"plak"
"Sudah berapa kali saya bilang jangan pernah kamu berani keluar kamar dengan menampakkan wajah menjijikan itu ke tamu saya,karena saya malu punya anak pembunuh dan pembawa sial seperti kamu.
"Gio mintak maaf pah tadi gio cuma ma-
"Plak"
Satu tamparan lagi mendarat di pipi mulus gio tamparan kali ini sangat keras sampai sudut bibir gio sedikit robek,tanpa perasaan Frans memegang kuat rahang gio membuat gio sedikit meringis karna sakit.
"Jangan panggil saya papa karena saya tidak sudih punya anak pembunuh dan pembawa sial seperti kamu, masih baik saya mengizinkan kamu tinggal di rumah ini kalau menurut kata hati saya sudah lama saya ingin membunuh kamu tapi sayangnya mama saya masih menyayangi kamu.
"Kalau saya di kasih pilihan Demi tuhan saya lebih baik tidak memiliki seorang anak dari pada punya satu anak seperti kamu pembunuh dan pembawa sial"
Setelah mengatakan itu Frans langsung melonggos pergi dari kamar gio dengan membanting pintu membuat bik Minah yang ada di luar kamar gio kaget.
Melihat majikannya sudah pergi bik Minah langsung memasuki kamar gio dan bisa dia lihat anak kecil itu sedang menanggis sambil memegang kursi rodanya dengan kuat.
Bik Minah langsung membantu gio naik ke atas kasur dia tau bagaimana perasaan gio saat ini."Bik kenapa papa nggak sayang lagi sama gio? Papa selalu salahin gio karna kematian mama padahal gio juga nggak mau mama pergi.
Tanggisan Gio semakin keras membuat bik Minah ikut menanggis."Papa sayang banget sama den gio tadi papa cuma capek aja karena kerjaan di kantor makanya papa emosi,den gio jangan pernah benciin papa ya gimanapun tuan itu papanya den gio.
Gio yang mendengar nasihat dan cara bicara bik Minah yang sangat lembut itu hanya mengangguk,karena dia paham apa yang di katakan bik Minah.
Bik Minah sangat menyayangi gio karena dengan cara ini lah dia bisa membalas budi Fariza mamanya gio,mama nya gio begitu baik dengan bik Minah dan keluarganya. semua pelayan tidak ada yang peduli dengan gio lebih tepatnya mereka tidak berani terlalu dekat dengan gio karena takut dengan Frans cuma bik Minah lah yang selalu mengurus Gio dan memberikan kasih sayang seperti seorang ibu.
"Hoamm" terdengar suara gio yang menguap karena mengantuk dan gio juga sudah berhenti nanggis.
"Ya udah sekarang saatnya den gio bobok biar bibik yang temanin aden.
Berapa menit kemudian terdengar dengkuran kecil dari gio anak itu sudah tidur bik Minah beranjak keluar kamar gio tidak lupa mengecup singkat pipi gio.
__________________________________
Didalam ruangan yang bernuansa hitam pekat terlihat seorang pria dengan memakai kemeja putih rambutnya sedikit berantakan dan 2 kancing atas kemejanya terbuka tapi itu tidak mengurangi ketampanannya.
Frans terus menatap sebuah Poto dan jarinya yang mengelus lembut Poto wanita itu yang tak lain Poto Fariza mendiang istrinya tak terasa air mata nya menetes mengingat masa-masa diwaktu bersama sang istri.
"Za dulu kamu janji akan selalu berada disamping aku sampai kita menua bersama,tapi kenapa sekarang kamu ingkar janji kenapa kamu pergi duluan.
Kalau aja anak sialan itu tidak ngotot mengajak kamu keluar semua ini tidak akan pernah terjadi dan kamu mungkin sekarang masih ada disamping aku.Setiap pulang kantor Frans selalu menghabiskan waktunya di dalam ruangan kerja dia sama sekali tidak peduli dengan keberadaan gio setiap Frans melihat wajah gio rasa benci itu bukannya berkurang tapi malah bertambah.
Tak terasa sekarang sudah menunjukkan pukul 01.27 Frans langsung beranjak keluar menuju kamar dia mulai mengantuk karena lelah menangis.
Assalamualaikum...
Ini cerita pertama aku jadi maklum kalau terdapat banyak kesalahan dan agak berantakan kalau kalian suka ceritanya komen aja next dan kalau kalian nggak suka ceritanya kalian boleh berhenti baca jangan hujat🙏Kalau bisa kalian jangan panggil aku Mimin,min,author,tapi panggil aja Mak karena aku nyaman dengan panggilan itu😂
Kalau terdapat kesamaan dan nama tokoh yang sama dengan cerita yang lain mak nggak tau yang jelas ini semua murni keluar dari otak udang Mak😂
Salam sayang semuanya♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Giovan Mahendra
RandomGiovan Mahendra anak kecil yang berumur 7 tahun tapi diusianya yang muda dia harus menerima kenyataan kalau dia dinyatakan lumpuh permanen,dan ditambah lagi sang papa yang selalu menyalahkan nya atas kepergian mendiang istrinya. Harapan Gio hanya in...