku sangat menyukai sang antagonis." Farrel sangat ingin menghujat author novel tersebut, ia benar-benar jengkel.

Ting!

' Darling, beberapa menit lagi Papa dan Mama akan sampai dirumah, Kak Farren juga akan pulang bersama kami untuk menghabiskan liburannya dirumah. Dia membawa banyak sekali buku-buku novel untukmu. Tunggu sebentar ya, bungsu Mama yang manis.'

Pesan itu membuat Farrel bersorak gembira, yey dia bisa berkumpul dengan keluarga kecilnya. Dia juga jadi sangat bersemangat saat kakaknya membawa buku novel untuknya.

Kegembiraan itu terhenti ketika gebrakan pintu itu mengagetkan si pemilik kamar. Sebenarnya Farrel sangat takut pada asisten rumah tangganya, buka tanpa alasan, ART-nya itu sangat kasar pada Farrel ketika majikannya yang lain tidak ada dirumah. Untuk usia, ART-nya ini masih sangatlah muda, sekitar 23 tahun.

" Sekarang lo makan! Punya tangan yang masih berguna jadi gue gak perlu nyuapin lo." Benar-benar tidak ada sikap hormat pada majikannya.

" Farrel gak mau makan." Anak itu menggeleng tegas, gadis berambut sebahu dengan nama Mira itu dibuat semakin jengkel.

" Heh! Bersyukur lo masih gue kasih makan! Berterima kasih kek, jangan ngelunjak!" Mira meremas lengan Farrel.

" Kenapa harus Farrel yang berterima kasih? Bukannya itu harusnya mbak? Kalau bukan karena orang tua ku yang mau jadikan Mbak Mira Asisten rumah tangganya, mbak yakin bisa hidup?" Farrel itu juga tidak suka dengan lagak Mbak Mira, sudah 2 bulan belakang ini dia mendapatkan kekerasan dari Mira.

" Lo nantangin gue?! Mentang-mentang keluarga lo pungut gue dari jalanan, seenaknya lo hina gue?! Sialan!" Mira dengan tak berperasaan memaksakan bubur itu masuk kemulut Farrel namun dihempaskan oleh sang empu, bahkan nampan berisikan mangkuk bubur, dan gelas susu itu juga dilemparkan Farrel di sudut kamarnya.