03

75 11 6
                                    


-

Kebetulan papanya ada di luar rumah. Segera aku menghampirinya“Eehh,hai pak”sesaat aku melihat matanya melotot, aku pun jadi semakin gugup“hallo, maksud saya pak”sapaku se sopan mungkin.

“iyya, halo”aku pun menyalimi tangannya sambil ku cium cium.

“siapa..yaa..?”lanjutnya kali ini sangat ramah sambil tersenyum

“calonnya gu.., e.. Maksud saya.. Saya temannya gulf pak hhe”sial, hampir saja aku salah ngomong. Ku lihat papanya gulf tersenyum geli sambil mesem mesem. Hah, aku yakin dia sedang menertawakan kebodohanku.

“Ohh yahh, sini sini duduk.. Bapak panggilin Gulf nya dulu. Sayang, ada tamuu ni... Katanya temen kamu.. ”teriak Papa memanggil gulf, yg membuatku kaget dan reflek menutup mata ehh, telinga maksudnya.

“iyaa, paa...., bentar... ”jawabnya dari dalam setengah teriak.

Deg

Mataku melotot. Sambil menelan ludah sebanyak mungkin, saat melihat Gulf keluar dari dalam, dia hanya memakai kemeja kebesaran yg kancingnya tak terpakai beraturan. Dan dia juga hanya memakai kolor yg sangat pendek. Jelas, paha mulusnya terpampang indah di depanku. Rambutnya pun basah. Seketika membuatku nge blank dan pikiranku sudah berpikiran yg iya, iya.

“siapa..?” ucap nya judes. Membuatku tersadar. Aku tertegun, dan binggung sendiri.

“Ee.. Anuu.. Ituu..”aku terus saja menatap pahanya.

“ehmm,..”

“hehe,.. Ssayaa mew”ucapku malu.

Segera ku ulurkan tanganku. Mengajaknya bersalaman. Namun, uluran tanganku tak kunjung di sambut olehnya.

Rasanya hatiku sakit sekali. Seketika nyali ku hilang, lenyap, entah kemana.

“Gulf..”papanya bersuara, sepertinya papanya tau kegalauan hatiku“bikinin minum, jangan judes judes sama tamu,.. Gk baik” perintah papanya yg membuat gulf yg awalnya tampang judes saja menjadi cemberut monyong monyong. Aku pun hanya bisa salah tingkah.

“Maafin anak bapak yaa mew..”papanya tersenyum lembut padaku sambil menepuk nepuk pundakku.

“Iyyaa, gk ppa pak.”jawabku

“bapak tinggal bentar, ada urusan di kompleks depan”

“iya Pak, hati hati di jalan”jawabku lagi sambil tersenyum getir. Aku binggung harus bagaimana. Aku tidak bisa merangkai kata kata indah. Aku juga belum bisa menguasai keadaan.

Di kaca di belakang gulf aku melihat bayanganku sendiri. Sungguh aku sangat burik dan jauh dari kata ganteng dan sempurna. Wajahku yg kucel kumel  sangat jelek di tambah sok sok an galau lagi. Terus muka muka polos+kebingungan itu. Iuhhh, jijik.

Sungguh aku tak pantas untuk bersanding dengan gulf yg sungguh bersih cantik,manis,imut,putih mulus dan juga tampan. Rumahnya juga besar dan megah. Sungguh jauh denganku yg tinggal di gubuk tua yg reot.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAGAL PELETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang