01

3 1 0
                                    

Seorang pria tengah berjalan dengan seorang wanita di pelukannya. Pria itu tidak memperdulikan lukanya yang semakin terbuka lebar serta darah yang semakin banyak keluar setiap kali dia melangkah.

Pandang matanya seolah mati, bak raga tak berjiwa. Lalu bibirnya selalu membisikan hal yang sama. Seperti itu adalah sebuah mantra.

"Arlinsa."

"Arlinsa."

"Arlinsa."

Meski begitu tidak ada jawaban dari pemilik nama karena ia.. Sudah tak bernyawa.

Wanita yang ada di gendongan pria tersebut bercahaya dan secara perlahan menghilang dari gendongan pria tersebut.

"ARRRRGGGGG." pria itu berteriak di tengah malam yang sepi, bulan purna bersinar terang malam itu disertai dengan bintang-bintang yang semakin terang jua.

Namun pemandangan indah itu menjadi begitu tragis kala kau melihat pria tersebut tengah menangis dan berteriak sambil berlutut dengan darah merah cerah menodai pakaiannya.

Smk Garuda Indonesia, adalah salah satu sekolah menengah elit di jakarta yang hanya bisa dimasuki siswa/siswi berprstasi atau pun anak-anak kaya raya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Smk Garuda Indonesia, adalah salah satu sekolah menengah elit di jakarta yang hanya bisa dimasuki siswa/siswi berprstasi atau pun anak-anak kaya raya.

Di Smk ini memang banyak anak-anak yang pintar entah di bidang olahraga, akademik, dan juga seni. Dan diantara semua siswa di sekolah itu ada tiga remaja lelaki yang menjadi sumber terbesar prestasi di Smk Garuda bangsa.

Seperti sekarang ini, tepat di sebuah pertandingan sepak bola antara sekolah Smk Garuda Indonesia dan SMA Mahesa.

"AAAAAA KAK RAMAAAAA!!!"

"KAK LIHAT SINI KAK!"

"NIKAH YUK KAK!?"

Para penonton sibuk berteriak histeris ketika melihat Rama menggiring bola menuju gawang lawan, ada juga yang berteriak karena ketampanan Rama.

Disertai dengan gadis-gadis pemandu sorak yang cantik jelita dengan baju pink juga pompom mereka, membuat dominasi sekolah Smk Garuda Indonesia makin kuat.

Poin yang sudah 2:0 sepertinya membuat Sma Mahesa merasa kalah. Semangat mereka seolah susah habis bahkan para pemain pun sudah kehabisan tenaga, jadi pertandingan ini sudah seperti berakhir.

Rama yang menggiring bola tanpa hambatan membuat merasa membosankan mungkin karena itu dia langsung menendang bola ke gawang lawan meski jaraknya masih terbilang jauh.

Dan bola itu masuk dengan tepat ke gawang lawan.

"GOLLLLL!"

Siswa/siswi Smk Garuda Bangsa berteriak heboh. Begitu juga dengan Lilis dan Mawar, mereka saling berpelukan dan tertawa bahagia.

"Ga nyangka ya Li, akhirnya kita bisa liat orang main bola sekeren ini." ucap Mawar dengan mata berbinar-binar.

Lilis mengangguk setuju. "Iya aku juga ga nyangka bisa sekolah di sekolah keren kaya gini!" ia tak kalah antusias dengan mawar.

Lilis Anggraini dan Mawar saputri adalah gadis desa yang masuk Smk Garuda bangsa melalui biaya siswa karena kepintaran mereka, sebelumnya mereka hidup di desa kecil daerah kalimantan tengah.

Mereka baru bersekolah baru seminggu bersekolah di Smk Garuda bangsa jadi tak ayal mereka kagum dengan cara kerja sekolah elit yang berbeda dengan sekolah mereka dulu. Terutama gaya pakaian serta kendaraan siswa/siswi sekolah tersebut, berbeda sekali dengan sekolah mereka dulu.

"Sayang banget kita sekarang harus pergi." ujar Mawar tersirat kesedihan dalam suaranya.

"Ya mau bagaimana lagi? Kalau ga pulang sekarang kita bisa kehabisan angkot." Lilis juga tak rela sebenarnya tapi mau bagaimana lagi? Kendaraan umum paling murah dan aman bagi mereka berdua itu hanya angkot.

Mawar cemberut, tapi tidak bisa membalas ucapan Lilis.

"Udah yuk, bawa tas kamu tu tar ketinggalan lagi." Mawar hanya bisa menghentakkan kaki kesal namun menurut.

Tanpa kedua gadis itu sadari bahwa sadari tadi mereka berdua tengah di perhatikan oleh sepasang mata tajam dari seorang pria tampan, lebih tepatnya mata itu memperhatikan gerak-gerik Lilis dengan penuh minat.

"Bro." pria tampan itu terperanjat kaget, lalu menatap sinis temanya. "Lagi liat apaansih?" tanya temannya itu tanpa dosa.

"Ckck, gangu aja." pria itu berdecak kesal, lalu menatap lagi kearah tempat Lilis berada tadi tapi sayang Lilis dan mawar sudah tidak ada.

"Gue cuma nya kali Han, sensian banget. Pms lo?"

"Serah." pria itu melongos pergi begitu saja.

"Gue salah apalagi coba?"

Tbc.

Lanjut or Stop?

LilisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang