Chapter 8

182 10 0
                                    

Tanpa terasa sudah terhitung selama tiga bulan Khanza tinggal di ibukota, gadis itu mulai merasa nyaman karena mendapat teman-teman yang sangat baik dan care padanya. Dihari Minggu ini ia membantu Uminya untuk menyiram dan merawat tanaman hias yang ada di halaman rumahnya.

" Tumben rumah Alex sepi, biasanya di hari Minggu seperti ini selalu ramai" gumam Khanza menatap kearah samping rumahnya.

" Dek?" Panggil Sania

" Iya mi kenapa?" Tanyanya

" Udah selesai belum nyiramnya?"

" Udah kok mi, kenapa emang?"

" Enggak, umi cuma mau minta tolong sama kamu"

" Minta tolong apa mi?"

" Minta tolong buat belanjain ke pasar ini umi udah catat semua apa aja yang harus dibeli bisa kan? Soalnya umi harus ke rumah Tante Nia sekarang dia sedang sakit sementara pesanan kue harus diantar besok pagi kalo nggak belanja sekarang nanti takut nggak keburu"

" Iya bisa kok mi, tapi Khanza mandi dulu"

" Iya sana mandi, oh iy nanti biar diantar sama Aa' kamu aja ya biar kamu ada yang bantuin"

Khanza mengangguk kemudian berlalu memasuki rumahnya bersama sang Umi. Ia langsung menuju ke kamarnya untuk membersihkan badannya sementara Sania memilih duduk di sofa ruang tengah.

" AA'! A' BAGAS!!"

" Kenap mi?" Tanya Bagas dari arah tangga berjalan menghampiri sang Umi yang memanggilnya.

" Nanti kamu tolong anterin adek kamu ke pasar ya"

" Siap mi, mana anaknya?"

" Masih mandi kamu siap-siap dulu sana sekalian siapin mobil"

🍓🍓🍓

Alex memarkirkan motornya dihalaman rumahnya, cowok itu baru saja kembali dari Gereja. Hari ini ia ke Gereja sendiri tanpa teman-temannya karena ia ingin menenangkan diri.

Biasanya dihari Minggu pagi seperti ini anak-anak Black Diamond yang beragam Kristen selalu pergi ke Gereja bersama untuk beribadah. Begitu pula dengan yang muslim kalo hari Jum'at mereka yang beragam Islam juga selalu berangkat ke masjid bersama untuk menunaikan ibadah sholat Jum'at.

Hal itu sudah menjadi kebiasaan mereka karena salah satu aturan yang ada didalam rulles yang harus diikuti dan dipatuhi oleh semua anggota tertulis salah satunya adalah 'mereka tidak boleh meninggalkan ibadah dalam keadaan apapun'. Selain terkenal dengan solidaritasnya yang tinggi Black Diamond juga dikenal sebagai Gengster dengan toleransi umat beragama yang sangat tinggi mengingat seluruh anggotanya banyak yang berbeda keyakinan.

Cowok bermata tajam itu memasuki rumahnya dan langsung disambut oleh bundanya yang duduk dimeja makan.

" Udah pulang Lex, sarapan dulu sini Bunda udah masakin nasi goreng kesukaan kamu" Ucap Lina

Alex mengangguk lalu duduk disebelah bundanya." Papa mana Bun?" Tanyanya

" Papa kamu tadi pagi udah pergi buat ikutan kerja bakti sama bapak-bapak di kompleks ini" Ucap Lina, Alex hanya mengangguk lalu mulai menyantap nasi goreng yang sudah disiapkan oleh bundanya.

Hubungannya dengan Dhani perlahan mulai membaik dan ia juga sudah memaafkan Dhani sepenuhnya. Dhani juga berperan sebagai ayah yang baik untuk Alex selama ini, ia bisa menempatkan menjadi ayah maupun teman sehingga anak sambungnya itu mulai terbuka dan tak sungkan sungkan bila bercerita dengannya.

" Abis ini kegiatannya apa?" Tanya Lina.

" Mungkin cuma ke markas, emang mau kemana lagi"

" Makannya cari pacar biar ada yang diajak jalan kalo hari libur gini, masa kamu jalannya bareng temen mulu. Sayang dong punya muka ganteng tapi nggak digunain"

TASBIHKU DAN SALIBMU [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang