❝Dia sulit dimiliki,
dan aku suka fakta itu.❞— Haidar Adharaz Aikalanka —
🪐🪐🪐
LETTA sedang berada di mal Grand Indonesia—tempat ia dan teman-temannya biasa berkumpul. Kebetulan, tadi pagi salah satu teman dekatnya mengajak untuk berkumpul setelah kurang lebih satu bulan mereka sibuk dengan urusan masing-masing.
Sekarang, di sinilah mereka.
"Akhirnya kita kumpul juga. Biasanya wacana doang," kata teman Letta dengan rambut pirang—Felia.
"Iyalah, gue ngajaknya ngedadak. Coba kalau dari jauh-jauh hari, pasti enggak akan jadi," sahut teman Letta yang lain.
Felia melirik sinis. "Lo sok sibuk mulu, sih, Met," katanya.
Ametha mengibaskan tangannya. "Belakangan ini gue stres banyak tugas. Semester 5 gini banget, capek gue," keluhnya.
"Bersyukur bisa kuliah." Letta berkata santai sambil menyuapkan cokelat batang rasa matcha.
"Alhamdulilah."
"Lo masih belum mau kuliah, Let?" tanya Ametha hati-hati.
Letta terdiam. Dirinya menerawang dengan tatapan kosong. Sudah hampir 3 tahun dirinya belum melakukan apa-apa.
Sebenarnya, Letta berniat kuliah, hanya saja ia lebih memilih bekerja dulu supaya ia bisa menabung dan membayar kuliah dangan kerja kerasnya. Terlebih, Letta anak yatim piatu. Kehidupannya dibiayai oleh om-nya yang tinggal di luar negeri.
Akan tetapi, ternyata mencari pekerjaan tidak semudah yang Letta kira. Syarat utamanya harus berpengalaman, sangat tidak cocok dengan dia yang belum punya pengalaman apa-apa.
"Woy, malah bengong!" sentak Felia.
"Eh, sorry." Letta gelagapan. "Gue masih belum siap jadi mahasiswi. Niatnya tahun depan baru kuliah."
"Di univ kita, 'kan?" tanya Ametha.
"Males. Gue jadi junior lo pada, dong?"
Ametha dan Felia sontak tertawa lepas. "Pas ospek gue kerjain habis-habisan, sih."
"Mau di luar negeri aja gue," gerutu Letta, bercanda.
"EH, JANGAN!" Ametha dan Felia kompak berteriak.
Sontak, beberapa orang refleks menatap ke arah mereka.
"Ah, lo malu-maluin," dengus Letta.
"Lagian lo ngadi-ngadi, pake acara mau kuliah di luar negeri," ujar Ametha kesal.
"Oke, ganti topik. Gue mau curhat sama kalian." Felia tiba-tiba menampilkan wajah serius.
"Kenapa? Kenapa?"
Letta dan Ametha memusatkan perhatian pada Felia.
"Aldy jarang hubungi gue belakangan ini," ungkapnya.
Aldy adalah tunangan Felia.
"Sikap dia juga akhir-akhir ini berubah," sambungnya.
"Kayaknya dia bosen sama gue." Felia menampilkan raut sedih.
"Varel juga jarang online. Kayaknya mereka emang lagi sibuk-sibuknya kali. Jangan berpikiran negatif dulu." Ametha menenangkan.
"Bener kata Metha," timpal Letta.
"Iya kali, ya? Gue belakangan ini lagi suka over thinking enggak jelas emang. Udahlah."
"Iya, percaya sama gue," ujar Ametha.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAI, HAI!
Novela JuvenilHaidar Adharaz Aikalanka. Anak dari Ander Aikalanka yang merupakan aktor ternama dan Hanna Kasha-seorang ibu rumah tangga biasa sekaligus dikenal sebagai ibu-ibu sosialita yang kerap kali tampil memesona dengan barang mewahnya. Ia juga mempunyai kak...