1.

64 8 2
                                    

Saat itu lomba sedang berlangsung pada tanggal 17 Agustus 2022, rutinitas yang sering dilakukan oleh sekolah pada hari kemerdekaan Indonesia. Kebetulan, Taehyung tidak mengikuti lomba apapun, ya maklum saja, dia siswa dengan kemalasan yang berada di atas rata-rata. Taehyung menempati dirinya pada kursi yang tersedia di pinggir lapangan, hari itu cuacanya panas sekali hingga rasanya dia bisa kering dan menjadi Taehyung ikan asin.

Untungnya, dia tidak sendiri, ada teman yang setia mengikuti kemana-mana dan bahkan rela ikut menjadi ikan asin bersamanya. Jimin, berada di sampingnya dengan celotehan yang tiada henti. Lalu, sosoknya datang, anak laki-laki dengan kacamata! Duduk tepat di sampingnya, bahkan bahu mereka sedikit bersentuhan. Taehyung menahan nafas sejenak, perutnya seperti dipenuhi kupu-kupu. C'mon, anak laki-laki itu bahkan tidak melakukan apapun!

Jimin menyikut lengannya seraya berkata, "Tanyain namanya dong!" Perintahnya dengan nada kurang ajar.

Taehyung mendelik, jantungnya memompa dengan cepat, dia berdoa dalam hati, "Semoga gue gak dicuekin" lalu mulai menepuk pundak anak laki-laki di sampingnya dengan pelan.

"Nama kakak siapa?" Awalnya pria itu tidak menyahut. Mungkin gak denger, pikir Taehyung. Jadi, dia menambah volume suaranya agar lebih terdengar.

Pria itu tidak menoleh, hanya sedikit menunduk untuk lebih dekat dengan Taehyung. Duh, bagaimana ini, semakin tidak aman untuk jantungnya! Dia bertanya sekali lagi dengan nada sedikit lebih tinggi.

"Jeongguk" Hanya satu kata yang keluar dari bibir itu.

Taehyung mengangguk lalu berbisik pada Jimin. Jimin bilang, Taehyung harus bertanya tingkat kelas anak laki-laki itu. Sekali lagi, Taehyung mengangguk.

"Kelas berapa?" Tanyanya dengan hati-hati.

"12 TKJ (Teknik Komputer Jaringan)"

Jimin kembali berbisik di telinganya, "Coba minta username ignya" Mulanya Taehyung tidak berniat meminta hal seperti itu, namun apa salahnya mencoba, 'kan?

Taehyung melirik takut-takut ke arah pria di sampingnya, kakak kelasnya itu terlihat tidak perduli dengan apa yang Taehyung dan Jimin ributkan sedari tadi. Atau mungkin keberadaannya dan Jimin tidak dianggap?

"Boleh minta username ignya gak kak?" Malu, adalah hal yang Taehyung rasakan sekarang. Namun, apa boleh buat? Nasi sudah menjadi bubur. Sejujurnya, Taehyung menyesali tingkahnya saat ini.

"Saya gak punya Instagram"

...

Taehyung terdiam dengan mulut terbuka.

Berkata pada Jimin yang berada di sampingnya, Jimin pun melakukan hal yang sama.

Dude, manusia macam apa yang tidak mempunyai Instagram di era ini? Walau Taehyung nolep, dia tetap memiliki aplikasi bernamakan Instagram.

Tidak puas dengan jawaban sang kakak kelas, Taehyung menodong pertanyaan yang lebih gila.

"Hm, kalau gitu... 08 berapa kak?" Entah keberanian dari mana padahal baru saja dia menyesal karena telah sok akrab pada kakak kelasnya.

Jeongguk tidak bergeming, tetap melihat lapangan dengan tanpa ekspresi. Berkata dengan merendahkan sedikit suaranya, "Privasi"

Satu kata itu membuat Taehyung bungkam dan memilih untuk tidak mengatakan apapun lagi.

.
.
.
.
.
.


Hari-hari berikutnya, Taehyung selalu melihat Jeongguk, tidak sering memang, namun anak laki-laki itu selalu menarik perhatiannya. Percakapan mereka saat itu masih sering teringat di benak Taehyung, bahkan menghantuinya sepanjang malam. Taehyung teringat saat dia bertanya perihal media sosial dan pria itu berkata bahwa dia tidak mempunyai hal semacam itu. Dan, Taehyung juga menanyakan nomor teleponnya yang tentu saja ditolak. Anak laki-laki itu mengatakan nomor teleponnya adalah privasi, seingat Taehyung.

Beberapa Minggu setelah lomba itu dilaksanakan, Penilaian Tengah Semester pun akan diberlangsungkan. Dengar-dengar dari teman sekelasnya, sistem ujian di sekolah ini adalah mencampur kelas 10 hingga kelas 12 dalam satu ruangan, sistem campur dan acak. Taehyung berharap dia mendapat ruangan yang sama dengan Jimin.

Hingga harapannya pupus saat mereka mengambil kartu ujian bersama dan melihat nomor ruangan masing-masing. Ya, mereka tidak satu ruangan. Betapa sialnya, maki mereka dalam hati.

Ujian itu dilaksanakan tepat pada tanggal 12 September, dan Taehyung merasa tidak semangat karena tidak satu ruangan dengan teman sehidup namun tidak sematinya itu. Untungnya, dia berada di ruangan yang sama dengan beberapa teman dekatnya, jadi tidak begitu merasa sendiri. Omong-omong, dia sedikit penasaran siapa yang akan menjadi teman sebangkunya selama ujian ini berlangsung. Dia berharap tidak mendapatkan partner dengan mulut lancang, karena dia berencana bertukar jawaban dengan teman-temannya.

Ruangan itu ricuh dan sungguh membuat pening kepala, namun fokusnya sekarang bukan pada kericuhan yang terjadi di ruangan itu, akan tetapi, pada sosoknya...

Anak laki-laki itu, Jeongguk. Berada di ruangan yang sama dengannya, juga duduk tepat di belakangnya. Taehyung terpaku sejenak, lalu melompat kegirangan dan menarik perhatian beberapa orang, hingga akhirnya merasa malu sendiri. Dia akan memamerkan ini pada Jimin nanti!

Hari pertama dan jam pertama dimulai tepat saat bel sekolah berdenting pada pukul 07.15, semua siswa/siswi bersiap di bangku masing-masing begitupun dengan para guru yang menjadi pengawas di setiap ruangan. Ruangan Taehyung berada di lantai 2 dengan nomor 12, duduk di barisan depan dengan Jeongguk yang berada di belakangnya. Dia menunggu soal diberikan dengan tangan berkeringat, bukan karena takut akan soal-soal yang mungkin sulit, namun pada kakak kelas yang sedari tadi tidak mengeluarkan suara. Taehyung gugup setengah mati, walau dia yakin kakak kelasnya tidak peduli.

Waktu untuk menyelesaikan satu mata pelajaran hanya 1 jam 30 menit, ruangan hening dan waktu terus berjalan. Taehyung mencoba untuk fokus pada soal-soal yang ada di hadapannya saat ini, mengisi berdasarkan pengetahuan seadanya. Dia tidak akan mencontek ataupun melihat buku seperti yang dilakukan oleh teman-temannya. Bukan, Taehyung bukan siswa baik-baik yang selalu jujur, dia hanya ingin menjaga citranya di hadapan pujaan hati. Dia hanya tidak ingin terlihat buruk karena mencontek buku ataupun pada temannya.

Teman sekelasnya yang menjadi teman sebangku kak Jeongguk memanggil, Taehyung mencoba untuk tetap tenang dan santai agar tidak terlihat aneh. Membalikkan badan dan menyahuti panggilan temannya, mengangkat alis seraya bergumam "Apa?"

Temannya bernama Naeun, menanyakan jawaban dari beberapa soal pilihan ganda. Taehyung sedikit melirik ke arah Jeongguk yang nampak santai saat mengerjakan soal-soal miliknya, menahan senyum saat Jeongguk mengibas helaian rambutnya yang menjuntai ke bawah. Keren banget, anjing. Teriak Taehyung dalam hati.

Taehyung memberikan lembar jawabannya pada Naeun agar perempuan itu bisa melihat jawaban miliknya, Taehyung membalik badan ke depan agar tidak dicurigai oleh pengawas yang sedang fokus pada absensi.

.
.
.
.

Satu jam berlalu dan Taehyung telah menyelesaikan soal ujiannya, masih ada waktu sebanyak 30 menit sampai jam ke dua dimulai. Dia mengedarkan pandangan ke seluruh kelas, tidak ada yang menarik, pikirnya. Taehyung merebahkan kepalanya di atas meja dengan tumpuan tangan sebagai alas, mencoba mengistirahatkan otaknya yang panas saat mengerjakan soal ujian PKN. Cukup sulit, namun dia bersyukur bisa menyelesaikannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kak Gguk! [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang