19. Anggap saja seperti itu

1K 165 33
                                    

~Cerita fiksi
~update semaunya
~typo bertebaran

"Jangan menyerah, karena takdir memang suka mempermainkan hidup kita"

_Farelio Alneeson_

Happy reading

Pagi menjelang siang, Zian tengah bersiap dengan pakaiannya. Ia akan pergi bersama Farel, iya, Farel, kakak yang selalu mengabaikannya.

Entah karena apa Farel mengajaknya pergi ke mall, Zian berpikir mungkin ia akan di jadikan babu saat di sana. Padahal Farel ingin menyenangkan adiknya, anggap saja salah satu penebus semua kesalahannya selama ini.

Tidak hanya berdua, ternyata Zivanna juga ikut. Anak pertama keluarga Alneeson itu bilang ingin mencari gaun dan kado untuk acara ulang tahun sahabatnya, Zian percaya saja atau lebih tepatnya tidak peduli.

"Udah siap?" tanya Anna saat melihat Zian turun dari tangga.

"Iya." jawab Zian.

"Yuk bang, kita berangkat sekarang." ucap kembali Anna.

Mereka pergi menuju mobil yang sudah di panaskan mesinnya oleh pak supir, Farel langsung duduk di kursi kemudi diikuti Anna di sebelahnya.

Zian duduk di belakang, tidak masalah sih karena ia juga tidak mau duduk berdekatan dengan Farel. Suasana hening menyelimuti mereka, tidak ada yang berani membuka obrolan. Zian memilih menikmati pemandangan jalanan, sedikit kesal karena Roxy malah memintanya menerima ajakan Farel.

Roxy sengaja melakukannya, sebagai saudara mereka butuh waktu untuk saling mendekatkan diri. Kalau tidak berhasil, Roxy akan membantu lebih banyak lagi.

Mungkin terkesan aneh, Roxy yang awalnya menjauhkan Zian dan Farel kini malah seperti mendukung usaha Farel untuk berbaikan. Itu karena Joan menceritakan seperti apa keadaan Farel saat mendapat penolakan dari adiknya malam itu.

Jadi sekarang Roxy memilih untuk mengawasi saja, karena target utama sekarang adalah Deo dan keluarganya. Terlalu banyak hal menarik yang Roxy dapatkan tentang keluarga itu, dan anehnya ia merasa sangat tertarik untuk mempermainkan mereka.

.

.

.

.

Di sebuah restoran,.

Roxy menikmati makan siang bersama kliennya dengan nikmat, obrolan santai tercipta diantara mereka. Walaupun tidak bisa bertemu langsung dengan CEO perusahaan tersebut, paling tidak ia bisa berhubungan baik dengan sekertaris nya.

"Saya benar-benar tidak menyangka kalau anak seusia anda adalah CEO dari AUX coorporation, sangat hebat." kata Seno.

Kalimat pujian terus ia lontarkan pria berusia 30 tahunan itu, Roxy hanya menanggapinya dengan seulas senyuman. Tidak lebih, karena lebih baik menunjukkan wibawa dirinya sebagai pemimpin perusahaan warisan ayah dan kakeknya.

Makan siang selesai, Roxy dan perwakilan Lindex company juga sudah selesai menandatangani perjanjian usaha mereka.

"Semoga kerjasama kita membuahkan hasil yang baik, sekali lagi saya minta maaf karena memaksa bertemu hari ini." kata Seno yang merasa tidak enak hati.

PERUSAK ALURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang