Flashback
Dirumah besar yang mewah terlihat anak kecil yang berumur 4 tahun sedang menangis karena meminta mama nya membeli es krim,Fariza yang melihat sang buah hati menangis jadi tidak tega.
"Mama bakalan beliin gio es krim tapi gio berhenti dulu nangisnya"
Sekarang gio tungguin mama ganti baju dulu habis itu baru kita berangkat beli es krim"Seketika gio langsung berhenti nangis dan langsung mengikuti langkah Fariza menuju kamar.
Sekarang mereka sudah ada di dalam mobil dengan Fariza yang menyetir dan gio duduk di kursi samping Fariza,awalnya suasana di dalam mobil cukup hening Fariza yang pokus menyetir dan gio yang sibuk memakan buah pisang.
tiba-tiba terdengar ponsel bergetar Fariza langsung mengambil ponselnya tapi ketika ingin menjawab panggilan dari suaminya Fariza dibuat kaget dengan truk yang didepannya karena kaget Fariza langsung membanting setir sampai menabrak pembatas jalan .orang- orang berkerumunan mendekati mobil Fariza yang sudah hancur.Siang itu Fariza Aulia dinyatakan meninggal ditempat sedangkan gio detak jantungnya melemah dan segera dilarikan kerumah sakit pelita.
Mendengar kabar kecelakaan yang menimpa istri dan anaknya Frans langsung menuju ke rumah sakit dengan membawa mobil di atas kecepatan rata-rata Frans sangat terpukul karena mendengar orang tersayang nya terluka.
Setelah sampai di rumah sakit Frans langsung mencari ruangan Fariza dan disini lah Frans sekarang di depan mayat sang istri tercinta,dia berharap ini cuma mimpi.
"Za,kamu jangan becanda dengan kematian kamu cuma tidur kan? Ayo bangun aku butuh kamu za,tanpa sadar Frans menguncang kuat badan Fariza dia tidak terima atas kepergian sang istri.
Mau sekuat apapun frans meminta Fariza untuk bangun itu tidak akan pernah bisa karena ini adalah akhir hidupnya.
_________________________________
Sudah dua Minggu kepergiaan Fariza dan sudah selama itu juga Gio koma dan dinyatakan lumpuh permanen Frans sama sekali tidak peduli dengan keadaan gio dia terus menyalahkan gio karena sudah membuat istrinya pergi.frans menyalahkan gio karena dia tau gio lah yang memaksa Fariza untuk keluar membeli es krim kalau saja gio tidak memaksa Fariza keluar ini semua tidak akan pernah terjadi.
Setiap teman dan rekan bisnis Frans menanyakan Gio dia selalu mengatakan kalau anaknya sudah meninggal di waktu bersama istrinya.
Cuma Evi mama Frans lah yang selalu merawat gio dirumah sakit kadang Evi bergantian dengan Fira anak bungsunya, Frans sama sekali tidak peduli lagi dengan gio.
"Fira kamu siang ini jagain gio ya,mama mau kerumah abang kamu"
Rencananya siang ini Evi akan kerumah Frans untuk menjenguk anak sulungnya itu
"Mmm,,baik lah mah"
Setelah mendengar jawaban anak gadisnya Evi langsung bergegas pergi ke rumah Frans.
Skip
Sekarang Evi sudah sampai di kediaman anak sulungnya dia langsung berpapasan dengan bik Minah.
"Bik dimana Frans?
"Tuan ada ditaman belakang Nya"
Bik Minah yang melihat ibu majikannya langsung menunduk hormat."Owh baik lh bik ,terima kasih"
"Sama-sama Nya"
Sekarang Evi sudah ada ditaman belakang dapat dia lihat seorang pria bertubuh kekar sedang menatap kosong kearah kolam.
"Frans"
Frans yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh ke belakang dapat dia lihat mamanya berdiri tepat di belakangnya, dia langsung menghampiri Evi dan mencium tangan sang mama.
"Mama kapan kesini? "
"Seharusnya mama yang tanya sama kamu Frans kenapa kamu nggak kerumah sakit dan jengguk anak kamu,gio butuh doa dan support dari kamu agar dia bisa pulih"
"Anak aku sudah mati Ma bersama Fariza yang dirumah sakit itu cuma pembunuh dan pemba-
"Plak"
Belum selesai Frans melanjutkan omongannya tangan halus Evi sudah terlebih dahulu menampar nya
"Istighfar Frans mau sampai kapan kamu menyalahkan Gio,gio juga korban di kecelakaan itu seharusnya kamu mendoakan kesembuhan gio bukan menyalahkan dia,kamu sekarang kerumah sakit dan lihat keadaan anak kamu yang lagi sekarat selang ada dimana-mana sudah dua Minggu dia tidak bangun dari koma kalau nanti dia bangun terus dia mencari mamanya dan dia tau kalau dia lumpuh dia bakalan sedih seharusnya kamu pikirin itu semua Frans bukan hanya bisa menyalahkan dia kalau pun Fariza masih hidup dan mendengarkan omongan kamu yang menyakiti putranya mama yakin Fariza nggak akan pernah maafin kamu.
Setelah mengatakan itu Evi Langsung pergi dengan hati yang sakit karena cucu kesayangan nya dibilang pembunuh oleh putranya sendiri.
"Semuanya membela anak sialan itu dia memang pantas untuk dibenci atas perbuatannya sendiri"
"Plak"
"Sakit goblok"
Dengan entengnya Raffa memukul lengan Frans membuat sang empu sadar dari lamunannya
"Lo kenapa sih dari tadi gue panggilin diam mulu kerasukan mbak Kunti baru tau rasa lo mana gue kagak hafal lagi ayat kursi kan berabe kalau lu kerasukan"
"Lo mah bacaan bismillah aja kagak ingat apalagi baca ayat kursi mana hafal Lo"
"Heh gini-gini gue udah lulus iqro 3 ya jangan salah lu"
"Baru iqro 3 aja bangga lah gua sudah khatam Al Qur'an biasa aja tuh"
"Percuma lo sudah khatam Al-Qur'an sekalipun tapi kelakuan lo seperti iblis melebihi segala iblis mana ada ayah yang tega menyiksa fisik dan batin anaknya di karenakan suatu masalah yang tidak dia lakukan"
"Udah lh percuma gue ngomong sama Lo toh nggak lo dengerin juga mending gue nyari janda lumayan cuci mata"
"Janda Mulu dipikiran otak udang lo,lu kagak liat apa noh pekerjaan lo numpuk berkas-berkas pada kangen dengan jari lentik lu"
"Bodoh amat"
Tanpa mendengar kan ocehan bos nya ,Raffa langsung pergi.Hati kecil Frans sedikit tersintil oleh omongan Raffa tapi segera di tepis Frans karena anak sialan itu memang pantas menerima perlakuan buruk darinya.
"Kita lihat saja sampai kapan anak sialan itu dapat bertahan hidup dibawah siksaan saya"
Seringai iblis terukir indah dibibir Frans.Hallo anak Mak kalian apa kabar? Jangan sakit-sakit ya ntar kalau kalian sakit siapa lagi yang baca cerita Mak😂
Gimana ini part 5 nya kalian suka nggak? Kalau suka jangan lupa vote and komen ya
Salam sayang anak Mak♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Giovan Mahendra
RandomGiovan Mahendra anak kecil yang berumur 7 tahun tapi diusianya yang muda dia harus menerima kenyataan kalau dia dinyatakan lumpuh permanen,dan ditambah lagi sang papa yang selalu menyalahkan nya atas kepergian mendiang istrinya. Harapan Gio hanya in...