01. Wayan Marega Arjana

23 3 4
                                    


Welcome to Marega universe

Welcome to Marega universe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💐💐

[Rega harus selalu jadi nomor satu ya, Pah?]

------------

"Gimana sekolahmu, lancar?"

Marega tersenyum menanggapi pertanyaan Papahnya. Salah satu tangannya terangkat untuk  menyendokkan beberapa suap nasi, sebelum mengangkatnya lalu memasukkan semua makanan itu ke dalam rongga mulutnya.

Marega mulai mengunyah perlahan makanan di dalam mulutnya dengan kepala yang tertunduk.

"Kakak lagi makan, Pah" kata adiknya menyela perkataan sang Papah.

Marega mendongak, menatap sang adik lekat lalu menggeleng pelan. Pandangannya kemudian beralih menatap Papah, "Astungkara baik Pah. Waktu kenaikan kelas minggu lalu, Rega dapet juara umum" kata Marega setelah menelan makanannya.

Papah mengangguk.

"Juara ke berapa?" Tanyanya

Marega menelan salivanya gugup lalu menunduk menatap butiran-butiran nasi yang sudah dia makan seperempatnya.

"Kedua, Pah" kata Marega, perlahan.

BRAK!

"Kedua? Kamu mau bikin Papah malu Rega?!" Papah berdiri dari kursinya lalu menatap nyalang Marega.

Dalam tundukkannya, Marega menghela napas.

"Maaf Pah.." katanya.

"Maaf? Sudah berapa kali Papah bilang sama kamu, tingkatkan! Jadi nomor satu Marega! Buat Papah bangga sama prestasi kamu! Buat Papah gak malu di depan wali kelas kamu!"

Kepalanya masih setia tertunduk, "Marega udah berusaha Pah buat jadi nomor satu. Tapi mungkin usaha Marega belum cukup jerih, Marega minta maaf karena lagi dan lagi ngecewain harapan Papah" Marega tidak ingin menangis. Tapi apa yang Papahnya katakan membuat dirinya menjadi ingin menangis.

"Usaha kamu bilang? Apa yang bisa kamu bilang usaha dari pencapaian buruk seperti itu?!" Sarkas Papahnya.

"PAPAH!" teriak Faren tidak suka saat Papahnya meninggikan suaranya kepada sang kakak.

"Perkataan Papah udah keterlaluan Pah!" Faren menatap nyalang papahnya.

Papah menatap Faren sekilas, "Kamu gak usah ikut campur urusan Papah dan juga kakak" peringat papah.

"Gak bisa gitu dong Pah! Semua usaha kakak itu bukan sesuatu yang buruk! Mata Papah aja yang udah ketutup sama nomor satu, nomor satu dan nomor satu!"

"Lancang sekali kamu ngomong seperti itu sama Papah kamu sendiri!" Bentak Papah

"Iya aku lancang! Kenapa emangnya Papah gak suka?!" Balasnya sambil membentak juga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Marega | [Mark Lee] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang