Prolog: Tersingkir

11 2 0
                                    


"Juara umum untuk tahun ini jatuh kepada ..."

Sang pembawa acara sengaja mengulur waktu seraya memperhatikan semua pasang mata yang menunggu. Dia tersenyum, lalu mengalihkan perhatian pada amplop biru yang baru dibuka. Namun, keningnya mengerut begitu membaca nama yang tertulis di sana.

Para tamu undangan yang memenuhi aula sekolah tidak bersuara. Semua pasti menantikan siapa yang akan mendapatkan hak istimewa sebagai murid terpintar di SMA Brilliant. Di antara banyaknya murid, ada satu orang yang tersenyum diam-diam.

Siswi itu mengenakan seragam putih abu-abu seperti yang lain. Rambut sepinggangnya yang sedikit bergelombang hanya dihiasi bando putih polos. Dia menyilangkan tangan sambil menatap lurus pembawa acara di atas panggung.

"Harusnya ini, tuh, nggak perlu dilakuin. Kita juga udah hafal siapa yang bakal jadi juara umum. Iya nggak, sih?" ujar siswi berambut sebahu yang duduk di samping si siswi berambut gelombang.

"Nadia sayang. Formalitas itu tetap penting. Kita harus taat peraturan, kan?"

"Apa kata kamu aja, deh, Cla. Aku yang nggak pernah naik panggung diam aja," kata siswi bernama Nadia itu. Dia memperbaiki duduknya, lalu mengerucutkan bibir.

"Siswa kebanggaan kita tahun ini adalah," Suara pembawa acara kembali memenuhi aula. "Aruna Danastri."

Sepi. Tak ada satu orang pun yang bertepuk tangan. Seakan pembawa acara memang belum memberikan pengumuman.

Clarissa, siswi berambut gelombang menatap panggung tak percaya. Bagaimana mungkin ini terjadi? Bagaimana mungkin bukan nama Clarissa Danita yang dipanggil? Apa ada kesalahan pada pengetikan nama?

Akan tetapi, saat ada suara riuh tepuk tangan yang menggema di seluruh aula, Clarissa sadar. Dia tersingkir untuk pertama kali dalam seumur hidup. Tidak pernah ada yang mengalahkannya. Piala juara umum selalu menjadi milik seorang Clarissa.

Perasaan Clarissa bercampur aduk saat melihat seorang siswi yang dikenalnya naik ke atas panggung dengan senyuman lebar. Namun, itu bukan apa-apa dibandingkan dengan tatapan tajam sepasang mata yang mengarah padanya.

Kehidupan Clarissa yang damai berubah setelah hari itu. Semua karena gadis bernama Aruna Danastri. Nama yang akan selalu Clarissa ingat. Nama yang menghantuinya di masa depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Piala PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang