" Tch, hidup dah dilema masalah, makin kacau lagi kocak, anj." gumam Dyrroth sambil menendangi batu batuan kecil di jalan.
Keadaan sedang hujan deras, Dyrroth tak kunjung pulang karna sibuk memikirkan masalah yang tak ada habisnya, mulai dari kisah pertemanan, keluarga, percintaan, dll. Ia selalu gagal, entah mengapa, hidup hanya untuk memikirkan masalah. Kemana ia harus pulang? Kemana ia harus bercerita? Dimana tempat ia berlindung? Dimana semua orang di dunia ini? Huftt.. kemana lagi ia harus berlari dari semua masalah yang hadir? Dyrroth bahkan tidak mengerti, mengapa semua itu datang kepadanya, mungkin kesialan adalah takdirnya. Dirinya terlalu muda untuk menghadapi itu semua.
' Jika terus begini, gw berharap mati dengan keadaan kedinginan, lebih baik. Daripada gw harus mati ditangan keluarga busuk itu.' batin Dyrroth dengan terus menatap keatas, seolah membutuhkan jawaban, tapi nyatanya itu semua nihil, yang ada wajahnya terkena air hujan yang tajam.
Dyrroth tidak kuat, ia terjatuh, duduk menyandar tembok dengan memeluk lututnya, dan menenggelamkan wajahnya di sela-sela lutut, berharap jika ia tak akan pernah bangun. Berharap bahwa ia akan begitu hingga nanti, tidak butuh pertolongan, ia hanya ingin mati. Dyrroth sudah sangat lelah, dengan dunia yang terus berputar ini.
Beberapa saat kemudian, Dyrroth merasakan tidak ada lagi air hujan yang mengguyur tubuhnya, namun suara hujan masih terdengar sangat keras. Ia mendongak, menatap seorang lelaki yang berjongkok dihadapannya sedang memandanginya, seolah khawatir. Dyrroth tak tahu pasti, tapi dari tatapan itu sudah tertera jelas bahwa lelaki tersebut menatapnya sangat lekat dan terlihat khawatir.
" Hey, apa yang sedang kamu lakukan disini? Bukankah ini sudah terlalu larut untuk anak SMA awal? Apalagi keadaannya sedang hujan deras, aku tidak menjamin kalo kamu baik baik aja, kedinginan ya?" tanya lelaki itu dengan sangat lembut, Dyrroth terdiam " A-ah.. g- aku baik baik saja, tidak perlu terlalu khawatir, aku.. hanya mencari ketenangan malam ini" balas Dyrroth, " Mungkin.." gumamnya.
Dyrroth tidak pernah diperlakukan selembut apapun itu, bahkan sedikitpun tidak pernah. Orang asing saja membencinya, ia tak tahu mengapa.
Lelaki itu terdiam sejenak, lalu kembali bertanya " Kenapa harus disini? Memang tidak ada tempat untuk mencari ketenangan kecuali disini? Tidak baik jika duduk di pinggir jalan saat hujan deras, kamu mau aku antar kerumahmu?" Dyrroth tersentak, matanya terasa sangat panas " Apakah bangunan itu pantas jika kusebut 'rumah'? Sepertinya tidak." balasnya dengan mata yang sudah berkaca kaca, tanpa ia sadari, air mata itu perlahan turun membasahi pipinya yang tirus itu.
Lelaki dihadapannya terkejut, mengapa pemuda ini tiba tiba menangis, Dyrroth menundukkan kepalanya, ia berusaha menyela air matanya sendiri
yang terus mengalir." Baiklah, aku tidak mengerti apa yang terjadi padamu, sepertinya kamu sedang tidak baik baik saja ya? Jadi, kamu mau aku antar kemana? Jika tidak kerumahmu, apakah ada tujuan lain, mungkin?" tanyanya lagi " Mm.. aku.. tidak tau, rasanya tidak ada tempat yang bisa aku tuju" balas Dyrroth tanpa menatap sosok dihadapannya.
" Humm? Mau ikut bersamaku? Aku tadi mau ke supermarket, aku bayarin kok" tawar lelaki itu, Dyrroth kembali mendongak " Memangnya.. boleh? Aku takut merepotkanmu, aku hanya orang asing bagimu, mengapa dirimu sangat mudah percaya terhadap orang asing, kau nantinya hanya dimanfaatkan" balasnya.
" Pffttt- bagaimana bocah sepertimu bisa melakukan hal sejahat itu? Aku bahkan tidak bisa mempercayainya" ucap lelaki itu dengan menahan tawanya, Dyrroth mengerutkan alisnya " Aku benar benar tidak tau apa yang lucu dari perkataanku tersebut, sungguh. Jangan bercanda! Aku sudah menanggapinya dengan sangat serius!"
![](https://img.wattpad.com/cover/334041275-288-k278250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempat Berpulang [BxB] - [HIATUS]
RandomGusion x Dyrroth SMA x SMA Gw ubah biar legal. Hanya menceritakan kisah Dyrroth yang lelah dengan kehidupan