Kembali

6.1K 202 13
                                    

Crikaya

***

Krt! Decit pintu kayu yang terbuka. Memperlihatkan sebuah ruang kamar yang lampunya masih menyala terang. Sang pemilik kamar terpejam di kasur. Dia nampak masih pulas dalam alam mimpi. Tak sadar seseorang sudah masuk ke singgasananya.

Klik! Jentik sakelar lampu kamar yang dimatikan. Seketika ruangan menggelap. Hanya ada cahaya-cahaya kecil yang berusaha masuk dari celah tirai.

Srt! Suara tirai jendela yang dibuka keseluruhan. Cahaya matahari langsung berlari masuk ke setiap sudut ruangan. Sementara gadis yang merasa tidurnya mulai terusik hanya mengerang sesaat, sebelum menenggelamkan kepala ke dalam selimut.

Tit! Bunyi remote AC yang dimatikan secara sengaja agar manusia itu tidak melanjutkan lagi tidur panjangnya. Benar saja, beberapa saat kemudian dia melepas selimut ke sembarang arah. Siapa juga yang bisa bertahan dalam ruangan tanpa penyejuk udara ketika tinggal di ibukota Indonesia?

Bug! Kali ini suara seseorang menindih orang lainnya yang berada di kasur. Tak lupa, dia memberikan pelukan hangat di pagi hari.

"Mama, gerah!" protes gadis yang matanya masih terpejam.

"Ini aku, Kak Chika!"

Yang dipanggil Chika langsung membuka mata. Terkejut melihat siapa yang sedang memeluk dirinya. "Christy?"

Christy tersenyum lebar. "Bangun, Kak Chika! Udah siang bolong gini!" omel Christy sambil menggoyang-goyangkan tubuh Chika.

Chika mengerang sambil meregangkan tangan dan memeluk erat Christy. "Kamu ngapain ke sini?"

"Mau bangunin kamu lah, De." Kali ini yang bersuara mamanya Chika. Wanita paruh baya yang tadi membuka pintu kamar, mematikan lampu, membuka jendela, dan mematikan AC kamar anaknya itu masih berdiri di dekat pintu. Dia menggelengkan kepala melihat kelakuan putri bungsunya yang selalu bangun siang dan mendekam di kamar selama hampir 2 minggu.

Christy melepas pelukan dan menarik tangan Chika untuk duduk. "Aku kangen sama Kak Chika. Semenjak dari Surabaya, Kak Chika izin lama banget."

"Padahal Chika cuma tidur sama main HP doang di kamar," sahut mamanya Chika yang membuat si pelaku utama langsung membuka mulut, bersiap untuk protes.

Namun gerakan mulut Chika yang ingin menyangkal pernyataan mamanya justru berhenti seketika karena matanya bertemu dengan sepasang mata lagi yang ternyata sedang berdiri di depan pintu. "Loh? Ci Shani?"

Shani tidak tersenyum, hanya menatap Chika penuh arti.

"Tante mau bikin makan siang sama puding dulu buat kalian ya," ucap mamanya Chika sambil berjalan keluar kamar. Tapi dia sempat menoleh lagi pada Chika. "Mandi kamu!"

"Makasih, Tante. Aku bantuin, ya." Shani menawarkan diri dengan suara lembut penuh kesopanan.

"Aku mau bantuin bikin puding!" Christy turun dari kasur dan mengikuti langkah kaki mama Chika.

Sementara Chika masih mengumpulkan nyawa dan berusaha mencerna kejadian barusan. Dia menatap Shani yang ternyata masih diam di depan pintu seolah ingin memastikan bahwa Chika tidak lagi kembali tidur. "Iya, Ci. Aku mandi ini," ucap Chika pasrah sambil berjalan menuju kamar mandi.

***

"Eh, astaga!" Chika terkejut begitu keluar kamar mandi, dia melihat punggung Shani di dalam kamarnya. Untung saja dia sudah memakai baju ganti.

Shani menoleh dengan tenang. "Udah mandinya? Makan dulu. Aku bawain roti sama susu dari mama kamu," ucap Shani menunjuk sepiring roti dan segelas susu di nakas Chika.

This is ChikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang