Jaemin menatap bangunan dihadapannya sambil tersenyum,mansion kecil nya sudah kembali cantik.
"Kak.." Panggil seseorang di belakangnya.soobin.
"Kenapa,soobin-ie?" tanyanya masih tak mengalihkan pandangan nya dari bangunan dihadapannya.
"Mansion ini.." Ucap remaja itu kala melihat tatapan tak biasa saat jaemin memandang bangunan itu.
"Heem..ini salah satu tempat yang nyaman untukku.." Gumam jaemin tanpa sadar.
Soobin ikut menatap bangunan dihadapannya sambil tersenyum.
"Tempat yang nyaman ya?aku belum pernah punya tempat seperti itu selama ini.." Soobin tersenyum manis,jamin melihat anak itu dari samping,ia tau senyuman itu menyimpan luka yang dalam.
"Mulai sekarang kau bisa menganggapnya rumahmu,pintu akan selalu terbuka untuk kalian semua,aku sudah menganggap kalian keluargaku..
...kalian bisa pulang padaku,ceritakan keluh kesah kalian padaku,semuanya.. Aku akan mendengarkan nya dan memberi sedikit saran sebisaku." Lirih jaemin,setelahnya ia merasakan sebuah pelukan yang begitu erat dari soobin,bocah berbeda 7 tahun darinya itu sudah menangis entah sejak kapan.
Choi soobin,anak konglomerat,tapi ia adalah anak yang tak dianggap di keluarga choi,hidup dengan harta keluarga choi ia tak dianggap anak oleh tuan choi semenjak kematian ibunya sekaligus istri dari tuan choi.
Ia tak pernah merasakan kehangatan keluarga,kebahagiaan ketika di banggakan keluarganya,bahkan untuk menarik atensi ayahnya saja begitu susah.
Ia tumbuh mencontoh orang-orang yang ada didekat nya.
Jaemin membalas pelukan anak manis itu dan mengusap rambutnya sayang,Ia merasa menjadi ibu untuk soobin jadinya.
"Cup cup,jangan menangis lagi anak manis,nanti aku tak mau memelukmu seperti ini lagi."bisik jaemin sambil terkekeh setelah merasa soobin malah mencengkram belakang kaos nya dan makin menangis histeris.
"ya ya maaf,jangan menangis lagi,kita akan makan siang,ibu mu ini ingin memasak."jaemin lalu terkekeh geli,entah kenapa Ia merasa membesarkan jisung kedua.
Ngomong-ngomong soal jisung,Ia jadi merindukan suami dan anaknya.
Sedang apa mereka ya?
___
Sedangkan dilain tempat,Jeno sedang memandangi foto diatas meja kebesarannya, foto istri manisnya.
"sayang kenapa kau tidak mau muncul di mimpiku?padahal aku merindukanmu.." Ujarnya sambil membelai bingkai kaca yang menghalangi foto itu.
"Kita belum membuat acara pernikahan termegah di dunia,kita belum membahagiakan jisung,membesarkannya dengan tangan kita memberinya kehangatan keluarga lengkap."
Jeno memandang sendu foto itu lalu mengalihkan atensinya melihat pintu ruangannya terbuka.
"Jen?" Itu taeyong dengan sekotak makan siang masakannya untuk sang anak.
"Mommy..kenapa repot-repot,Jeno bisa makan di kantin." Ujar Jeno tak enak,Ia merepotkan ibunya terus.
"Sst, repot bagaimana,kau itu masih anak mommy,kau kira jika kau sudah besar bukan jadi anak mommy lagi?" Ocehan sang ibu terdengar membuat senyum Jeno merekah.
"Hehe.. Tentu saja Jeno tetap anak mommy." Ujarnya sambil menghampiri sang ibu yang sedang membuka kotak makannya setelah Ia menaruh bingkai berisi foto sang istri kebawah laci secara diam diam.
Tentu saja taeyong sudah sadar sedari Ia masuk,Ia hanya tersenyum maklum.
"Mommy masak apa saja?" Tanyanya kepo mengintip isi kotak bekal yang dibawa sang ibu, lalu wajah nya berubah pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Hello My Wife•||NoMin•
عاطفيةBXB!!! Berawal dari malam dimana jaemin kabur saat hampir dilecehkan pria paruh baya yang menjabat sebagai bosnya,dan diselamatkan oleh seorang pria tampan. menghabiskan malam panas yang menggairahkan bersama pria itu. 5 tahun berlalu setelah mal...