Budayakan vote dan komen setelah membaca ya, jangan lupa kritik dan sarannya jugaa!!Eits, yang paling penting jangan lupa di follow hehe.
Terima kasih~
***
Brum... brum...
Cittttt!
Motor sport bewarna hitam pekat berhenti tepat di depan gerbang rumah bercat putih. Sang pemilik motor langsung membuka helm full face miliknya dan turun dari motor, matanya melirik ke arah spion lalu tangannya terangkat untuk menata rambutnya yang sedikit berantakan sebelum melangkahkan kakinya ke dalam rumah milik Nayla.
Ting tong!
Setelah menunggu selama 5 menit lamanya pintu rumah bercat putih itu terbuka dan muncullah gadis cantik berambut sebahu yang sudah lengkap dengan seragam sekolahnya.
"Haii, good morning!!" sapanya riang dan tak lupa senyuman manisnya yang selalu keluar dari bibir ranumnya itu.
"Good morning juga kesayangann" balasnya tersenyum lalu tangannya terangkat mengacak-acak rambut milik Nayla gemas.
"Yaallah, rambut gue yang di acak-acak kenapa malah jantung gue yang berantakan?!" batinnya menjerit.
"Artaaa!, rambutku jadi berantakan inii?!" teriaknya kesal.
Tangan Arta terangkat membenarkan rambut milik Nayla "Iya-iya maaf, nih aku benerin"
"Ayo kita berangkat, nanti telat terus ntar dihukum sama pak Memet" ucapnya sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Tenang Nay, kita gak bakalan telat sekarang masih jam 06.45, sedangkan gerbang ditutup jam 08.00" jawabnya tenang.
Setelah selesai memakaikan helm di kepala Nayla dan memastikan kalau Nayla duduk dengan nyaman baru ia menyalakan motornya lalu mengendarainya dengan kecepatan sedang.
Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit lamanya, motor sport itu mulai memasuki kawasan sekolah. Arta memberhentikan motornya di tempat parkir khusus siswa-siswi SMA Mandala, disana sudah ada keempat sahabat Arta yang menunggu kedatangan mereka berdua. Sudah menjadi rutinitas sehari-hari mereka jika salah satu diantara mereka belum datang maka mereka akan menunggunya.
"Eh neng Nayla, makin cantik aja" goda Joni, ditanggapi dengan senyuman manis dari Nayla.
"Nayla!"
Panggilan itu membuat gadis berambut sebahu itu menolehkan kepalanya ke belakang.
"Rita! sinii" panggilnya sambil melambaikan tangan menyuruh Rita mendekat kearahnya.
"Lo udah ngerjain tugas dari pak Tono yang minggu kemarin?" tanya Rita.
"Udah, kenapa? lo pasti belom ngerjain kan?" tebak Nayla ia sangat hafal dengan sifat temannya yang satu ini.
"Hehe, gue nyontek yaa please" mohon Rita dengan muka memelas.
"Jangan mau Nay, gak usah di contekin biarin si Rita di hukum sama pak Tono" sambar Novan.
"Apasih lo! nyaut aja, kayak lo gak pernah nyontek aja!" jawab Rita ngegas
"Heh! asal lo tau ya, gue emang gak pernah nyontek tapi gue cuma nyalin jawaban si Danis" jelas Novan panjang lebar.
"Sama aja oncom!" jawab Joni ngegas sambil memukul kepala Novan.
Plak!
"ANJING" maki Novan.
"Bego kok dipelihara" saut Danis sambil melangkah kakinya pergi menuju ke arah kelas meninggalkan semua teman temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arta
Teen Fiction"Arta!" Arta yang merasa namanya di panggil pun langsung menolehkan kepalanya kearah gadis cantik yang berdiri disampingnya. "Kenapa, hm?" "Kalau Tuhan cuma ada satu, kenapa cinta beda keyakinan gak bisa bersatu?" tanya Nayla lirih. Arta tersenyum...