The Eternal Kingdom of Sparrisväxter

91 29 66
                                    

Dipoiyros menempelkan tangannya ke daun pintu. Kayu lusuh dan lapuk itu tiba-tiba berganti menjadi pintu megah yang berukuran jauh lebih besar, dengan ukiran gladiol yang menghiasi tepi-tepi hingga tengahnya. Cahaya kebiruan mengisi ukiran gladiol tersebut, dan tak lama kemudian, pintunya terbuka, menampakkan ruangan luas berisi peti mati dan lemari, yang keduanya dilingkupi sihir Sparrisväxter.

Dipoiyros menyibak dedaunan dan bunga gladiol ungu yang berjalin-jalin rapat menyelimuti peti mati. Saat Dipoiyros menyentuhnya, bunga gladiol yang menjadi lambang keluarga Kerajaan Sparrisväxter itu berdenyar dengan warna hijau dan ungu pekat, lalu perlahan-lahan meresap ke dalam tangannya. Peti mati kemudian terbuka, tampak penuh dengan gulungan rambut kemerahan Josephine.

Rambut Josephine yang telah ia potong selama beberapa tahun terakhir.

Rambut Josephine, satu-satunya benda di dunia ini yang bisa melukai Josephine.

Dipoiyros menatap pintu lemari yang tak jadi ia buka. Lemari itu adalah benda sihir tingkat tinggi yang dibuat oleh kakaknya, Lilianne Magnolias Sparrisväxter. Dipoiyros hanya pernah menggunakannya satu kali, yakni saat Josephine dan pasukannya menyerang istana Sparrisväxter. Ketika itu, ayah dan ibunya bertarung melawan Josephine, sementara ia dan kakaknya terpaksa menyelamatkan diri dengan sihir teleportasi ke wilayah Kekaisaran Aldridge, tanah asal ibunya.

Namun, Lilianne dan Dipoiyros tertangkap saat akan berangkat melalui lemari itu. Pasukan Josephine melepaskan puluhan anak panah berkekuatan sihir ke arah mereka, menghalangi mereka untuk pergi.

Lilianne sempat melawan balik, tetapi karena banyaknya panah yang menghujani punggungnya, kekuatannya melemah.  Bersusah payah, dengan sisa kekuatannya, Lilianne akhirnya berhasil melakukan sihir teleportasi dan mengirimkan Dipoiyros ke kekaisaran Aldridge.

Dipoiyros menyesal karena pada waktu itu ia tidak bisa membantu sama sekali. Kekuatan sihirnya masih tersegel dan belum sempurna, dan jika salah langkah, ia bisa mati karena menggunakan sihir yang rapuh dan berlubang.

Namun, hari ini, kekuatan sihirnya telah berkembang dan  sempurna, melebihi kekuatan Josephine.

Jemari panjang Dipoiyros mengumpulkan helaian rambut tebal Josephine. Ia mengukur dan menaksir bagian mana dari kepala Josephine yang nanti akan ia penggal untuk mengembalikan tatanan hukum di kerajaannya agar kembali sesuai dengan kehendak Roh Suci Sparrisordningen yang selama ini melindungi tanah Sparrisväxter.

Dipoiyros memejamkan mata dan merapalkan mantra sihir Sparrisväxter.

Gladiolus svärd och de desacreta hår, förvisa det onda till kött och ben, låt det para aska.

Frigöra Sparrisväxter kraft för att skedda de svaga, avslöja Magnatio ställning oförgängliga.

Dari kedua tangan Dipoiyros, daun dan gladiol ungu menyeruak, lantas memerangkap gulungan rambut Josephine dengan teramat rapat. Dedaunan berkeluk dan berkelindan pada satu sama lain, makin erat hingga kemudian retak dan hancur menjadi kepingan cahaya keunguan.

Sebuah tongkat sihir yang terbuat dari rambut Josephine, dengan panjang seukuran lengan, sudah terletak di dalam peti mati tersebut.

Dipoiyros mengambilnya, lalu menghunjamkan tongkat sihirnya ke tanah.

“Sparrisordningen, håll miyn makt och beil mein stierka.”

Tongkat itu lantas berubah menjadi pedang yang tajam dan kokoh, membuat retakan di lantai dan dinding batu. Bersamaan dengan menara yang menggemuruh, muncullah sesosok roh suci berwujud dewi. Dipoiyros langsung mengenalinya sebagai roh suci pelindung negeri Sparrisväxter, yang lukisannya memenuhi dinding-dinding kuil suci di kerajaan Sparrisväxter.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Retaliation of the Sparrisväxter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang