Part-2

152 6 4
                                    

Elena yang sedang menyapu taman kampus itu melihat segerombolan mahasiswa yang tengah heboh dikantin. Jarak kantin dan taman tidak lah jauh. Elena yang sangat penasaran itupun mengehentikan kegiatannya menyapu. 

"mmaaf ada apa ya disana?" tanya elena pada seorang mahasiswa.

"oh itu ada sultan kampus lagi traktir orang orang, makannya heboh." jawab mahasiswa itu. Elena yang mendengarkan jawaban dari seorang mahasiswa itupun terkejut dan melototkan matanya. " lo kalau mau makan, makan aja ntar yang bayarin itu tuh." sahut mahasiswa itu sambil menunjuk arvaz yang tengah memakan pasta.

Elena yang terkejut dengan perkataan pria itu yang dimana orang yang mentraktir adalah orang yang ia tabrak tadi. "e-ehum saya pergi dulu." jawab elena ketakutan. pria itupun kebingungan melihat tingkah elena. 

Elena melanjutkan pekerjaanya yang menyapu taman itu. Sesekali tersenyum melihat arvaz dari kejauhan. Terlihat elena sangat menyukai arvaz. Elena yang masih memperhatikan arvaz tiba tiba tersadar bahwa ia tidak mungkin bisa mendapatkan pria setampan arvaz. 

                                                           ****

Arvaz yang sedang berjalan melewati lorong kampus bersama ketiga teman setianya itu. Tiba tiba langkahnya terhenti dan matanya tertuju pada salah satu gadis.

" ada apaan vaz?" tanya aron yang melihat arvaz. 

" tu cewe yang nabrak gua tadi." sambil menunjuk elena.

"cantik juga tu cewe." sahut deon yang memperhatikan elena sedang membereskan sampah yang ia bawa.  Arvaz yang langsung melirik sinis deon ketika mendengar ucapan deon baru saja. 

"cih" ketus arvaz. "cantik cantik jadi tukang kebun neng, sini sama abang ihir." sahut aron tertawa kencang diikuti deon dan gio. "mata lo buta apa gimana hah? cewe lusuh kayak gitu lo bilang cantik?" ujar arvaz sinis. 

"yy-yaa emang cantik vaz." sahut deon. Sesekali arvaz melihat ke arah gadis itu. 'cantik' lirih arvaz pelan.

Deon yang masih memperhatikan arvaz melihat gadis itu dengan teliti. "terus lo mau apain tu cewe?" celetuk deon. 

"ga sekarang, tapi gua bakalan balas." sahut arvaz ketus dan pergi begitu saja. 

Deon,gio dan aron hanya saling menatap terheran dengan arvaz. "bakalan jadi korban ni cewe." ujar gio yang sudah tau maksud arvaz tadi. 

"ngikut aja gua mah." sahut deon yang langsung mengikuti arvaz. Disusul dengan gio dan aron. 

Arvaz berjalan menunju parkiran menunju ke mobilnya. 

" vaz malem club lagi ya." ajak aron yang menepuk lengan arvaz. 

" cari mangsa vaz." celetuk deon tersenyum licik.

" gua malem ini ga ikut, ada urusan gua." sahut gio yang ada sebelah arvaz. 

" lah urusan apa? kok gua gatau gi" tanya aron. 

Gio hanya terdiam saja tidak menjawab pertanyaan aron. Lantaran urusan yang ia makusd adalah ingin bertemu dengan gadis tadi. Elena tentu saja. Tidak mungkin ia mengatakan urusan yang ia maksud. 

"urusan apaan hah?" tekan arvaz. 

"g-gua mau anterin nyokap ke tempat temennya" ujarnya gelagapan. 

Deon yang menyadari bahwa gio berbohong itu memberikan kode menaikan alis untuk aron. 

"oke aja kalau gitu" ujar aron. 

"lo yakin ga ikut?" tanya arvaz lagi. 

"ngga." jawab gio. 

