6

286 33 0
                                    

"Aku belum selesai bicara. Kenapa kau meninggalkanku begitu saja di meja makan?"

Sehun abaikan perkataan Kai dan lebih memilih membersihkan peralatan dapur.

"Alasan macam apa itu, Sehun?" Kai tentu saja terkejut sekaligus bingung dengan alasan penolakan Sehun dulu, "Bukankah semua gadis menyukai pria yang tampan?"

Sehun masih mengabaikan Kai. Meski tentu ia mendengar setiap kata-kata dari pria tampan itu.

"Oh Sehun, berhenti mengabaikanku. Aku sedang bicara padamu." Kai berusaha bersabar. Meskipun hal itu bukan sesuatu yang mudah baginya.

"Jadi karena aku terlalu tampan, kau memutuskan untuk memilih Cha Minki untuk menjadi kekasihmu waktu itu? Benar begitu, Oh Sehun?" Kai mencoba kembali mengajak Sehun bicara.

Sehun mengernyit mendengar penuturan Kai, namun memilih tetap diam pada posisinya.

"Aku sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiranmu, Sehun." Gumam Kai, "Jadi aku harus bertampak jelek seperti Cha Minki itu agar kau mau menerima cintaku?"

Sehun menghela napasnya, lalu berbalik menghadap Kai yang tampak frustasi, "Ada apa denganmu? Berhenti membicarakan masa lalu."

"Aku tidak akan berhenti." Ujar Kai dan dengan cepat menahan kedua bahu Sehun sebelum kembali membelakanginya.

"Hal ini terus mengganggu pikiranku meskipun kau tidak ada di hadapanku selama sepuluh tahun terakhir ini." Kai menatap dalam mata Sehun, "Aku hanya ingin tahu alasanmu terus menolak cintaku meski aku sudah berusaha sangat keras. Aku yakin kau tidak buta untuk melihat ketulusanku saat itu, Sehun."

Sehun membalas tatapan mata Kai, "Aku minta maaf yang sebesar-besarnya jika penolakanku saat itu telah melukai harga diri seorang Kai Kim. Tapi sungguh, aku benar-benar harus melakukannya karena aku sadar aku tidak hidup dalam dongeng."

Kai mengernyit kurang memahami perkataan Sehun, namun ia tidak menyela.

"Kau seperti karakter dongeng yang selalu dibacakan oleh ibuku sebelum aku tidur. Kau yang tampan, kaya, disukai oleh semua gadis, sosok yang sempurna, tapi jatuh cinta pada gadis biasa sepertiku? Itu tidak masuk akal karena kita hidup di dunia nyata, Kai."

"Tidak masuk akal, kau bilang?" Kai menatap Sehun tak percaya.

Sehun tidak ingin mengatakan apapun lagi dan memilih berbalik untuk melanjutkan pekerjaannya mencuci peralatan dapur.

"Berhenti membersihkan semua itu! Aku membayarmu bukan untuk menjadi pelayan, Oh Sehun." Kai menjadi emosi, "Aku belum selesai bicara." Kai menarik lengan Sehun cukup kasar.

Saat Sehun berbalik karena tarikan kasar Kai, membuatnya tidak mampu menahan tubuhnya hingga menabrak tubuh kekar Kai. Keduanya mendadak terdiam saling memandang dengan kedua tangan Kai yang memeluk pinggang Sehun.

Cukup lama keduanya hanya terdiam dengan saling memandang, hingga Sehun yang pertama tersadar dan segera memutus kontak matanya, ia juga mencoba melepaskan diri dari pelukan Kai. Namun rupanya Kai enggan melepaskan pelukannya di tubuh Sehun, membuat Sehun kembali menatap Kai dengan raut bingung.

"Kita tidak bisa memilih pada siapa kita ingin jatuh cinta. Semua itu terjadi karena hati kita yang menginginkannya." Ucap Kai pelan di depan wajah Sehun, "Untuk pertama kalinya aku mengikuti kata hatiku, tapi ternyata aku harus merasakan patah hati terlebih dahulu. Dan setelah sepuluh tahun perasaan itu masih ada untukmu Sehun, bisakah kali ini kau menerimaku?"

Sehun melebarkan matanya dan dengan paksa ia melepaskan pelukan Kai di tubuhnya, "Apa kau sudah tidak waras? Sudah pasti kali ini pun aku tidak bisa menerimamu. Lagi pula, aku yakin yang kau rasakan saat ini hanyalah perasaan sesaat. Setelah tiga hari, semuanya berakhir seolah tidak terjadi apa-apa begitu pula dengan perasaanmu itu."

MY ONLY LOVE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang