dikala akal diasah,
ketika otak dikerah,
jari jemari menyerahkan kudrah,
aku terus meluah,
hiba, sedih dan kecewa,
akan perihal manusia,
tanpa penat lelah,
bersaing sesama mereka,
untuk udara yang sama,
Tuhan itu adil, kau juga tahu,
kita semua sudah diberi amaran,
tetapi masih hidup berkiblatkan,
tabiat mereka yang seakan tidak bertuhan,
maka, dimana silapnya?-budakestet
YOU ARE READING
Luahan Anak Marhaen
Poetrysedikit coretan tentang apa yang aku saksikan pada kehidupan masa kini