Hola, selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Chapter 6
Pasangan Jahat
"Oh, akhirnya si pembuat onar datang juga," kata wanita tua yang duduk di sofa, bersebalahan dengan pria tua yang rambut dan alisnya telah memutih sedang duduk di kursi roda. Andrea menebak mereka adalah nenek dan kakek Xavier
"Nek, kami sangat gugup. Itulah sebabnya aku mengajaknya melarikan diri dari pernikahan," ucap Xavier seraya merangkul pinggang Andrea.
Andrea akhirnya bisa bernapas lega setelah mendengar ucapan Xavier, ia bersyukur ternyata pria itu tidak membuka kedoknya kalau dirinya melarikan diri dari pernikahan.
"Kalian benar-benar membuatku sakit kepala, hampir saja tekanan darahku naik," ucap wanita paruh baya yang masih mengenakan gaun pesta dengan berlian yang berkilauan melingkar di lehernya. Andrea menebak wanita itu adalah ibu Xavier. "Untungnya ada Jasmine, dia sangat cekatan mengatasi kekacauan yang kalian buat."
Saking terpakunya pada berlian yang baru pertama kali Andrea lihat seumur hidupnya, Andrea sampai melupakan keberadaan Jasmine yang duduk bersebelahan dengan ibu Xavier. Kelihatannya hubungan Jasmine dan keluarga Xarxas sangat baik, ibunya Xavier bahkan tidak segan-segan melontarkan pujian padanya.
"Aku hanya melakukan tugasku," kata Jasmine lalu tersenyum ke arah Andrea, kilatan mata kakak tirinya begitu tajam dan penuh peringatan hingga membuat Andrea bergidik.
"Kami sudah memutuskan untuk menikah besok di pengadilan," kata Xavier dengan tenang dan sekilas tersenyum. "Kami akan menikah secara privat, kalian tidak perlu repot-repot untuk datang."
"Bagaimana mungkin? Putraku satu-satunya menikah dan aku tidak menyaksikannya? Oh, Xavier... kau tidak menghargai aku sebagai ibumu."
"Ma, dirayakan atau tidak yang penting aku menikah, bukan?"
"Pokoknya aku tidak tahu, aku akan berada di pengadilan untuk menyaksikan putraku menikah. Kau jangan seenaknya saja." Ibunda Xavier mendengus dengan kesal. "Kau sudah kubiarkan memilih sendiri gadis yang ingin kau nikahi setelah menolak lusinan wanita dari keluarga terpandang, jangan berharap kau masih bisa seenaknya saja sendiri menikah di pengadilan tanpa aku," katanya dengan bersungut-sungut dan Jasmine mengusap lengan ibunda Xavier untuk menenangkannya.
"Zoya, sudahlah. Biarkan saja Xavier melakukan apa yang ingin dia lakukan," kata kakek Xavier.
"Kalian selalu memanjakannya dan lihat, sekarang putraku menjadi tidak patuh padaku," gerutu Zoya, ibu Xavier.
Nenek Xavier tersenyum dengan lembut. "Sudahlah, tidak perlu dengarkan ibumu," kata wanita tua kepada Xavier lalu menatap Andrea. "Jadi, siapa nama gadis ini?"
"Namanya Andrea Bougenville," jawab Xavier.
"Oh, nama yang indah. Aku neneknya Xavier, kau boleh memanggilku Carlina dan dia suamiku, Adrick Xarxas."
Andrea tidak memedulikan aturan tidak masuk akal Xavier yang melarangnya berbicara, Andrea melemparkan senyum manis dan mengangguk kecil untuk menjaga kesopanannya.
"Senang berkenalan dengan kalian," kata Andrea.
Xavier berdehem. "Baiklah, karena acara perkenalan sudah selesai maka kami akan pulang."
Zoya yang tidak memperkenalkan diri berdiri. "Jangan membuatku marah untuk ke dua kalinya, Xavier. Acara perkenalan ini belum selesai."
Andrea menegang. Sialan, pikirnya. Sepertinya apa yang dikatakan oleh pelayan di rumah Xavier memang benar, Zoya adalah pribadi yang rumit.
"Ma, kami lelah ingin beristirahat," kata Xavier.
"Juru masak sudah menyiapkan makan malam untukmu, dan kurasa...." Zoya menatap Andrea dengan sedikit sinis. "Kami perlu sedikit mengobrol dengan calon istrimu."
Andrea menelan ludah, ia tidak memiliki persiapan apa pun untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan dilontarkan oleh keluarga Xavier.
"Baiklah," ucap Xavier dengan malas lalu membawa Andrea menuju ruang makan.
Keenam orang itu lalu duduk mengitari meja makan yang di atasnya tersaji beragam makanan dari daging dan sayuran segar. Tetapi, sesuatu menggelitik di benak Andrea, ia penasaran kenapa ayah Xavier tidak juga muncul.
"Apa kau bisa cara menggunakan sendok dan garpu?" bisik Xavier membuyarkan pikiran Andrea.
Andrea mengerjap-ngerjapkan matanya, sendok dan garpu di depannya tidak seperti yang biasa digunakan di rumah maupun di asrama. Dari sebelah kiri terdapat serbet, tiga buah garpu berbeda ukuran, satu buah piring, tiga buah pisau berbeda jenis, sendok, dan garpu berukuran kecil. Belum lagi di depan barisan alat-alat itu terdapat piring kecil, sendok dan garpu dan beberapa buah mangkuk yang berlainan ukuran.
Dari pada berpura-pura mengetahuinya, Andrea memilih menatap Xavier dengan tatapan polos lalu menggeleng lemah.
"Nona Bougenville, kau besar di panti asuhan lalu kau sekarang tinggal di asrama sekolahmu. Mungkin kau tidak familier dengan alat-alat makan di depanmu, jangan sungkan jika kau meminta bantuanku," kata Jasmine dengan nada teramat lembut.
Ternyata Jasmine di samping licik juga memiliki mulut yang manis, dan pandai berakting. Oscar berutang penghargaan pada kakak tirinya itu, pikir Andrea.
"Jadi, kau tumbuh di panti asuhan?" tanya Carlina.
"Ya. Dia tumbuh di panti asuhan dan tidak ada yang mengadopsi," jawab Xavier.
Lebih baik begitu dari pada memiliki ibu dan kakak tiri yang kejam, lebih baik dikenal sebagai anak yatim-piatu, pikir Andrea.
"Jadi, di mana kalian berkenalan?" tanya Carlina.
"Kebetulan akulah yang mengenalkan Andrea pada Xavier," ucap Jasmine dan diangguki oleh Xavier.
Benar-benar pasangan kejam dan penuh sandiwara, pikir Andrea. Seharusnya mereka berdua menjadi aktor saja dibandingkan menjadi bos dan sekretaris sekaligus pasangan. Atau menjadi pengarang naskah dan produser film.
"Jasmine, kau selalu memiliki ide cemerlang. Tidak salah Xavier menempatkanmu sebagai salah satu orang kepercayaannya," puji Zoya.
Sementara Andrea ingin muntah mendengar ucapan Zoya, bisa-bisanya satu keluarga dimanipulasi oleh kakak tirinya itu.
Bersambung....
Jangan lupa untuk kasih bintang dan komentar.
Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis.
😊🍒🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED MARRIAGE (21+)
Romance‼️‼️⚠️⚠️🔞🔞 BACAAN DEWASA! 🔞 BOCIL MINGGIR DULU! Kakak Andrea Bougenville, Jasmine Lane mengalami kecacatan dari lahir dan untuk menggantikan kakaknya, Andrea dipaksa menikah dengan pria yang tidak dicintainya. Bagiamana Andrea menghadapi Xavier...