Chapter 1

472 177 400
                                    

Kinara Violetta Hapsari seorang anak yang lahir pada tanggal 17 Maret 2009, sejak kecil dia dirawat oleh neneknya, sejak kecil pula dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya.

Karena faktor perceraian di saat Kinara Masih bayi. Kinara adalah seorang anak perempuan pertama yang diharuskan untuk menjadi kuat. Lalu jika Kinara harus menerus menjadi kuat, siapa yang akan memeluk Kinara di saat dia sudah lelah dengan dunia?

Nenek. Ya dialah satu-satunya harapan bagi Kinara, dialah satu-satunya alasan untuk Kinara bertahan hidup. Saat ini Kinara berumur enam tahun, Kinara tidak tinggal bersama ibu atau ayahnya, Kinara tidak mau.

Pagi ini Kinara dan teman-teman bermain di sekitar sawah, sawah itu di tumbuhi oleh bermacam-macam pohon dan tanaman lain.

"Woyyy Kinara! Pohon nya tinggi ini gimana mau naik aku gabisa," ucap mas Raka. Ya dia adalah anak laki-laki tertua di pertemanan ini. Kinara, Syifa, dan Raka. Kinara berumur enam tahun, Syifa berumur lima tahun, dan mas Raka berumur delapan tahun.

"Mas Raka cupu! Biar Kinara aja yang naik." Kinara segera menghampiri pohon itu dan memanjatnya, sepertinya di usia enam tahun Kinara sudah menjadi pemenang panjat pohon.

"Syifaa! Ambilin baskom dan kain nyaa!" Syifa menurut dia mengambil kain itu untuk menangkap buah mangga hasil kampung sebelah.

Satu, dua, tiga, empat, dan terakhir lima. Kita berhasil memenuhi mangga itu. Sayang sekali, kita cuman membawa baskom kecil.

Di saat Kinara hendak turun dari pohon dia menerima teriakkan dari pemilik pohon. "WOYYY! DASARRR!"

"Gimanaa iniii?!" Mas Raka dan Syifa sontak berlari sambil membawa baskom itu, dia melupakan Kinara yang masih berada di atas pohon.

"Halah udah ahk! Mendingan Kinara menyatu dengan pohon!" Tanpa menghiraukan kalau Kinara ditinggal oleh teman-temannya, dia segera bersembunyi di atas pohon.

Di saat Kinara merasa tempat sekitar sudah sepi, Kinara langsung berlari, tetapi malah kepergok warga di sekitar situ. "Pak! Itu anaknya!" Bapak pemilik lahan itu segera mengejar Kinara. Kinara terus saja berlari melewati persawahan. Saat Kinara akan mencapai pemukiman tiba-tiba saja kakinya tersandung batu besar yang menyebabkan Kinara linglung seketika.

Byurrr!

Kinara jatuh di kali, atau sebut saja sungai di sekitar situ. Duhhh Kinara langsung cosplay jadi badut hitam:)

Warga kampung sebelah sontak tertawa dan terheran-heran melihat aksi dari cucu Guru ini. Yaa Kinara adalah cucu dari guru yang mengajar dekat dengan rumah nya.

"Buahahaha!"

Kinara diantar oleh warga setempat untuk pulang, duhhh! Kinara malu sekali di lihat oleh orang-orang.

"Mbaah Nur! Niki putu ne ndjebor nek kali." Teriak salah satu warga, nenek segera membuka pintu, dengan wajah yang sedang menahan amarah. Yaa! Kinara tau itu.

"Owalaahh iyaa, makasih yo wes di anterin nek rumah dulu," jawab nenek dengan ramah.

Setelah para warga pulang nenek segera melototi diriku, "Mau kamana kamu?!" Nenek berkata dengan wajah marahnya, tangannya sudah memegang sapu yang entah darimana asalnya.

"Ehehehe mau m-mandi," jawab Kinara dengan cengengesan berusaha untuk mencairkan suasana, tapi nenek sama sekali tidak terhibur bahkan kelihatannya dia semakin marah.

"LEWAT PINTU BELAKANG!" Teriaknya sambil memegang sapu ke arahku, sontak saja Kinara berlari menuju kamar mandi, di sana nenek juga ikutan masuk untuk memandikan Kinara.

"Ahkkk nenek enggaa maaau aku mandi sendiri ajaa." Kinara menawar dengan suara memohon, tapi nenek menolaknya secara mentah-mentah dia segera memandikan Kinara yang akhirnya hanya bisa pasrah.

ﮩـﮩﮩ٨ـ🫀ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Malam ini Kinara bermain bersama kakak-kakak tentu saja Kinara sudah meminta izin kepada nenek, nenek setuju dengan syarat pulang sebelum isya. Lohh? Pulang sebelum isya? Berarti Maghrib malah main? Waduhhh setannya nyengir nih pasti

"Nenek. Kok Maghrib? Lebih baik kan jam sembilan aku pulang nek, masa mau masih Maghrib malah keluar rumah?" Kinara berucap dengan nada tak berani menatap neneknya.

"Boleh. Tapi waktunya nenek tawar ya? Jam delapan harus sudah pulang. Kalau tidak ya nenek kunci tuh pintu." Kinara menghelai nafas pasrah, kemudian mengangguk.

"Baiklah...."

ﮩـﮩﮩ٨ـ🫀ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Kinara sekarang sedang bermain petak umpet bersama anak-anak di kampung, dari yang kelas SMP sampai TK pun ikut bermain juga.

"Ahahahaha mas jadi, aku sekarang yang ngumpet, ayok teman-teman ngumpeett!" Kinara bersorak kemudian teman-teman segera berlari untuk menemukan tempat persembunyian.

"3, 2, 1."

Mas Raka sedang celingak-celinguk mencari teman-teman, dia sendiri bingung kenapa teman-temannya tidak ada?

Hingga satu persatu Mas Raka menemukan semua peserta, tinggal Kinara yang pergi entah kemana. Mas Raka kemudian menghela nafas berat, "Ini bocah mesti pulang ke rumah." Mas Raka segera pulang dan permainan selesai, saat mas Raka lewat di depan rumah Kinara. Mata mas Raka langsung tertuju pada Kinara yang sudah tertidur pulas.

Mas Raka tersenyum tipis.

"Good night bocil."

𝓑𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓫𝓾𝓷𝓰♥

About Me! Kinara Violetta Hapsari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang