[1] baby born 👶

1.1K 88 0
                                    

24 Juni 20xx

Irene POV

Hari ini. Malam ini, adalah moment paling menegangkan bagi ku. Aku akan melahirkan untuk yang ketiga kalinya, yah walaupun anakku sudah ada empat. Satu Anak pertama, dan tiga lainnya kembar

Kali ini, entah kenapa aku merasa terlalu khawatir sampai berkeringat dingin. Kata dokter, ini memang efek ketika seorang ibu akan melahirkan. Mungkin karena takut? I don't know

Sudah sepuluh jam aku berada di rumah sakit. Waiting baby born. Merasa keadaan semakin tegang, aku meminta suamiku, Suho untuk memanggil dokter

Sesaat dokter datang, beliau dengan cekatan memeriksa keadaan ku, ternyata sudah waktunya bayi dilahirkan. Aku pun mempersiapkan diri untuk berjuang membawa anakku lahir dan melihat dunia ini

•••

Euk euk

Plong. Itu yang kurasakan. Perutku terasa plong ketika meluncurnya benda padat. Tapi, tak ku dengar suara tangis seperti saat ku lahiran sulung ku. Hanya rengekan dari bayi yang perlahan-lahan tak ada suara lagi membuat tim medis kepanikan

"Pukul bokong nya! Buat ia menangis!"
Ku dengar dokter berseru

"Dok! Kulitnya membiru!"

Mendengar kepanikan dari salah satu suster, membuat aku yang awalnya lelah hanya sekedar mengangkat kepala untuk melihat sekitar. Kini ku buka lebar kedua mata ku dengan gerakan spontan aku menoleh pada mereka. Dapat ku lihat orang-orang di dalam ruang persalinan itu termasuk suamiku sedang berusaha membuat bayiku menangis. Ada apa sebenarnya?

Dengan sedikit tenaga aku memanggil salah satu suster yang sedang menggendong bayiku untuk membawanya kepadaku.

"Sus! Berikan bayiku!"

Suho menoleh, "sayang?!"

"Berikan bayiku! Hanya aku yang boleh membuat nya menangis! Bukan kau, bukan kalian!"

Mendengar itu, sang suster menatap dokter seolah meminta persetujuan. Dan dokter mengangguk mengiyakan. Maka dengan perlahan suster membawa bayiku dan meletakkan nya di dadaku. Ku tatap Lamat bayi imut ku dengan sendu

"Nak? Bangun yuk sayang? Bunda gak sakit, bunda gak lelah untuk melahirkan mu, bunda sayang kamu. Ayok sayang? Ayah menunggu sangat kehadiran mu, ayo nak bangun. Beri kejutan untuk abang-abang mu yang sangat antusias akan kelahiran mu. Ayo nak! Ayo! Bangun sayang!"

Sambil ku berkata, tanganku tak henti-henti nya menepuk-nepuk bokong dan punggung bayi. Tak henti-henti nya bibir ku mengecup kening dingin bayiku. Aku menangis hampir histeris. Namun, seolah mendengar apa yang aku katakan, bayiku menggeliat dan mulai merengek. Tak lama pun bayi menangis dengan kerasnya, membuat ku dan seisi ruangan menitikkan air mata. Tapi ada yang aneh begitu bayi berhenti menangis, bukannya tenang bayi malah batuk-batuk kecil yang langsung di raih oleh dokter

"Semoga perkiraan ku salah" kata dokter itu yang membuatku sangat bingung

Suho mendekati ku dengan langsung memeluk dan mencium kening ku.

"Mas Suho? Bayi ga papa kan? Bayi pasti baik-baik aja kan? Bayi sehat?"

"Hey tenang Rin, tenang. Kamu istirahat dulu ya. Dokter sedang memeriksa keadaan bayi. Kamu tenang ya sayang?"

"Tapi—"

"Sst hey! Tenang ya? Percayakan segalanya pada dokter. Bayi pasti ga papa. Kamu istirahat ya?"

Our SunooShine 🌞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang