dua

4 1 0
                                    




  pukul 3 pagi tapi nataka masih terjaga dari tidurnya, ia menyetel musik dengan volume setengah yang membuat ia masuk kedalam setiap lirik yang terdengar, matanya terus menatap kearah dinding yang di penuhi foto gadis yang se jujur nya sangat amat ia cintai, hubungan nya dengan jessica adalah alat untuk terlihat sempurna di mata warga sma swarda.

  Nataka terlalu ambis untuk terihat sempurna sebab hanya itu yang akan di lihat oleh sang papa yang kian memaksa untuk tampil sempurna di semua mata bahkan mata mereka yang sudah lama mati, bibirnya menyesap sebatang nikotin yang cukup membuatnya tenang dalam asap asap yang di buat nya.

"gis jangan pergi nanti gue ga punya rumah lagi" lirihan nattaka yang terbilang rendah dan hanya bisa terdengar oleh dirinya sendiri.

  "percaya gis sama gue untuk yang kesekian kali nya, tapi kali ini maaf gue akan bikin tangisan lagi untuk lo dalam malam lo yang sunyi" pengecut satu kata yang pantas untuk seorang nataka sebab nattaka hanya berani mengungkapkan kata hatinya untuk giska di saat malam menyapa saja atau bahkan saat giska dan orang lain tidak ada.

"lo rumah gue yang paling nyaman tapi kesempurnaan adalah jati diri gue yang ga akan pernah gue tinggalin" lagi dan lagi ego nya tak pernah bisa mengalahkan seorang nattaka si putera langit.

"gue janji gis akan hancurin siapapun yang bikin kaki lo melangkah pergi dari gue sekalipun itu keluarga lo atau gue, bahkan tuhan kita sekalipun" kepalanya menunduk dan air matanya menetes setiap mengingat betapa menyakitkan nya menjadi giska.

"gis lo harus jaga air mata lo untuk gue jangan pernah tetesin atas nama siapapun selain gue" egois nya mulai terlihat namun hanya akan menjadi rahasia nattaka dan tuhan.

nattaka mungkin masih terjaga namun gadis yang sedari tadi membuat nattaka kehilangan kewarasan nya sedang tidur nyenyak tanpa beban yang di bawanya, sebenarnya hanya terlihat tidak ada beban sebab sedari tadi ia memikirkan nasib untuk kedepan nya.

Giska terbangun ketika mendengar dering telfon dari hp miliknya yang mengganggu, tanpa mengangkat giska beranjak dari kasurnya sebab giska tau siapa yang berani menelfon di jam segini dan sudah pasti jawaban nya nattaka.

"berisik banget" dengan muka yang khas baru bangun giska melangkahkan kakinya kedapur untuk minum tanpa menghiraukan dering handphone nya.


777


  Pagi ini sekolah di hebohkan lagi dengan rumor sang pangeran yang berkencan dengan jessica, pasalnya nataka memasang story instagram foto dengan jessica di taman pada malam hari pukul 1 pagi, giska seolah tak peduli dengan teman-teman kelasnya yang asik bersgosip tentang nataka dan jessica, ia melangkah kan kaki nya ke taman belakang sekolah dan mulai menyalakan music lewat handphone, ia membaringkan tubuh nya dan menjadikan tangan nya bantal di belakang, matanya menatap langit pagi ini yang indah.

  dengan semua pikiran nya giska tak menyadari bahwa ada seseorang yang sedari tadi ikut bergabung disamping nya merebahkan diri, tak suka dengan keheningan itu orang itu pun mulai mengeluarkan suaranya.

"gis kangen" Giska yang mendengar itu menengok ke arah suara yang ternyata adalah nattaka, giska tertawa setelah tau orang yang baru saja bicara kepadanya adalah nattaka.

"harusnya gue yang ngomong gitu, lo kan yang dari kemarin sibuk sama mainan baru lo" nattaka terkekeh mendengar sindiran giska.

"nat kapan lo merasa puas sama gue?" mata nattaka langsung ter arah ke wajah cantik giska, ia diam sejenak mendengar lirihan yang baru saja keluar dari mulut giska.

"gue selalu puas punya lo gis" tangan nya meraba wajah giska yang telanjang.

"engga lo ga puas natt, kemarin bella sekarang jessica, besok gue yang lo buang?" giska menundukkan kepalanya menyembunyikan kesedihan dari nattaka.

melihat itu nattaka memegang dagu giska dan di angkat kepala sang gadis "hei, lo ngomong apa si, lo kan tau alasan gue deketin mereka itu apa"

"untuk kesempurnaan lo" mendengar itu nattaka terkekeh kembali.

"itu lo tau" giska mengehelakan nafasnya mendengarkan jawaban nattaka.

"maaf gue kurang sempurna sampe lo harus cari cewe lain yang sempurna buat lo pamerin di depan orang orang" matanya kini mulai berkaca kaca "gue cape natt sembunyi-sembunyi, gue cape mikirin perasaan lo yang sebenernya gue gatau itu ada buat gue atau engga, gue cape natt rasanyaa gue mau berenti sekarang juga" mendengar itu nattaka marah, matanya menajam dan raut wajah nya terlihat sangat emosi.

"jangan berenti gis lo harus bisa bertahan sama gue" egois hanya itu yang ada di otak giska untuk menggambarkan seorang nattaka prayan si putera langit

"gue tau nat, gue ga sempurna tapi gue juga bukan manusia bodoh yang rela bertahan padahal gue sakit, ada waktunya nat gue nyerah"

"kalo gitu lo harus sempurna supaya gue bisa tunjukin kalo lo cewe gue gis"

"kalo cuman itu pilihan nya, gue lebih baik ga pernah jadi sempurna, supaya hubungan gue sama lo cepet selesai" setelah mengucapkan itu giska beranjak pergi ke kelasnya pasalnya bel pergantian pelajaran sudah berbunyi.

777

Perkataan Giska terngiang dalam benak Nattaka sedari tadi, pikiran pikiran buruk tentang giska yang akan meninggalkan nya tergambar jelas dalam benak nya. ia bahkan tak peduli dengan jessica yanh sedari tadi memperhatikan nya yang terlihat melamun, namun itu bukan lah hal yang penting sekarang sebab dalam hidup nattaka hanya ada dua kepentingan yaitu sempurna dan giska sang pacar.

"natt kamu kenapa si aku liatin dari tadi bengong terus?" sembari meminum minuman yang tadi di beli jessica bertanya.

pertanyaan jessica membuat nattaka tersadar saat ini ia sedang berada di kantin dan harus memasang image pangeran sekolah yang sempurna.

nataka memasang senyum nya dan melihat jessica yang menatapnya bingung "gapapa aku lagi pusing mikirin tugas aja" mendengar itu jessica hanya menganggukkan kepala nya mengerti.

"oh iya natt kamu minggu ini ada acara ga?"

"engga, kenapa?"

"kita jalan yu, mau ga?" dengan semangat jessica mengajak nattaka.

"boleh" jawab nattaka terkekeh, "terus berharap jess karna kita ga akan punya kenangan selain di sekolah sialan ini" lanjutnya dalam hati, sebab nattaka ga akan pernah sudi membuat kenangan kepada siapapun selain giska.

Hai guys!!!
Jangan lupa vote dan komen nya ya!, sebenernya ini cerita ku yang ke dua, tapi karena akun ku yang satu hilang karena lupa email nya jadi aku bikin baru, aku berharap dukungan dari kalian!!!

AIR MATA UNTUK NATAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang