Siang hari yang begitu panas, kadet angkatan 104 kini berbaring di tanah bukan nya meredakan lelah mereka malah semakin lelah, sang peran utama cerita ini kini sedang duduk di bawah pohon menghela nafas panjang dan berat
"Lelah nya" ucap nya lirih meminum air yang tersisa lalu memejamkan mata, angin berhembus dengan kencang nya membuat rambut putih panjang milik nya terbang begitu saja terbawa angin
"Luna-chann apa air nya masih ada??" Ketenangan yang ia nikmati hilang seketika, tergantikan dengan suara berisik gadis yang di juluki 'gadis kentang'
Luna menatap nya lalu mengangguk memberikan sedikit air yang ia miliki pada rekan nya ini, Shasa meminum dengan rakus bahkan air yang ia minum mengalir ke leher nya dan membasahi baju nya, Luna menghela nafas lalu memberikan kain
"Leher mu itu, kalau minum pelan pelan kamu bisa tersedak, Shasa" nasihat nya pelan
Uhuk!! Uhuk!!
"Shasa! Pelan pelan kan? Sudah ku bilang"
"Hehe maaf!!"
"Ini habis tidak apa apa kan? Terima Kasih Luna, kamu yang terbaik" ujar Shasa lalu Luna mengangguk dan kembali melihat Shasa menjauh darinya dengan berjalan riang, Luna terkekeh melihat nya, Shasa itu... Lucu sekali.
~~~~~
Malam hari tiba Luna duduk di jendela dan menatap kosong tanah diam diam ia memikirkan ia akan masuk ke dalam pasukan yang mana? Penjaga? Militer? Atau Pengintai?, Lagi lagi ia hanya menghela nafas panjang sambil menutup mata, angin sepoi-sepoi datang menerpa wajah nya membawa terbang rambut nya yang ia gerai
Malam ini begitu indah, bulan bersinar begitu terang menyinari bumi, suara genangan air dari aliran sungai kecil terdengar, suara hewan hewan bak musik yang tidak pernah berhenti menemani Luna, angin yang lagi lagi berhembus membuat diri nya tenang, teh yang sudah dingin berada di samping nya
Luna meminum teh nya dengan nikmat dan ia merasa lega, lega karena bisa terhindar dari masalah, Luna menatap Shasa yang tertidur lalu menatap teman nya yang lain, ia tersenyum tak di sangka sejak jatuh nya Wall Maria beberapa tahun yang lalu, lalu masuk ke dalam pelatihan militer ini, berkenalan dengan beberapa orang menjadi teman dekat seperti Shasa, rasanya cepat sekali beberapa hari lagi mereka akan lulus dan masuk ke dalam pasukan masing masing
Luna pikir ia akan ikut dengan Shasa saja, jika Shasa memilih pasukan pengintai maka ia juga ikut, melihat Shasa makan, berlatih, tersenyum, tertawa, mengeluh, dihukum, selalu saja membuat Luna tersenyum sejak hari ia melihat Shasa di hukum oleh Keith Shadis, Luna merasa tertarik ia selalu ingin berada di samping Shasa, Melindungi Shasa, Mencintai Shasa, Menjaga Shasa, dan menjadi rumah untuk Shasa berpulang saat Shasa butuh pelukan
Sering kali kedua nya di anggap memiliki hubungan khusus -berpacaran karena Shasa yang selalu menempel pada Luna dan Luna yang selalu mencari Shasa saat tak berada di pandangan nya dan hal hal lainnya
Luna tertawa pelan saat ingat bahwa Shasa pernah hampir masuk ke solokan kotor jika ia tak menggenggam erat tangan Shasa, mengingat itu ia tersenyum, kenangan yang indah tak akan pernah ia lupakan sampai kapanpun bukan hanya bersama Shasa tapi yang lainnya juga
Luna turun dari jendela, berjalan pelan ke arah Shasa kemudian mengelus lembut rambut Shasa menatap nya lembut kemudian mencium kening nya, lalu kemudian Luna menaiki kasur nya dan tertidur
~~~~~~
Hari ini titan menerobos masuk kembali dingding, Luna menatap cemas berfikir apakah Shasa baik baik saja? Hanya Shasa yang berada di pikiran nya saat ini, sejak awal pemberitahuan bahkan hingga saat ini ia tak melihat Shasa sama sekali
"Sialan" umpat Luna saat gas nya hampir habis, ia melihat sebuah tim? Mungkin? Berada di atas genteng, Luna menghampiri mereka lalu matanya melirik kesana kemari, saat melihat Shasa ia tersenyum hangat melihat bahwa Shasa baik baik saja
Mikasa berpidato singkat entah apa itu Luna tidak terlalu mendengarkan nya karena sejak awal yang ia pedulikan hanya Shasa, yang ia rangkum adalah, Eren di makan titan lalu pembahasan tengtang menerobos ke markas mengisi ulang gas, hanya itu sisa nya ia tidak peduli
Luna menancap gas menuju markas ia melihat Mikasa yang kehabisan gas lalu terjatuh, Connie dan Armin menghampiri untuk membantu, Luna menatap sekilas kemudian ia kembali fokus pada tujuan nya
Saat sampai di markas Luna hanya diam menatap kaca tanpa menyimak diskusi yang ada di sana, Luna menatap sedih pemandangan di depan nya apa Shasa akan bisa bahagia dengan kondisi seperti ini? Apa dia bisa menikah dan melahirkan seorang anak di sini? Pikir nya, lalu ia mendengar suara pecahan kaca lainnya, itu Mikasa, Connie, dan Armin
Mereka bertiga menjelaskan kondisi, Luna melotot saat ada dua titan yang akan mengambil mereka dengan cepat ia berlari ke depan Shasa dan melindungi Shasa, lalu titan yang tampan menurut Luna, menonjok titan yang bersedia memakan mereka
Mereka terkejut namun dengan cepat Armin membuat formasi untuk mengisi gas ke bawah tidak ada senjata lagi di sini hampir menyerah sampai akhirnya dua orang membawa sebuah pistol satu kotak
Luna di tempatkan di bagian menembak, Luna mengambil posisi paling depan setidaknya Shasa terlihat oleh nya, lalu mulai lah penembakan dan juga pembunuhan titan, tapi titan yang Shasa dan Connie tidak berhasil di tebas, Luna melotot hampir turun dari tempat nya jika tidak di tahan
"SHASA!!!" jerit nya, namun Mikasa dengan cepat menolong nya, Shasa menangis dan memeluk Mikasa, Luna menatap nya tidak suka ia cemburu Luna tak mau jika Shasa memeluk orang lain selain dirinya
Akhirnya semua kembali mengisi gas, namun saat bersiap pergi tiba tiba saja titan yang menjadi penyelamat mereka tadi kehilangan keseimbangan dan terjatuh, seseorang keluar dari sana itu Eren, Mikasa menghampiri nya lalu menangis memeluknya begitu juga Armin
~~~~
"Keparat" umpat Luna saat seseorang menyenggol nya yang membuat air minum nya tumpah, Luna duduk di samping Jean di hadapannya kini ada Shasa dan Connie
Duarr
Tembakan meriam terdengar Luna sontak menutup mata karena terkejut, kepulan asap tebal terlihat dari sini, Luna menatap heran namun kembali diam dasar orang orang stress pikir nya
Ah peduli apa Luna? Dia tetap duduk sampai mendengarkan rencana Pyxis untuk menutup lubang menggunakan batu besar menggunakan titan Eren
Lagi dan lagi pikir Luna, ingin sekali ia tidur tenang seperti malam sebelumnya, Luna bermanuver ke atas dingding dan duduk di atasnya berbaring sebentar sebelum kepala nya di lemparkan oleh batu
"Komandan Pyxis!" Luna kembali berdiri dan memberi hormat
"Ada apa Luna mengapa kamu tidak membantu teman temanmu?" Tanya nya Luna kelabakan
"Siap pak!" Lalu Luna berlari sejauh mungkin dan mulai turun dari dingding dan menebas para titan, dan akhirnya suar hijau terlihat arti misi telah selesai
Luna mulai mencari Shasa panik saat ia tak menemukan Shasa di mana mana padahal keliling saja belum
"Shasa!" Panggil nya saat melihat Shasa lalu memeluk erat Shasa dan mencium pipi kening Shasa
"Lunaaaa" lalu Shasa membalas pelukan Luna
"Aku senang kamu baik baik saja di sini" ungkap Luna lalu mencium rambut Shasa yang wangi
"Aku juga senang" balas Shasa
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoris of my life it's you [E.Smith]
Fanfiction_____ Erwin Smith x Reader | | |------> 𝐊amu tau Tuan Smith? 𝐒ejak awal melihat mu berpidato panjang lebar 𝐀ku sudah mencintai dirimu sejak saat itu 𝐊ini dan juga nanti. 𝐊u harap takdir dapat menyatu...