                                           *****

Gio  yang sedang berjalan mengelilingi kampus. Untuk mencari gadis itu karena rasa penasarannya kepada gadis itu.

"nah itu dia." ujar gio tersenyum melihat elena yang sedang duduk didekat kolam ikan. Gio langsung berlari menghampiri elena yang tengah duduk melamun sendirian. 

"hai." Sapa gio kepada elena. 

Elena terkejut melihat gio yang berada disampingnya. Elena yang menyadari gio menyapanya langsung membalas dengan senyuman manisnya. 

"i-iya?" sambil tersipu malu elena menjawab. 

"eh btw kok gua baru liat lu ya disini." tanya gio pada elena. 

"iya aku baru aja jadi tukang kebun disini" ujar elena yang menjawab pertanyaan gio. 

"emang sebelumnya lu jadi tukang kebun dimana?" tanya gio penasaran. 

Elena yang bingung dengan pertanyaan gio harus menjawab apa. Ia diam sejenak ketika mendengar pertanyaan gio. Lantaran ia baru saja memulai bekerja dan merantau dijakarta. 

"e-ehum aku dari desa, merantau" jawab elena. 

"oh. kenalin gua gio, nama lu?" gio menjulurkan tangan hendak bersalaman dengan elena.

"aku elena." balas elena yang menjulurkan tangannya juga. 

"kenapa lu ga pulang? masih ada kerjaan?" cerocos gio yang terus penasaran dengan elena. 

"engga kok, cuman lagi pengen duduk disini aja." ujar elena. 

Gio yang terus memperhatikan wajah elena yang sangat cantik itu. Terpesona dengan elena. 

"gua boleh nemenin lu?" gio tersenyum mengatakan itu. Seperti salting saat elena menatapnya dengan matanya yang indah. 

"boleh." ucap elena melihat gio yang menatapnya terus menerus. 

"oiya lu udah makan? mau makan bareng gua gak?" ajak gio 

Elena sangat terkejut mendengar ajakan gio itu. Ia harus menjawab apa. 

"aa-aku malu, kamu gapapa makan bareng sama aku? takut kamu malu diejekin temen mu." 

"gapapa lah, lu cantik" puji gio. Yang membuat elena tersipu malu. 

"ehum iya terimakasih" 

"terimakasih buat apa?" 

"cantik" elena malu mengatakan itu

Melihat pipi elena yang memerah karena malu. Gio menjadi gemas 

' gua kurungin juga lu elena gemes banget si huaa' batin gio yang tingkahnya juga terkesima dengan elena. 


*****

Arvaz,aron dan juga deon sudah tiba di basecamp. markas mereka ketika pulang dari kampus mereka selalu berkumpul dimarkas itu. Aron yang menyadari arvaz akhir akhir menjadi sensitif dan sedikit berbeda dari sebelumnya pun memberikan kode pada deon agar memulai pembicaraan. 

"eh tadi gio ada urusan apa ya? kok tumben kita kita kaga tau urusan dia apa?" tanya deon pada  arvaz dan aron. 

"lah iya juga, biasanya dia selalu cerita" ujar aron.

"biarin aja. suka suka dia" sahut arvaz yang sedang menghisap rokok nya itu. 

" tapi tumben banget gitu, lo berdua ada curiga ga si sama gio?" deon yang sangat penasaran. 

"biarin aja." ketus arvaz yang tak mau peduli dengan urusan gio. 

"cewe yang nyapu tadi cakep ya vaz, jadi pengen gua bungkus." celetuk aron. 

"yang lo maksud cewe lusuh tadi?" sinis arvaz. 

"lusuh lusuh gitu menggoda vaz." sahut aron yang tertawa bersama deon. 

Arvaz seketika terdiam mendengar ucapan aron baru saja. Ia menahan untuk tidak memuji gadis itu. karena jika ia memuji gadis itu pasti deon dan aron akan terkena ledekan temannya itu. 


  -JANGAN LUPA VOTE YAA TEMAN TEMAN-

Destino de amor by maliya zoeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang