14

57 5 0
                                        

Hyunjin terbangun karena suara yang sedikit usik di sebelahnya, masih samar-samar ia lihat perempuan yang kini tengah membelakanginya mulai menacapkan satu suntikan di tubuhnya.

" Hee." Perempuan itu sedikit terkejut namun ia mengerti, pergulatan semalamnya memang akan memberikan sebuah petaka jika Heejin tak memberikan pertahanan utuh untuk dirinya, maka dari itu suntik ini sangat-sangat ia butuhkan meskipun ia sudah menggunakan alat tersebut.

" Cepat ganti bajumu." Heejin kini mencabut suntikan itu dari lengannya dan kemudian ia berdiri sembari meneruskan pekerjaannya di pagi ini.

" Biar ku bantu, kemari." Heejin lantas mundur beberapa langkah dari posisi awalnya, suasana di kamar pukul 6 pagi ini begitu canggung setelah beberapa baju diantara mereka menjadi saksi bahwasannya seorang Jenderal ternama yang menjadi tunangan dari Swan telah melakukan pengkhianatan dengan seorang Letnan yang baru saja naik pangkat untuk menggantikan kursi Felix sementara waktu.

" Mari kita lupakan." Heejin menatap getir ke arah laki-laki di depannya yang setengah badannya masih tertutup selimut bekas pergumulan semalam.

" Maksudmu?."

" Anggap saja itu adalah kelalaian kita berdua, bukan karena hal suka atau pun yang lainnya." Sang perempuan langsung membuang muka dan kembali menguncir rambutnya.

" Aku harus menganggap semalam itu kelalaian kita? Hee—"

" Letnan, mulai sekarang aku meminta kembali hak ku untuk di panggil seorang Jenderal." Tangan Heejin mengepal, sesungguhnya permasalahan di hidupnya akhir-akhir ini begitu rumit. Tentang waktu pernikahan yang selalu di undur, kegaduhan atas serakahnya tuan San, kedatangan Lee Jeno yang tiba-tiba, dan sekarang... ia baru saja membuka satu kartu yang akan menjadi bencana besar kepada dirinya.

Sial... Kepala ku pening sekali

" Kau benar-benar mau memintaku untuk melupakan ini?." Heejin masih menghiraukan gonggongan Hyunjin yang tak ia respon sama sekali.

" Hee." Heejin lantas mendorong tubuh itu dan menatap tajam ke arah manik si lelaki.

" Kita akan tinggal bersama di sini, aku akan bersamamu sampai Felix kembali. Dan itu jawabannya aku tidak akan bisa untuk melupakan peristiwa semalam hanya karena prioritas pekerjaan kita."

PLAKK!!!

Heejin menampar pipi kanan Hyunjin cukup keras, seolah tak percaya akan kepribadian Heejin yang tiba-tiba berubah, Hyunjin menatap tak percaya ke arah perempuan yang semalam tak sekeras ini untuk bersikukuh pada komitmennya.

" Aku sudah bernegoisasi denganmu secara baik-baik, tapi kau masih bersikukuh untuk tidak menghargaiku." Kedua tangannya langsung mencekik leher Hyunjin.

" Dengar, mulai detik ini aku tidak akan menerima kerjasama denganmu lagi, dan semua permasalahan ini akan ku urus sendiri, termasuk kamar yang harus ku bagi berdua denganmu untuk beberapa pekan kedepan." Heejin langsung melepaskan tangannya dari leher si lelaki, dan beranjak keluar demi menyudahi keributan di kamar pagi ini.

Langkah kaki yang kini sedikit terburu-buru di awali oleh Heejin yang telat untuk menerima panggilan dari tuan Swan.





"Good Morning, Jenderal Hee Oh pagi ini kau lumayan telat, apa kemarin tuan Swan memberikan banyak pekerjaan kepadamu? "

Saat menyambungkan koneksinya Seungmin tiba-tiba sudah menghubungkannya panggilan kepada Heejin, perempuan itu merutuki beberapa kelalaiannya pada pagi hari ini, namun terlepas dari apapun kelalaian Jeon Heejin beberapa keamanan dan juga tata sistem di sini tidak bisa menjadikan alasan itu sebagai pengkhianatan di dunia kerja, Heejin memiliki Backup dan kendali besar dari kedudukannya sebagai Jenderal di sini, dan tidak semua orang bisa menjadikan kelalaian kerja di pagi ini sebagai monopoli.

Heksagon 🔞|| LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang