Anytime - Bagian 1

48 2 1
                                    

•••

"Berhenti sok peduli, Kak. Kamu tahu ini cuma pura-pura 'kan? Jangan berlebihan."

"Siapa bilang ini pura-pura? Saya mau kamu menganggap ini semua sungguhan, saat ini juga."

•••

Langkahnya terburu menuju Gerbang yang ia incar. Berlarian bersama beberapa manusia lainnya yang sama telatnya seperti dirinya. Salahkan saja alarm di kamarnya yang berbunyi telat, walaupun sebenarnya itu adalah kesalahannya sendiri.

"Hahh.. Hahh.."

Napasnya tercekat. Membutuhkan banyak oksigen untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya, kalau tidak dia bisa mati karena berlarian saat masih pagi seperti ini.

Matanya menelisik, dirinya berhasil masuk kedalam gerbang besar yang di jaga oleh Satpam Galak itu. Manusia ini berjalan sedikit agak santai menuju barisan paling belakang khusus untuk murid terlambat seperti dirinya.

"Maju, telat 'kan?"

Tatapan dingin yang di lemparkan kearahnya itu tak mampu membuat dirinya kapok. Berkali-kali terlambat dan selalu berhadapan dengan orang di sampingnya yang menjulang tinggi ini. Lagi-lagi tolong salahkan alarm di kamarnya.

Dirinya hanya menurut. Berjalan ke barisan paling depan, yang pasti dapat dilihat para warga Sekolah. Dirinya tak peduli, tatapan tak mengenakan seperti itu sudah biasa ia dapatkan.

Dan yang harus ia pedulikan-ralat-yang harus ia urus adalah si Ketua Osis menyebalkan itu, si manusia yang menjulang tinggi di sebelahnya tadi, Ranu Adi Puro. Matanya masih menatap nyalang kearah dirinya, entah apa yang ada di pikirannya. Yang jelas, dirinya tak akan tinggal diam.

"Ribet."

Bisikannya hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri. Hanya dirinya yang berdiri didepan, sendirian. Yang lainnya? Ada dibarisan paling belakang. Alasannya pasti sama; mereka tidak sering terlambat seperti dirinya.

Setelah Upacara selesai, dirinya tak bisa langsung bernapas lega. Ranu, Ketua Osis SMA SEBRANG 1 ini masih terus ingin memperpanjang masalah ini, atau bisa disebut juga masalah dirinya.

"Ikut saya."

Dirinya pasrah. Untuk apa melawan? Ranu Adi Puro mana mau mengalah, sekalipun kepada dirinya yang berjenis kelamin perempuan ini.

Mereka berdua masuk ke Ruang Osis. Di dalam sepi. Anggota yang lain pasti sedang berkeliling untuk memastikan Ruang Kelas bersih dan tertata rapi, dan pasti mengurus anak-anak lainnya yang juga telat seperti dirinya.

"Duduk."

Ranu juga ikut duduk. Menghadap kearahnya, lebih tepatnya memang seharusnya begitu. Mata laki-laki itu menatapnya tak suka dan kecewa. Dan dirinya hanya bisa menatapnya dengan tatapan jengah. Lagi-lagi harus berhadapan dengan tatapan menyebalkan milik Ranu yang satu ini.

"Saya udah bilang tadi, berangkat lima menit setelah saya berangkat, Gezya. Kenapa kamu malah berangkat tiga puluh menit setelah saya berangkat?" Ranu menatapnya tepat. menghantarkan rasa kesal kepada Gezya, manusia ini.

"Kebelet tadi."

"Gez, saya tahu kamu, kamu buang air besar itu gak sampai lima belas menit."

AnytimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang