Dalam kamar apartemen dengan ukuran yang sedang. Seorang gadis tengah memeluk guling nya sendiri dengan wajah yang memerah.
"Dia ... Mengingat ku? ..., Atau dia hanya samar-samar mengingat ku? Kenapa dia tau nama 'Rimuru'? Seharusnya dia tidak pernah mengetahui nama itu."
Perlakuan nya sebelumnya juga, berhasil membuat gadis ini salah tingkah. Apalagi itu berada di depan semua teman sekelasnya saat Shoto menggenggam tangannya.
"Bodoh ..."
Meskipun berkata seperti itu, namun bibirnya malah tersenyum seolah senang akan sesuatu.
"Aku mencintaimu, Todoroki Shoto."
Wajahnya perlahan memerah.
"GYAAAA!! KELUAR DARI KEPALAKU!!" Dia melempar guling yang sebelumnya dia peluk.
"Ada apa denganku dulu, kenapa aku malah berbicara hal yang memalukan seperti itu!! Aku tidak tau harus berekspresi apa di depan Shoto nanti, meskipun dia tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Tapi sangat sulit untuk mempertahankan ekpresi seolah kita adalah kenalan baru! Kyaaa!! Mati, mati, mati, mati, matii!!!"
Rimuru, memukul bantal berulang kali sebagai bahan pelampiasan. Sepertinya dia telah menjadi gadis seutuhnya.
"Bodoh, mesum, idiot!"
Tidak ada yang tau perkataan itu untuk dirinya sendiri atau di arahkan pada Shoto.
Setelah pengakuannya saat itu terlintas di kepalanya, gambar berikutnya adalah saat dia mencium Shoto, berhasil membuat gadis itu jungkir balik di atas kasur.
"BOODOOOOHHH!! Apa karena saat itu tangan ku putus jadi urat malu ku juga ikut putus!!?? TIDAK TAU!!"
Rimuru yang kelelahan, akhirnya tengkurap di atas kasur. Hanya menimbulkan sebagian wajahnya.
"Kenapa aku bisa melakukannya se natural itu seolah hal yang ku lakukan adalah suatu kewajaran saat itu. Aku tidak berani bertemu dengannya ..."
Gerutunya, sambil mengingat lembutnya ciuman pertama dia. Mungkin tidak, karena tanpa dia sadari, ciuman pertama nya telah di ambil oleh Toru karena tidak sengaja saat itu.
Rimuru juga menyentuh bibirnya sendiri, ingatan tentang dirinya mencium Shoto kembali terlintas dalam benak nya.
"GAAAHHHHH!!!"
Dia merasa ingin melompat dari apartemen ini. Saat ini 'Rimuru' mendapatkan perkembangan emosi yang signifikan.
.
.
Kita kembali ke beberapa waktu lalu di saat percakapan Rimuru dan 'Rimuru'. Tempat ini adalah dimensi buatan Rimuru Sendiri, meskipun gelap. Tapi mereka dapat melihat satu sama lain dengan sangat jelas.
Rimuru menatap ke arah 'Rimuru' dengan seksama." Mengejutkan, kau mendapatkan perkembangan emosi yang signifikan. Hanya dalam waktu tiga tahun, kau sudah bertingkah layaknya manusia. Bahkan juga jatuh cinta."
"Berisik."
Yah, perkembangan emosi milik 'Rimuru' meningkat drastis dalam satu tahun terakhir karena dia sekolah.
"O-ok, entah kenapa Clon milik ku malah lebih menakutkan dari pada yang aslinya." Kaget Rimuru.
"Lupakan, setelah mendengar ceritamu. Aku mulai mengerti apa yang kau inginkan, aku akan melakukannya. Apa kau ada permintaan lain?"
'Rimuru' sedikit termenung karena perkataan Rimuru.
"Aku ... Ingin hidup layaknya manusia biasa, sebagai individu yang tidak terikat dengan siapapun. Hidup bukan karena aku adalah 'Rimuru Tempest' tapi hidup sebagai diriku sendiri."
