PESTA REMAJA

6.4K 12 1
                                    


PART 1

"Siang neng Rili... mau dibantuin bawa belanjaannya neng?"

Pak Umar yang merupakan satpam komplek menyapaku saat aku melewati pos jaga di lingkungan komplek perumahan. Matanya menatapku yang sedang berdiri di depannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Matanya mungkin dapat menangkap butiran keringat yang membasahi wajah dan leherku.

"Gak usah Pak, Rili bisa sendiri," balasku sambil tersenyum ramah.

"Duh, tapi kasihan bapak liat cewek cantik kayak neng Rili bawa belanjaan berat-berat, sampai keringatan gitu... Biar bapak aja neng yang bawa, kalau perlu neng Rili bapak gendong sekalian sampai rumah."

"Hahaha... Pak Umar bisa aja... Gak apa kok Pak... dekat kok ke rumah."

"Hehehe... Oke deh neng, hati-hati di jalan ya..."

"Iya... Duluan ya Pak..."

Aku tersenyum meninggalkan Pak Umar dan melanjutkan perjalananku ke rumah. Ada-ada aja dia malah menggodaku di saat aku kerepotan bawa barang belanjaan dan kepanasan seperti ini. Tapi gak masalah sih, justru aku jadi terhibur, dan sesaat jadi lupa dengan rasa lelah dan cuaca panas yang kurasakan.

Rili

Hmm... Nggak di lingkungan rumah, nggak di kampus, banyak banget cowok yang godain aku. Kata orang-orang sih aku cantik banget, tubuhku juga bagus. Semuanya serba terawat, mulai dari rambut panjangku sampai kulitku yang putih mulus. Mungkin karena itu banyak banget cowok yang pengen kenalan, sampai yang pengen jadiin aku pacar. Dari cowok ganteng sampai bapak-bapak satpam. Tapi gak aku tanggapin. Soalnya aku sudah punya orang yang aku suka, yaitu Angga. Dia satu jurusan denganku di kampus. Banyak cewek yang suka padanya karena dia ganteng, pintar, dan tajir. Aku gak tau dia juga suka padaku atau tidak. Namun dari gerak-geriknya sepertinya dia juga menyukaiku. Namun dia belum menyampaikan perasaannya padaku. Aku juga belum menyampaikan perasaanku padanya.

Duh, harus buru-buru sampai ke rumah. Panas banget! Padahal jarak dari mini market ke rumah nggak terlalu jauh. Jaraknya hanya tiga menit jalan kaki. Namun karena cuaca yang panas, perjalananku jadi terasa sangat melelahkan.

Kalau bukan karena teman-teman genk-ku yang mau datang, mungkin aku gak mau repot-repot beli cemilan dan minuman ke mini market seperti ini. Aku nyesal kenapa tadi gak bawa mobil aja. Rencananya tadi hanya mau belanja sedikit, tapi ternyata malah khilaf beli cemilan dan minuman yang banyak. Sekarang aku jadi kerepotan membawanya ke rumah. Mana cuacanya panas banget lagi. Lagian mereka kenapa gak bilang dari tadi sih kalau mau main ke rumah? Kan bisa waktu di kampus tadi mereka bilangnya, jadi waktu pulang dari kampus tadi aku bisa singgah dulu ke mini market. Mereka malah bilangnya waktu aku sudah sampai di rumah.

Tapi aku bukannya gak senang kok mereka main ke sini. Aku justru senang banget mereka main ke rumahku. Aku selalu welcome dan menjadi tuan rumah yang baik. Makanya aku sampai rela menyediakan cemilan dan minuman. Aku gak ngebolehin mereka bawa makanan dan minuman apa pun. Mereka cukup datang dan bersenang-senang aja.

Saat ini di rumah hanya ada aku dan adik perempuanku karena orangtua kami lagi pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis. Biasanya juga ada dua orang pembantu wanita yang tinggal di rumahku, namun sekarang mereka lagi cuti beberapa hari. Adikku bernama Rani. Usianya dua tahun lebih muda dariku. Kami kuliah di kampus yang sama, bahkan di jurusan yang sama. Dia baru masuk kuliah tahun ini.

Selain sepi, rumahku memang paling luas dan paling mewah di antara teman-teman genk-ku, bahkan ada kolam renangnya. Banyak yang bilang aku beruntung karena selain cantik dan pintar, orangtuaku juga tajir. Karena rumahku begitu ideal, akhirnya rumahku sering dijadikan tempat nongkrong bareng teman-temanku. Begitu juga dengan Rani yang sering membawa teman-temannya main ke rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PESTA REMAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang