01

15 2 14
                                    

"Woho!  Kita kedatangan tamu lain" ucap Ao'nung saat melihat seorang gadis berdiri di depan pintu maruinya.

Ronal yang melihat itu langsung menghampiri gadis yang diucap sebagai tamu itu, Ia memandang gadis itu dengan tatapan marah.

"Sedang apa kau disini?" ucapnya sedikit ketus.

Gadis itu memutar bola matanya, "Ibu ayolah, aku hanya pergi sebentar" ucapnya.

"Sebentar? Setelah beberapa minggu kau bilang sebentar?" tanyanya lagi.

Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal setelah mendengar ucapan ibunya barusan. Baginya tiga minggu bukanlah waktu yang lama.

Tonowari pun langsung menenangkan istrinya, "Sudah biarkan dia, jangan sampai hal ini membuatmu dan bayi kita terganggu" ucapnya menenangkan.

Setelah dirasa cukup tenang, Ronal pun duduk dan ditemani oleh suaminya. Gadis itu terlihat terkejut, seakan tidak percaya kala ayahnya berbicara seperti itu.

"Tunggu! Jadi ayah pikir aku mengganggu ibu dan adikku sendiri?" tanyanya.

Sudah Ia duga salah satu anak gadisnya ini sangat sensitif, berbeda dengan yang satunya, "An'an ikut ayah" ucapnya sambil keluar dari marui.

Mau tidak mau gadis yang dipanggil An'an itu ikut keluar. Dan disinilah mereka, berdiri di depan marui dengan tidak melakukan apa-apa.

Tonowari pun bingung harus mengatakan apa pada salah satu anak gadisnya, karena apapun yang Ia ucapkan jika tidak sesuai dengan jalan pikiran anak itu pasti akan di bantah.

Ia memegang pundak An'an, "Dengarkan ayah, dan ayah mohon jangan dibantah" ucapnya dan diangguki An'an.

An'an tau jika ayahnya sedang serius, daripada terjadi hal buruk lebih baik menurut saja pikirnya.

"Ayah tidak melarangmu pergi kemanapun, kau bisa bebas pulang kapanpun juga, tapi ayah mohon ikuti semua perintah ibumu, kau harus bisa menjaganya, ya?" ucapnya panjang lebar.

Seakan mengerti An'an menganggukkan kepalanya, lalu memeluk ayahnya itu dengan perasaan bersalah, "Maaf ayah" ucapnya.

Tonowari pun membalas pelukan An'an dan tersenyum. Ia tidak tau apa yang sudah dilewati olehnya, tapi Ia merasa bahwa anak gadisnya itu sudah lebih mengerti.

"Baiklah, lebih baik kau istirahat, ayah akan menemani ibumu dulu" ucapnya, lalu masuk ke dalam maruinya.

Saat ingin masuk, An'an melihat seorang Na'vi yang berbeda warna dengan dirinya sedang melihat kearahnya.

Tapi saat ingin menghampiri Na'vi tersebut, tangan kanan An'an ditarik oleh seorang gadis, dan gadis itu langsung memeluknya erat.

"Kakak aku sangat merindukanmu" ucap gadis itu.

Ia menatap gadis itu dan membalas pelukannya, "Halo cantik" ucapnya sambil mengelus rambut adiknya itu.

"Ayo ke dalam, aku membawakanmu hadiah" lanjutnya.

Tsireya yang mendengar itu langsung tersenyum lebar, "Benarkah? Baiklah aku akan ke dalam" ucapnya senang lalu masuk ke marui mereka.

Keluarga kecil ini menempati tiga marui, marui pertama untuk Tonowari dan Ronal, marui kedua untuk Ao'nung, dan marui ketiga untuk An'an dan Tsireya.

Sebenarnya Tsireya diberi marui sendiri, tapi Ia lebih suka tidur dengan kakaknya.

Saat menolehkan pandangannya ke arah Na'vi yang Ia lihat tadi, An'an sudah tidak melihat siapa-siapa disana.

Tidak mau ambil pusing, An'an masuk ke maruinya menyusul Tsireya. Tanpa An'an sadari, ada sepasang mata yang masih menatapnya sejak Ia berbincang dengan Tonowari.

Switch - AvatarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang