Beberapa hari setelah kepergian ibu, aku mulai membaik, aku sudah bisa menjalankan aktifitas ku seperti biasa nya,
tapi tidak dengan bapak, bapak terlihat seperti orang linglung, dia lebih senang menghabiskan waktunya untuk menyendiri di belakang rumah, dia hanya duduk merenung sembari sesekali menghela nafas panjang dan mengusap wajah nya.
bapak pernah berkata seperti ini kepada kami "seolah dia tahu bahwa umurnya tak lama lagi, pagi sebelum dia menyajikan makanan, dia memintaku untuk mengantarnya ke pasar untuk menjual mas kawin satu2nya yang dia miliki, untuk membeli bahan makanan yang begitu banyak untuk kalian" ucap nya, suaranya sedikit bergetar sesak seperti menahan tangisada beberapa rumor menyebar di wilayah rumah kami, ada yang mengatakan bahwa ibu meninggal gara2 terlalu banyak anak hingga tak pernah berhenti menyusui dan dari situlah penyebab kanker payudara ibu, dan karena rumor2 tersebut keadaan bapak tak kunjung membaik
Beberapa bulan berlalu, keadaan bapak belum juga membaik, badan nya semakin kurus karena dia jarag mau makan,
bapak memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan nya, entah apa yang di fikirkan bapak sehingga membuat keputusan sekonyol itu, padahal bapak tahu kami masih membutuhkan biaya untuk sehari2 dan untuk keperluan sekolah kami.
karena itu, ekonomi keluarga kami semakin memburuk hingga mengharuskan kami utuk berhenti sekolah, dan karena itu pula kakak tertua dan kakak kedua ku bekerja menggantikan bapak sebagai tulang punggung keluarga,sementara kakak ke3 dan ke4 bertugas untuk menjaga rumah dan mengurus adik2nyaSemakin hari kelakuan bapak semakin aneh, dia jarang sekali pulang, sekalinya pulang ke rumah pun hanya untuk berganti pakaian dan beristirahat sejenak lalu bergegas pergi lagi.
sempat aku bergumam dalam hati "apakah bapak membenci anak-anak nya karena romor itu?"cibiran demi demi cibiran mulai berdatangan kepada keluarga kami, ada sebagian orang tua yang tidak suka jika anak nya berteman dengan kami,karena status kami yang sudah tidak bersekolah dan takut jika kami akan membawa hal negtif kepada anak-anak nya
ada pula orang-orang yang menyebut kami nakal karena di saat anak-anak lain bersekolah, kami malah berkeluyuran.4tahun berlalu, kini usia ku menginjak 15 tahun, sekarang aku dan adik ku yang ke 8 bekerja di sebuah tempat produksi makanan ringan rumahan, gaji ku memang tak seberapa tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan ku sebagai seorang wanita remaja
aku senang saat bekerja, karena bisa mengisi kekosongan waktuku sembari menunggu teman-teman sebayaku pulang sekolahkabar bapak ku masih sama seperti 4thn yg lalu, tidak banyak perubahan,
banyak dari kerabat kami menyaranan agar kami mengizinkan bapak untuk menikah lagi, padahal tidak ada satupun dari ami yang melarang bapak untuk menikah lagi,ani dan kami pun tidak berani menyuruhnya
cibiran2 itu pun semakin menjadi2, kami di sebut tidak mau mengurus bapak, kami juga di sebut tidak memperbolehkan bapak untuk dekat dengan wanita lain.
kini aku mulai terbiasa dengan mulut jahat orang lain dan mampu untuk mengbaikan nya
satu persatu kakak ku menikah, kakak pertama dan kakak kedua ku pidah dari rumah karena ikut dengan suami mereka, dan ada kakak ku yang bekerja di luar kota yang terpaksa juga meninggalkan kami, tanpa kehadiran kakak-kakak ku, rumah terasa sepiDan aku merindukan kehangatan keluarga ku dulu, di saat ibu belum meninggalkan kami