Apa yang diharapkan seorang anak kecil ketika dia berharap?Mainan?
Mungkin saja atau sebagian besar iya?Tapi tidak untuk Seorang anak bernama Dino Arthuria
Anak kecil berusia 7 tahun itu berharap bisa bertemu dengan keluarganya, dia sudah berada di panti asuhan sejak dari bayi
Jadi Dino sendiri bahkan tidak tau siapa orang tuanya, keluarganya.
"Hahaha lihat dia, apakah kau tau dia itu tidak punya ibu dan ayah" ucap seorang anak laki-laki dengan jari yang menunjuk ke arah Dino sambil tertawa bersama dua anak lainnya.
Dino yang mendengar itu tidak melihat ke arah mereka melainkan hanya memandang lurus ke depan dimana disana ada sebuah keluarga dengan tiga orang, seorang ayah, ibu dan satu anaknya tengah bermain disana.
Dengan hati yang sakit dan pedih itu, mata hitamnya selalu mengikuti hal yang dilakukan orang tua dari anak tersebut.
Tersenyum kepadanya
Memeluknya
Mencium keningnya
Dan tertawa bersamanyaDia iri, sangat iri.
Dengan usia yang masih terbilang muda, dia sudah bisa menahan emosi emosi nya, mungkin tampangnya biasa saja namun nyatanya di dalam hati dia merasa sakit.
"Kapan ya Dina bisa kayak gitu?" Ucapnya dalam hati
Hampir setiap bulan, banyak orang tua datang ke panti asuhan tempat dia tinggal untuk mengadopsi seorang anak, namun dia selalu tidak terpilih
Padahal Dino itu anak yang baik dan jujur, banyak orang tua yang datang ingin mengadopsi Dino namun itu langsung berganti untuk mengadopsi anak yang lebih muda dari dirinya.
Dan masih banyak lagi alasan-alasan lainnya
Dan setelah banyak kejadian Serupa yang terjadi Dino mulai merasa takut ketika ada orang yang akan mengadopsi, takut di kecewanya lagi.
Akhirnya setelah sekian lama dia duduk di kursi taman itu sendirian dia beranjak pergi meninggalkan taman untuk kembali ke panti asuhan
Hari sudah mulai sore, dia takut orang-orang di panti asuhan akan mengkhawatirkannya.
Dengan langkah kakinya yang mungil dia mulai berjalan, menyusuri jalan yang sering dia lewati untuk ke panti asuhan.
Ketika Dino sudah sampai di pintu gerbang dan melangkah menuju pintu, kepalanya berputar dan dengan cepat pandangannya mulai menghitam
Bruk
Tubuh mungilnya itu jatuh di depan pintu asuhan
.
.
.
Tidak lama kemudian seorang wanita pengurus anak panti sedang berjalan dengan membawa perbekalan untuk makanan anak anak panti, ketika dia membuka gerbang alangkah terkejutnya dia melihat Dino terkapar di depan pintu"Dino!" Dengan cepat dia berlari ke arah Dino dengan belanjaan yang dia lepas berjatuhan ke tanah.
"Dino? Dino! Hey Dino bangunlah!" Dia menggoyangkan-goyangkan Dino dengan pelan, namun dengan nada yang tidak sabar.
Merasa Dino tidak merespon nya, dia mengecek nafas di hidungnya, dia terkejut lalu menangis
"Hiks... Hiks... Tidak Dino jangan tinggalkan ka Rina" sambil terisak dia memeluk nya
"Semuanya! Tolong Dino" wanita itu kemudian berteriak dengan sekeras-kerasnya.
Dari dalam terlihatlah tiga orang pengurus panti yang lainnya.
"Eh Rina? Ada apa?! Astaga Dino!" Dengan cepat mereka menghampiri Rina
"Hiks... Kak... Dino kak... Dia... Dia..."
Dengan nafas yang tersengal-sengal dia berusaha memberi tahu"Dino meninggal HUAAAAA!" Dengan kencang dia menangis memeluk jasad mungil Dino
"HUAAAAA!"
