Under the Drizzle

31 2 0
                                    

Disclaimer: Hetalia milik Himaruya Hidekaz
Warning: Human Au. Royal Au. Cardverse. Knight Alfred x Queen Arthur.

.

.

.

.

Alfred benar-benar tidak menyukai bulan hujan di Spade. Dari pagi sampai malam hari Kerajaan itu akan diguyur gerimis. Langit selalunya kelabu oleh awan yang tebal. Kabut pekat akan menyelimuti pagi. Dan kuncuran hujan lebat paling tidak sekali dalam sehari.

Semua orang akan terhambat aktivitasnya. Semua wanita akan menggerutu tentang cucian yang tak kunjung bisa kering, pria-pria akan mengeluhkan tak bisa mengnjungi bar favorit mereka dengan teman. Anak-anak merengek kebosanan karena tak bisa main di luar—tentu saja mereka bisa bermain di luar, hanya kalau ingin menghadapi omelan ibu mereka.

Pendeknya, bulan-bulan hujan Spade benar-benar membuat perasaan seseorang suram.

Terutama bagi Alfred yang tidak tahan berdiam diri.

Hujan yang tak ada hentinya menggangu latihan prajurit. Tentu mereka tidak berhenti latihan. Mereka tetap melakukan pelatihan dibawah rintik gerimis dan melangkah di tanah yang basah, hanya pelatihannya menjadi tak seintens yang biasa dan akan berhenti begitu petir terdengar.

Ini adalah kali ke-empatnya pelatihan dihentikan karena hujan.

Biasanya jika latihan dibatalkan, para prajurit akan berkumpul di kamp. Bermain kartu sebagai sarana hiburan. Tapi ada batasnya juga kartu akan cukup menghibur setelah bermain berkali-kali.

Namun selain itu, biasanya para prajurit akan diperintahkan menjadi penjaga sebagai ganti latihan yang dibatalkan. Hal membosankan lainnya, hanya berdiri di depan pintu ruangan.

Alfred menguap begitu lebar dan hampir tersedak ludah sendiri karena kaget saat pintu tiba-tiba terbuka.

Begitu melihat warna royal blue di pandangannya, Alfred segera menegakkan sikap tubuh dan senyum lebar mengarah jahil, ditegaskan oleh binar matanya.

"Selamat pagi, Your Highness!" Alfred menyapa dengan suara nyaring. Nada cerianya sedikit berhias kesan main-main.

Sikap Alfred bisa dibilang sangat informal, lancang malah. Sesuatu yang pastinya akan membuat pemuda bermata biru itu dihukum jika kepala prajurit melihat kelakuannya.

Dan Alfred sendiri juga cukup kagum kenapa dia belum dilempar ke penjara oleh sang Ratu yang terkenal galak. Alih-alih, Alfred hanya mendapat sebuah dengusan yang mengiringi bola mata hijau berputar.

Yap. Alfred tau dibalik sikapnya yang cenderung tempramental, Ratu Spade itu berhati lembut (Matthew mengatakan pendapatnya sangat bias karena perasaan pribadinya, tapi hei, tak ada salahnya kan memuji Ratu kerajaanmu sendiri?).

"Penuh energi seperti biasanya, lad. Kupikir kesuraman bulan-bulan hujan akan membuat mu lesu," Sang Ratu dengan balutan jubah birunya berucap. Ada sedikit sarkasme dalam nada bicaranya, sesuatu yang dulu membuat Alfred sering mengerutkan alis, tapi kini ia telah mengerti memang begitulah sifatnya orang Spade kepulauan.

Alfred mengangkat bahu. "Jujur saja, aku tidak suka hujan, tapi harus ada yang tetap tersenyum untuk menyeimbangkan raut cemberut seseorang, bukan begitu, Your Highness?" Prajurit muda itu menggerakkan alisnya dengan sikap menggoda.

Under the Drizzle  ||  UsUkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang