"oh jelas, bagus banget! udah di bilang jangan deket-deket, tapi masih aja .. jadi gimana? dia kebaperan tuh."
Taro menghela nafasnya lelah. menghadapi tingkah ngambekan Jeya memang sudah seperti SPP saja, setiap bulan pasti ada.
"yaudah sayang, Taro minta maaf ya. janji deh ga bakal ulangin."
Jeya masih terlihat merengut di tempatnya dengan tangan yang di lipat di dada. menggemaskan sekali pacar Taro ini.
"kamu bohong. Jeya udah bilang Jeya ga mau punya pacar suka boong."
ucapan terakhir Jeya sebelum perempuan itu masuk ke kamar dan mengunci diri sendiri di sana. dan hari ini, Taro sukses membuang nafasnya berkali-kali karena perempuan itu.
-||-
/'tok tok tok'
"sayang!"
Taro mengetuk kembali pintu kamar kekasihnya itu.
/'ceklek'
"apa? rese banget deh."
Taro tersenyum lembut sambil merapikan rambut Jeya yang basah. sepertinya perempuan itu baru selesai mandi. terbukti bau segar dan wangi menyebar membuat hidung Taro gatal ingin segera menghirup lebih dekat tubuh Jeya.
"aku mau makan .., cantiknya Taro kan biasanya yang nyiapin makanan, kan?"
"jadi, kamu nyuruh aku masakin kamu gitu? ogah ah. suruh aja Ilona yang masak."
Jeya baru saja ingin berbalik masuk ke kamarnya lagi. tapi lengannya malah di cekal oleh Taro.
Taro membuat wajah se-memelas mungkin agar Jeya kesian padanya. sebenarnya bisa saja Taro membeli makanan instan, namun ini salah satu trik Taro untuk membujuk Jeya yang ngambek.
"plis dong sayang.. abis ini janji deh Taro traktir tas Chanel yang samaan kayak Jennie Blackpink."
Taro yakin itu cukup menggiurkan bagi pacarnya yang menggemari sekali girlband asal Korea itu.
"kurang. tambahin album BTS. baru aku mau masakin kamu."
"deal!"
-||-
rasa-rasanya Taro ingin menikahi Jeya secepatnya saja. menyaksikan Jeya yang memasak di dapur rumah saja Taro merasa otaknya sudah membayangkan skenario manis.
yah, saat ini Taro hanya duduk di meja makan sambil menatap kekasihnya sesekali mengecek ponsel untuk memberi pesan pada kakak tertuanya mengenai ia yang akan meliburkan diri dari pekerjaan kantor hari ini. nanti bahaya jika Jeya berpikiran macam-macam jika ia batal menemani Jeya belanja. tidak masalah jika gaji-nya akan di potong, yang terpenting prioritas kehidupannya itu cerita seperti semula.
"nih."
Jeya memberikan satu piring nasi goreng dengan air putih lalu menaruhnya di meja makan dengan tingkah tidak iklhas -nya. Taro bahkan sampai mendongak menatap wajah datar kekasihnya yang terlihat bemal bete maximal, bahkan setelah menyiapkan makanan pada Taro, Jeya langsung kembali ke dapur hanya untuk mencuci wajan.
dan Taro tau, jika gadis itu melakukan itu karena ingin berjauhan dengannya. oh tentu tidak bisa begitu, Taro ingin berdekatan dengan kekasihnya. seperti ABG tua yang tidak bisa hidup jika tidak berdekatan dengan gadisnya.
jadi, dengan inisiatif yang tinggi dan otaknya yang sudah berpegang pasti, jika dia akan memberikan kasih sayang ke Jeya di pagi hari ini.
"eh kamu ngapain!!"