Gadis penjual bunga

456 38 9
                                    




Ini hari pertama jefiyan melakukan kegitannya di lingkungan yang baru. Profesinya sebagai penulis mengharuskannya untuk berpergian ke tempat tempat yang sekiranya bisa memberinya inspirasi untuk buku yang akan dia tulis.

Hingga akhirnya pria berlesung pipi itu memutuskan untuk pergi ke sebuah pedesan kecil di sebuah tempat yang di rekomendasikan oleh temannya. Dan sungguh, saat pertama kali jefi menginjakkan kaki nya di tempat ini entah kenapa hatinya merasa sangat tenang. Berbeda dengan di kota, udara di sini terasa lebih segar. Pohon pohon masih terlihat sangat rindang di beberapa tempat. Pemandangan gunung gunung yang terlihat samar membuat kesan tersendiri untuk tempat ini.

Jefi memutuskan untuk berjalan jalan sebentar setelah dia selesai membereskan barang barangnya di kontrakan yang dia sewa.

Kakinya terus melangkah tanpa tujuan. Hanya mengikuti insting nya yang entah akan membawanya kemana.
Sepanjang perjalanan jefi terus saja bedecak kagum dengan pemandangan yang dia lewati.
Hingga akhirnya jefi sampai di sebuah pasar kecil yang lumayan ramai.
Terdiam sesaat memperhatikan setiap penjual dan pembeli yang sedang bertransaksi. Sampai saat netra nya melihat seorang gadis kecil yang sedang tertunduk lemas di pinggir sebuah toko bunga.

Jefi pun mulai melangkah perlahan menghampiri gadis kecil itu. Setelah sampai tepat di dekat gadis kecil itu masih tak menyadari kehadiran jefi. Membuat jefi dengan refleks berjongkok untuk mengsejajarkan tingginya dengan gadis kecil itu.

"Hallo.." sapa jefi yang akhirnya mendapat perhatian dari gadis kecil itu.

"Hai.." jawab gadis kecil itu dengan suara yang bergetar dan mata yang terlihat berkaca kaca.

"Kau sedang apa? Kenapa sendirian?" Tanya jefi sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencoba mencari seseorang yang mungkin sedang bersama gadis kecil ini. Tapi setelah di rasa tidak menemukannya jefi pun langsung melihat ke arah gadis kecil itu lagi.

"Aku ingin membeli bunga untuk kakek yang sedang ber ulang tahun tapi aku tidak sengaja menghilangkan uangku kak... hikss.."

Akhirnya tangis yang sedaritadi gadis kecil itu tahan pun pecah seketika membuat jefi terlihat khawatir lalu langsung membawa gadis kecil itu kepelukannya.

"Husshh.. cup cup cup.. jangan menangis yah. Nanti orang orang akan mengira kakak akan menculikmu kalau kamu menangis seperti ini." Ucap jefi mencoba menenangkan gadis kecil itu sambil mengusap lembut punggungnya.

Sebuah senyuman terukir indah di wajah tampan jefi saat merasakan gadis kecil itu mengangguk di pelukannya lalu seketika tangisannya pun mulai mereda.

Dengan perlahan jefi menjauhkan tubuh kecil itu agar ia bisa menatap gadis kecil itu dengan leluasa.
Tangannya terulur untuk menghapus jejak air mata yang masih terlihat jelas di pipi gembil itu.

"Sudah lebih baik?" Tanya jefi pada gadis kecil itu yang di balas dengan anggukan pelan.

"Sekarang ayo kita beli bunga untuk kakek." Ajak jefi.

Gadis kecil itu terlihat kebingungan lalu bibir nya kembali menekuk ke bawah bersiap untuk menangis lagi.

"Tapi uangku tidak ada kak." Gadis itu berucap sambil menundukan kepalanya mencoba mengingatkan jefi soal uang nya yang hilang.

Jefi pun tersenyum lalu kembali mengulurkan tangannya untuk menyentuh dagu gadis kecil itu dan mengangkat wajah nya agar melihat ke arahnya.

"Bagaimana kalau kakak yang akan membelikannya untukmu? Kau mau?" Tanya jefi dengan senyumannya.

Lalu seketika raut wajah gadis kecil itu pun berubah cerah dengan senyuman tipis yang terlihat di bibir mungilnya.

"Benarkah?" Tanya gadis kecil itu mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

I Can See You With My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang