05

137 20 1
                                    

"Eh ges, beli balon yok" Stefan gak sengaja liat abang-abang tukang balon disebelah gerobak akang cilor.

Tadi ceritanya abis dibully bunda sama kakaknya, Stepan betmut. Terus dia ngechat Temen-temennya buat ngajak jalan-jalan, jadilah sore-sore Stefan CS jajan di taman kota.

"Buat apa coba?"

"Tumbal proyek"

Karena Stefan maksa yaudah mereka cus ke abang-abang tukang balon.

"Dipilih mas, mau beliin buat adeknya ya?" Tanya si Abang balon, Stefan geleng-geleng.

"Buat saya bang"

Abang balonnya cuman garuk-garuk belakang kepalanya yang gak gatel, kirain buat adeknya.

"Udah cepetan ah, pak kumis nanti makin malem makin rame" Kata Tengku, mereka emang rencananya mau beli seblak Pak kumis, tapi gak taunya mampir ke taman sini dulu.

Stefan bingung milih balonnya, ada aneka macam bentuk. Mulai dari balon lope, pesawat, masha kena asma, upin-ipin cacat, ikan nemo, banyak dah.

"Yang itu aja pan" Sendi nunjuk balon yang bentuknya titid, warna pink yang ada pita item di leher titidnya. Titid punya leher?

"Anjing"

"Titid bego, bukan anjing"

"Ya elo anjingnya"

"Ngen-"

Sekian lama mereka nunggu Stefan milih-milih akhirnya dipilihin sama Restu yang bentuknya Upin, tapi kena rabies.

"Serem gitu mukanya" Kata Restu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Serem gitu mukanya" Kata Restu.

"Lo yang milihin ya anjing"

Mereka pun jalan santai, makin kesana makin sepi tamannya. Kayaknya mereka bablas masuk ke pedalaman, tapi boong deng.

"Eh denger suara gak?" Sendi nanya tiba-tiba pas kupingnya denger suara grusak-grusuk gitu.

"Denger"

"Suara kucing gak sih?"

"Bukan"

"Terus?"

"Suara hati istri"

"Bangsat ah, BASI"

Restu mah gitu, sekalinya ngelawak aja garing pakek nyess.

Makin lama suara grusak-grusuk nya makin keras, doi semua udah negatip tingking kalo itu makhluk sejenis Stefan, tapi gak jadi soalnya kata pak ustad gak boleh pitnah.

"Stepan anjing"

"Gue salah mulu perasaan"

"Pan, anjing pan"

"Apesi bangsat"

"Jancok lari cok, itu anjing belakang lo ngejer kita"  Sendi udah lari duluan, disusul Restu sama Tengku. Stefan masih plonga-plongo sambil makan cilornya, dia noleh ke belakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BINTANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang