"Vino balik" ucap Aksa pada Kean.
"Lalu?" Kean.
Kean tidak mendapat jawaban dari Aksa pun melihat ke arah temannya itu.
"Kenapa?" Kean.
"Gak papa, Gua ngasitau aja" ucap Aksa malah membuat Kean tertawa.
"Lo Gak suka Vino balik kan?" Tebak Kean.
"Ngomong apa sih Lo" Aksa.
"Yahh mungkin aja kalau Lo udah beneran naruh hati ke El dan Vino belum tau kan pernikahan kalian berdua?"
"Gak mungkin Gua suka sama El, Dia itu adeknya Key"
"Terserah Lo deh, tapi El itu Istri Lo Sa"
"Udah terlalu malam, Lo gak pulang?" Tanya Kean.
"Gua balik deh" Aksa.
"Tapi Sa, dengan kembalinya Vino gak akan merubah jika El itu Istri Lo. Gua percaya El akan nyeselaiin hubungannya sama Vino meskipun Gua gak kenal El tapi Gua yakin El pasti bisa ngejaga hubungan Lo berdua meskipun pernikahan kalian bukan terjalin karena keinginan kalian"
"Hati-hati di jalan" ucap Kean menepuk pundak Aksa.
.
.
Aksa pulang dan ini sudah lewat tengah malam ternyata El ada di dapur.
"Kakak dari mana?" Tanya El.
"Oh habis bertemu Kean, kamu belum tidur?" Aksa.
"Iya, habis bikin teh. Kakak mau?" Tanya El.
"Enggak, mau langsung istirahat aja. Sudah malam kamu langsung istirahat aja" ucap Aksa berlalu ke kamarnya.
El hanya menghela nafasnya berat setelah kepergian Aksa.
.
.
Mereka sedang sarapang sekarang,
"Kak" panggil El.
"Ya"
"Soal Vino-"
"Kamu mau memberitahunya?"
"Aku akan memberitahu Vino"
"Yah, setidaknya Dia harus tau"
"Apa Kakak tidak masalah?"
"Maksudnya?"
"Jika Vino tau kalau Kita sudah menikah"
"Harusnya Aku yang bertanya padamu, Apa kamu tidak masalah jika harus berpisah dengan Vino? Kalian berdua saling mencintai bahkan dalam hubungan jarak Jauh"
"Itu-"
"Terserah kamu saja, Kakak akan berangkat" ucap Aksa lalu berdiri dari duduknya.
El hanya menetap kepergian Aksa sedangkan Aksa pergi karena merasa tidak senang dengan respon El. Memisahkan secara paksa dua orang yang saling mencintai.
.
.
"Sayang..." Vino datang ke kantor El.
"Mau makan siang bersama?" Tanya Vino merangkul El namun El seakan menghindar tanpa Vino sadari.
"Kita makan siang di dekat sini saja" ucap El mendahului Vino.
"Tidak masalah, yang penting kamu suka" Vino menyusul El.
Mereka sudah duduk dan El bingung ingin memulai dari mana.
"Mau pesen apa? Yang samain sama Aku aja yah" ucap Vino karena biasanya pesanan neraka selalu sama dan Vino juga tau apa kesukaan Kekasihnya itu.
"El.." panggil Vino karena melihat El seperti ada yang di pikirkan.
"Kenapa?" Tanya Vino.
"Emm.."
"Tempat ini dulu bukan restoran kan?" Tanya Vino melihat sekeliling restoran.
"I-iya, ini restoran baru" ucap El.
"Wahh, banyak yang berubah padahal Aku pergi tidak sampai 2 tahun" Vino menatap ke arah El.
"Tapi cinta kamu ke Aku gak pernah berubah kan?" Tanya Vino membuat El semakin sulit untuk memulai pembicaraan.
Vino menggenggam tangan El yang ada di atas meja.
"Maafin Aku kalau Aku pergi terlalu lama, Setelah ini Aku tidak akan pergi meninggalkanmu lagi. Aku akan selalu ada untuk kamu" ucap Vino membuat air mata El turun begitu saja.
"Hey, jangan menangis" ucap Vino berpindah duduk di samping El lalu memeluknya.
"Maafkan Aku" Vino mengecup puncak kepala El.
Mungkin yang di fikirkan Vino berbanding terbalik dengan apa yang di fikirkan El sampai membuatnya menangis.
El merasa semakin menyesal pada Vino, rasa bersalahnya semakin besar karena jika kekasihnya tau kalau El sudah menikah dengan Aksa, Vino pasti akan sangat membencinya dan El juga tidak bisa jika Vino membencinya.
Vino adalah orang yang paling bisa mengerti El, bagaimana bisa El begitu jahat pada Vino.
"Udah dong sayang, kan mau makan siang" ucap Aksa melepas pelukannya lalu menghapus Airmata di pipi El.
"Kenapa jadi cengeng gini sih?" Ucap Vino sedikit terkekeh membuat El memukul dadanya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Sini hapus dulu air matanya" Vino mengambil tissue lalu membersihkan wajah El yang basah karena Air matanya.
El menatap Vino, sikap pria di hadapannya itu tidak pernah berubah.
"Jangan menatapku seperti itu sayang, Aku tau jika Aku tampan dan semakin tampan bukan?" Ucap Vino membuat El tersenyum.
Tidak lama pelayan datang membawa pesanan mereka.
El sepertinya mengurungkan niatnya untuk memberitahu Vino. Mood Vino sedang sangat bagus hari ini. Dia bercerita soal pekerjaan yang baru Ia ambil alih dan tentang orang-orang yang Ia temui di kantor.
"Aku akan menjemputmu nanti" ucap Vino.
"Tidak perlu, Kamu pasti lelah. Lagipula Aku membawa mobil" tolak El.
"Kalau begitu besok Aku jemput"
"Vino, tidak perlu. Kamu masih baru di perusahaan jadi fokus saja pada pekerjaanmu"
"Tapi Aku juga ingin selalu bersama mu"
"Aku tau tapi untuk sekarang, kamu fokus pada pekerjaanmu dulu. Kamu kuliah untuk ini kan? Jangan kecewain Papa kamu"
"Benar juga, Kalau begitu Aku akan menghubungi mu"
"Iya, hati-hati membawa mobilnya"
"Iya sayang"
Entah kenapa El merasa lelah setelah menghadapi Vino. Mungkin saja karena kebohongannya.
El akan membicarakan ini pada Aksa, Dia belum bisa memberitahu Vino karena akan terpengaruh pada perusahaan yang baru Vino pegang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret In Mistakes
FanfictionCerita seorang kembaran yang terpaksa menggantikan kembarannya di hari pernikahan karena mengalami kecelakaan dan Koma. Apakah yang suami bisa mencintainya atau bahkan membencinya. Seokjin Jisoo Taehyung