4. Xavier Murka

947 155 13
                                    

Chapter 4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 4

Xavier Murka

Seperti Andrea yang terkejut melihat kedatangannya, Jasmine Lane juga tidak kalah terkejut melihat Andrea. Bagaimana mungkin ada kebetulan yang sangat di dunia ini? Andrea kabur dari pernikahan.

Wanita berambut pirang dengan tubuh tinggi dan kaki jenjang itu melemparkan senyum sinis kepada Andrea seraya mendekat dengan anggun lalu berkata, "Ramona, tinggalkan Nyonya Muda denganku. Biar aku yang mengurusnya."

Pelayan itu mengangguk lalu pergi, sementara Andrea meletakkan kertas ke atas meja lalu berdiri di belakang Andrea. Dipegangnya bahu Andrea dengan lembut dan membungkuk, wanita itu mendekatkan bibirnya ke telinga Andrea.

"Kau pikir kau bisa lari dariku, Anak Jalang?" bisik Jasmine sementara Andrea hanya bisa menelan ludah. "Aku sudah mendengar bagaimana Xavier menemukanmu di pinggir jalan, kau ini benar-benar sial, ya?"

Jantung Andrea seperti berhenti sesaat. Pria itu Xavier Xarxas? Kekasih kakaknya? Pria tua—yang ia kira pria tua. Nyatanya adalah pria yang usianya mungkin tidak terpaut jauh dari Jasmine dan memiliki paras tampan.

Ya. Xavier sangat tampan. Andrea mengakuinya, pantas saja Jasmine melakukan segala cara agar dapat memiliki posisi aman di samping Xavier, si pria kaya yang tampan.

"Jika Xavier tahu kalau kau adalah pengantinnya yang melarikan diri, kau akan mendapatkan kesulitan, Bitch," lanjut Jasmine dengan nada sinis. "Kuberitahu kau, aku kemari untuk memaksa gadis yang ditemukan Xavier di jalanan untuk dijadikan pengantinnya. Tapi, tidak disangka, ya? Kau seperti ikan yang datang sendiri ke dalam jaring."

Andrea kembali menelan ludah dan diam-diam tangannya mengepal karena ucapan Jasmine benar. Ia seperti ikan bodoh yang datang sendiri ke dalam jaring nelayan. Sekarang ia sudah tamat, tidak ada jalan untuk melarikan diri lagi.

"Andai kau tidak melarikan diri, aku yakin semua akan berjalan seperti yang kuinginkan. Sayangnya kau terlalu bernyali besar menyinggung keluarga Xarxas, sekarang nasibmu di rumah ini... aku pun tidak bisa membantumu," kata Jasmine seraya mulai menata rambut Andrea.

Sebenarnya meskipun benar keluarga Xarxar adalah keluarga yang kaku, Andrea sama sekali tidak takut menghadapinya. Tetapi, Jasmine dan ibunya adalah orang yang sama, mereka tidak segan-segan melakukan apa saja untuk mencapai ambisinya. Andrea kini hanya bisa pasrah, semua pemikirannya untuk melarikan diri dari rumah itu sudah luluh lantak.

Jasmine menginginkan kedudukan menjadi Nyonya Xarxas dengan aman melalui dirinya sedangkan ibunya takut akan kehilangan fasilitas yang telah lama dinikmati di keluarga Lane. Ibunya lebih memilih memihak pada anak tirinya, bahkan memohon dan membujuknya agar menuruti kemauan Jasmine hingga Andrea sempat berpikir jika Tuhan tidak adil padanya.

"Ini adalah saat yang tepat untuk membalas budi," kata ibunya kala itu.

Konyol sekali. Balas budi? Yang mana? Seharusnya ibunya yang membalas budi kepada keluarga Lane yang mengangkat derajatnya. Bukan dirinya.

Sejak ibunya terlibat skandal dengan Tuan Lane dan menceraikan ayahnya, Andrea tinggal bersama ayahnya dan hidup dalam kesederhanaan. Delapan bulan yang lalu ayahnya sakit dan meninggal dunia, Andrea pun hidup dari uang pensiunan ayahnya yang tidak seberapa. Untungnya ia dikaruniai otak yang cerdas sehingga biaya kuliah didapatkan dari beasiswa.

Ibunya yang tidak banyak berperan dalam hidupnya itu justru sekarang menagih balas budi. Betapa lucunya sedangkan dirinya tidak merasa berutang apa pun pada ibunya dan keluarga Lane. Satu-satunya utang Andrea pada ibunya adalah karena wanita itu adalah wanita yang melahirkannya.

Andrea menghela napasnya, tatapan matanya lurus menatap bayangan Jasmine di dalam cermin, dan di benaknya Andrea bersumpah akan membuat Jasmine dan ibunya mendapatkan balasan yang setimpal karena telah melemparkannya ke dalam kesulitan demi kepentingan pribadi mereka.

"Kuingatkan sekali lagi, Xavier tidak menyukai kacang-kacangan. Jadi, jangan pernah kau memakan kacang selama menjadi istrinya atau kau akan berakhir di penjara, dia juga tidak bisa tidur dalam gelap. Jadi, jangan pernah kau mematikan lampu kamar saat tidur dan dia juga gila kebersihan," kata Jasmine seraya menyematkannya jepit rambut dengan kasar di rambut Andrea hingga Andrea meringis kesakitan.

Andrea sudah membaca perihal itu dalam surat perjanjian. Terserah saja, pikir Andrea. Ia lebih baik mencari cara agar Xavier menceraikannya sebelum dirinya hamil dibandingkan menjadi istri pria yang takut gelap itu.

"Gunakan lipstik merah. Xavier menunggumu di bawah," ucap Jasmine kemudian meninggalkan Andrea yang membisu.

Wanita cantik berambut pirang dengan warna mata hijau cerah itu tersenyum mengejek lalu mengambil kembali kertas di atas meja dan meninggalkan Andrea.

***

"Apa dia bersedia menandatanganinya?" tanya Xavier pada Jasmine.

Jasmine melangkah mendekati Xavier seraya melemparkan senyum manisnya. "Dia adalah Andrea Bougenville, gadis yang akan kau nikahi."

Rahang Xavier seketika mengeras, murka karena wanita pengendara mobil bobrok itu ternyata orang yang melarikan diri darinya. Di Los Angeles, ada ribuan wanita dari kalangan kelas atas yang mendambakannya, tetapi Andrea memiliki nyali besar. Berani-beraninya menolaknya dengan melarikan diri dari pernikahan mereka.

Bersambung....
Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan Rate!
Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis!
🍒😊🌸

FORCED MARRIAGE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang