Pada pukul 22.22 seorang gadis baru saja pulang dengan tangisan yang ia tahan, sontak saja saat bertemu dengan ibu nya gadis itu langsung menangis sejadi-jadinya.
"Apa yang terjadi! Mengapa kamu menangis? Ada apa?"
Gadis itu menangis dengan memegang perutnya, terlihat raut wajahnya begitu menderita, "S-sakitt Bu...."
Sang ibu mengerti dia segera meminta bantuan tetangga untuk menghantarkan anak nya menuju rumah sakit.
"Jangan menangis... Ibu ada di sini bersamamu... Bertahan yaa nak."
ﮩـﮩﮩ٨ـ🫀ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
"Segera lakukan operasi! Mintalah persetujuan dari pihak keluarga! Cepat!" Sang dokter sedang menangani gadis itu, dia memerintahkan suster untuk memberitahukan pihak keluarga.
"Mohon maaf Bu, pasien akan melakukan operasi jadi pihak keluarga di mohon untuk memenuhi biaya administrasi."
"Baik!" Ibu dari anak itu segera menuju administrasi dengan harapan cucu nya dapat terselamatkan.
"Sus tolong ambilkan pisau untuk melakukan operasi, bius pasien terlebih dahulu."
ﮩـﮩﮩ٨ـ🫀ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Bayi itu sudah terlahir, sang nenek terlihat sangat bahagia, di gendong nya dengan penuh tangisan, bersyukur karena anak dan cucu nya dapat terselamatkan.
"Cucuku...."
"Coba lihatlah nak, bagaimana lucu nya dia, dia mirip sekali dengan ayahnya."
"Cih. Tidak ada mirip nya sama sekali!"
"Nak. Kenapa kamu menangis?" Nenek itu terlihat memandangi anaknya dengan tatapan bertanya-tanya.
"Semua ini gara-gara ayah anak itu! Dialah penyebab semuanya!"
Nenek kaget dia tidak mengerti maksud dari ucapan anaknya. "Maksudmu apa nak?"
Dengan nafas yang masih tersengal-sengal dia menceritakan kejadian semuanya.
ﮩـﮩﮩ٨ـ🫀ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Di sore hari pada pukul 16.32 gadis itu di ajak bersama ibu dari laki-laki yang di nikahkan dengan nya.
Yaa dia mengalami kehamilan pada usia muda, umur nya masih 16 tahun, dan suami nya saja berumur 17 tahun tidak heran jika saat ini hubungan mereka tampak renggang.
"Mau kemana Bu?" Gadis itu bertanya dengan mata yang penuh dengan kecurigaan.
"Ibu antarkan periksa." Sembari memoles wajah nya, sang ibu segera mengambil uang dan bergegas pergi untuk mencari angkutan umum.
Sang menantu mengikutinya, sesampainya dia ke tempat yang banyak sekali pohon-pohon besar di sekelilingnya. Benar! Sekarang mereka berada di tengah-tengah hutan.
"Ibu kita ada dimana? Mengapa berada di sini? Katanya mau antarkan aku periksa?" Gadis itu kembali bertanya, firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk menimpa dirinya.
"Diam! Ikuti saja. Jangan banyak bertanya!"
Sesampainya kita di depan rumah usang dengan banyak sekali sarang laba-laba, rumah tersebut seperti tidak ter-urus bahkan tercium bau bangkai di sekitar lingkungannya.
"Mbah ju niki Kulo!" Sang ibu berteriak mencari keberadaan Mbah Ju.
Pintu di buka dan Mbah Ju mempersilahkan kami untuk duduk, kami terduduk di depan sesajen yaa banyak sekali sesajen hingga boneka santet disana. Yups! benar kita berada di dukun. Entah apa tujuan dari mertua gadis itu. Semoga saja hal buruk tidak menimpa dirinya.
Dibacakannya mantra yang gadis itu tak mengerti, gadis itu hanya bisa pasrah dengan apa yang menimpa dirinya. Gadis itu di kasih jamu yang dia tak mengerti fungsi atau manfaat jamu itu, dia meminumnya tapi hanya sebatas di tenggorokan, dia berusaha tidak menelannya.
Di urutnya perut gadis itu, dukun tersebut bertujuan untuk menghilangkan bayi yang ada di dalam kandungannya. Tentu saja sang gadis langsung memberontak dia memukul-mukul benda di sekitarnya.
"Apa yang kau lakukan sialan! Hiksss sakitt...."
Gadis masih berusaha untuk memberontak dan berhasil dia segera berlari menuju pemukiman, pikirannya menjadi kacau dan kosong tujuan dia sekarang hanya melarikan diri.
Sembari melarikan diri dia berusaha untuk mengeluarkan semua isi perutnya, jamu itu berhasil keluar. Namun, tidak berhenti sampai situ dia masih saja mengkhawatirkan nasib bayi nya. Untung saja saat menuju pemukiman dia menemukan mobil yang melewati kawasan daerah situ.
"Mbaaa mas, bolehkah saya menumpang! Tolong.... Saya di kejar oleh seseorang, tolonglah saya...."
Pasangan suami-isteri itu langsung saja membukakan pintu, dia segera menghantarkan gadis itu pulang.
ﮩـﮩﮩ٨ـ🫀ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
"Sialan! Sudahlah nak lebih baik kamu mencari suami saja! Ceraikan suami mu itu lagipula kamu masih muda carilah suami yang baik." Nenek berkata dengan sangat lembut, di cium nya bayi yang dia gendong. Hangat dan tenang itulah yang di rasakan oleh sang bayi.
"Ya! Secepatnya akan aku urus, ibu tau aku melihat dia bersama wanita lain sering kali itu terjadi! Bahkan aku sudah tidak sanggup bersama dengan dirinya." Anak itu berucap dengan nada tinggi terlihat sekali mata yang memancarkan dendam terhadap suami dan mertua nya.
ﮩـﮩﮩ٨ـ🫀ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
"Nak bude mau nanya...." Pertanyaan itu datang dari adik dari nenek. Dia bertanya sembari menggendong cucunya.
"Ada apa bude?"
"Kamu kan masih muda, bude mau tanya kamu mau melanjutkan sekolah atau mengurus anakmu?"
"Aku mengurus anakku saja bude," jawabnya dengan lembut.
Bude kembali menyakinkan lagi kepada gadis itu, sungguh mereka semua sangat kecewa dengan gadis itu, tetapi apalah daya. Semua sudah terjadi, dan tidak bisa di ulang lagi. Hanya bisa memperbaiki untuk menjadi yang lebih baik lagi.
Ralat maksudnya adalah anak itu.
"Jika kamu sudah yakin baiklah, Tante mu hendak mengambil anakmu dan bisa di-urus juga oleh tantemu, tapi jika udah menjadi tekadmu baiklah. Bude tidak bisa memaksanya."
𝓑𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓫𝓾𝓷𝓰♥
![](https://img.wattpad.com/cover/335335520-288-k553547.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Me! Kinara Violetta Hapsari
General Fiction⋆⭒˚.⋆ 𝕳𝖆𝖕𝖕𝖞 𝖗𝖊𝖆𝖉𝖎𝖓𝖌 ⋆⭒˚.⋆ "Kamu pantasnya mati!" "Semua ini gara-gara kamu! Mamah menyesal melahirkan kamu." "Dasar jelek, hitam, dekil." "Iblis." Yaaa... Semua itu adalah cacian yang mereka berikan kepadaku, aku yang selalu gagal dalam...