Anytime - Bagian 4

15 2 0
                                    

"Berhenti deket sama Rayoo. Saya males liatnya."

"Cemburu? Kak Ranu mana boleh cemburu."

"Boleh. Hak saya."

•••

Gezya sudah terbaring di kamarnya sendiri yang berada di rumahnya. Meninggalkan Ranu yang masih berbicara dengan Neneknya serta keluarganya yang lain. Gezya masih kesal dengan keputusan tentang pesta perayaan itu. Memang sudah adat dari kedua Keluarga sejak dulu, mengadakan perayaan atas kelulusan dari anak, cucu serta cicit mereka.

Gezya hanya tidak terima saja. Apalagi nanti, perayaannya di gelar di rumah Gezya. Kebetulan jarak rumah Keluarga besar Ranu terletak cukup jauh, butuh waktu dua jam untuk sampai di sana. Gezya tak masalah menggunakan rumah Keluarganya, tapi itu tak masuk akal untuk teman-teman sekeliling Ranu nantinya.

Pintu kamarnya terbuka. Menampilkan Ranu yang masih saja menyampirkan tas miliknya dan milik Gezya. Gezya berganti posisi menjadi tengkurap, mencoba tak membuat konta mata dengan Ranu yang pasti akan mulai mengoceh ke dirinya.

"Gez,"

Ranu duduk di pinggiran kasur. Di samping Gezya yang tengkurap. Tas Gezya dan miliknya ia taruh diatas meja belajar Gezya yang terlihat kosong, hanya ada beberapa buku komik yang menumpuk.

"Saya mau ngomong. Duduk sebentar."

Gezya mendesah kesal. Namun dirinya tetap menuruti ucapan Ranu. Duduk menghadap Ranu dengan wajah tertekuk.

"Ayo buat semuanya mudah, Gez."

"Kak Ranu ngerti gak, sih? Kalau sampai temen-temen Kak Ranu curiga, kenapa sampai Kak Ranu ngadain pesta perayaan kelulusan Kak Ranu di rumah aku, Kak Ranu bakalan menyangkal dengan alasan apa? 'Kan bisa di ballroom hotel, atau taman yang bisa di sewa. Kenapa harus di sini?"

Ranu mendengus. Gezya mulai berisik.

"Saya minta maaf kalau acara kelulusan saya malah ngebuat kamu gak nyaman begini. Saya bakal bicarain hal ini ke Keluarga kita. Gak perlu ada acara kelulusan kayak gini—"

"Enggak."

Gezya memotong ucapan Ranu dengan cepat. Ranu sampai tersentak sedikit tadi. Gezya menggeleng dengan tetap bersama wajah tertekuknya.

"Gak usah. Gak pa-pa, gak perlu dibatalin. Lanjutin aja. Mama sama Bunda udah nyiapin semuanya sampai kemarin sempet kurang tidur."

Tangan Ranu terulur kearah Gezya, meminta cewek itu mendekat kearahnya. Ranu menatap Gezya dengan wajah seriusnya. Gezya sendiri sudah meluruhkan wajah kesalnya itu. Membuang jauh-jauh keegoisannya.

"Kamu yakin?"

"Iya. Tapi yang penting, jangan sampai mereka tahu. Aku gak mau kalau sampai ada yang bocor dan semuanya jadi berantakan."

Ranu terkekeh. Kemudian mengangguk dengan mantap, meyakinkan Gezya bahwa dirinya mampu membuat suasana tidak berfokus kepada mereka berdua.

🌑🌒🌓🌔🌕

Sudah tiga bulan lamanya sejak Gezya yang sempat merengek kesal karena takut hubungannya dan Ranu diketahui oleh murid Sekolah mereka. Dan malam ini, waktunya hari itu tiba.

AnytimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang