Kisah ku bukan tentang kisah gadis polos yang di sukai oleh ketua geng motor atau berandalan sekolah yang tampan
tapi ini tentang kisah ku... yang mencintai nario Bagaskara hanya dalam sederhana, walaupun tak seluas samudera,atau pun sedalam Palung Mariana,sekali lagi...aku hanya mencintai nya dalam sederhana
Sekiranya saya di tanya "kenapa suka dia?" Dan saya akan menjawab "tidak tahu" karena sejujurnya saya bingung mengapa saya suka dia...
Dan jika boleh...saya ingin melontarkan sebuah satu pertanyaan kepada Bagaskara,yang aku yakin ia pasti bingung menjawabnya dengan apa
[｡☆✧*。
"aku boleh ga si jatuh cinta sama kamu?" sebuah pertanyaan yang terus berputar di kepala ku.istilah nya begini,sikap mu yang ambigu membuat ku ragu, rasanya aku seolah berdiri di menara tinggi yang siap untuk melakukan bungee jumping, masalahnya apakah ada tali yang mengikat dan memastikan aku akan selamat?jadi, bolehkah aku jatuh cinta kepada mu?aku hanya perlu jatuh bebas,tanpa tau aku kembali ke atas atau menghantam tanah yang keras
_
Ku langkahkan kaki ku menuju koridor sekolah,atensi ku melihat kesana-kemari untuk mencari sang Bagaskara,dan aku masi ingat kalimat klausa di dalam kalbu,yang ia lontarkan kemarin lalu
Ku pegang erat surat ku yang berisi sastra ini,agar tak terbawa embus sang anila,niat ku pagi ini ialah untuk menyerahkan surat ini kepada sang pujaan hati
Aku menghela nafas...
Akhirnya aku menitipkan surat ini kepada teman nya saja,si biru... ku katakan padanya agar tak memberi tahu bahwa aku yang menulis surat untuk-Nya.
"Harap-harap ia jatuh cinta ketika membaca nya"
"Rinjani...Rinjani...ga henti-hentinya ya kamu,selalu saja begini..."
Aku merengut
"Begini bagaimana maksud mu?"
"Jatuh cinta dengan hebat kepada seseorang...aku kira kamu tak ingin membuka hati lagi usai hari itu"
Aku terdiam.
Mungkin kala itu aku dan dia berada dalam keadaan yang kurang tepat, sehingga sekarang aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan untuk menjadi pemilik Bagaskara sahaja seutuhnya
Aku tak ingin ia datang lagi,aku tak ingin ia merasa perasaan tulus yang selama ini aku miliki hanya untuk nya saja sampai detik ini
aku bersyukur, Bagaskara orang nya.setidak nya, meskipun aku dan dia tidak berujung bersama,ada banyak hal yang ku pelajari saat menjatuhkan hati ku untuk nya, seperti bagaimana menjadi sebaik-baiknya manusia yang berbaik hati kepada-Nya
_
"Nario!!!" Ku tolehkan sirah sekala mendengar suara biru memanggil ku
"Ada surat" ucap nya seraya memberikan secarik kertas kepadaku
"Dari siapa?" Sukma ku bertanya
"Dari gadis sastra yang sekira nya pernah kamu ajak jalan mungkin"
Aku menerka... Gadis sastra?siapa?
"Hati-hati ya...jangan jatuh hati,nanti kelimpungan sendiri"
Hah?jatuh hati?
Si biru pergi begitu saja, padahal kurva ku belum merajut kata
Akhirnya ku buka surat itu yang ternyata berisikan kalimat sastra, rasanya detak jantungku hampir saja berhenti, ternyata perasaan ini datang lagi?
Aku ingin menyatakan nya,aku terpaku pada pertemuan dan takdir yang menuntunku untuk bertemu denganmu.tetapi aku takut kamu akan membenci hal itu.aku menyukai mu.meski hanya aku yang memiliki perasaan itu.
Teruntuk Bagaskara yang kemarin lalu melontarkan kalimat klausa kepadaku.
Aku menghela nafas,sukma ku memejamkan mata, berharap kalimat sastra ini bukan haluan ku sahaja
Ku pegang erat yang katanya surat ini dari gadis sastra,yang tidak ku ketahui siapa namanya, sekira nya...siapa ya dia?
Aarghhh...ini hanya bisa membuat ku gila saja! setidaknya beritahu aku siapa namamu wahai gadis sastra.
_
TBC. [｡☆✧*。
Maaf jika ada nama tokoh atau nama tempat yang sama, mungkin itu hanya kebetulan saja, terimakasih karena sudah membaca, tunggu chapter selanjutnya ya!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
