Gray Clouds and Puppies

243 30 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••


P E R T A N Y A A N  yang cukup aneh bagi seorang Zee.

Lebih aneh daripada pertanyaan seputar lebih dulu ayam ataukah telur yang sering dosen filsafatnya utarakan, di penghujung kelas.

Tertawa, bagaimana kau melakukannya?’

Bagaimana aku melakukannya? Bagaimana?! Bukankah itu hanyalah sebuah reflek ketika perasaanmu terserang sensasi menggembirakan? Seperti itu, bukan? Entahlah, Zee tiba-tiba menjadi bodoh.

Lagipula, untuk apa Nunew bertanya demikian?

Lihat, ia menjadi sering terpekur setelah pertanyaan kecil itu tak sanggup ia jawab, di pertemuan singkatnya dengan si manis, kemarin siang. Masih begitu melekat di dalam otak, seperti apa wajah penuh harap Nunew ketika menunggu jawaban darinya.

Sebenarnya, yang menjadi persoalan besar adalah, bagaimana bisa seorang Nunew bertanya demikian? Padahal dirinya yakin Nunew bukankah manusia kuno. Apa lelaki cantik itu sedang bercanda? Ataukah Nunew memang tak benar-benar tahu apa itu tawa, sebab terlalu lama tinggal dalam kesepian?

Astaga! Pemuda itu benar-benar abu-abu!

BUGH!

“Konyol! Aku menjadi seperti orang linglung!” Zee memberang tipis, setelah menggebrak kusen jendela yang terbuka. Sedari pagi, waktunya memang habis hanya untuk terpekur di depan jendela seperti manusia putus asa.

Oh, Nunew Chawarin ... begitu misterius, dan penuh teka-teki.

“Aku seperti masuk ke dalam alur dongeng misteri, sial.” Kehidupan penuh hingar-bingar dan pemikiran modernisme-nya seolah hilang begitu saja.

Menarik, namun juga membingungkan. “Apa Nunew adalah jelmaan kaum vampire yang terisolasi?”

PLAK! Pemikiran kuno dan bodoh! Berpikiran lebih realistis, Zee! Jerit otaknya. Lagipula, makhluk mitologi mana yang ingin hidup di tengah-tengah manusia modern yang bodoh dan egois?

“Berhentilah berpikiran terlalu jauh, sial” monolog Zee. Mari akhiri aktifitas bodoh ini, dan kembali berpikiran lurus, atau terik matahari yang mulai menyorot ke arah jendela akan membuat mu seperti kentang panggang.

Kedua tangan panjang Zee mulai akan meraih ujung daun jendela, sebelum mendapati keberadaan sosok dengan rona putih yang tak asing di sebrang.

Kedua obsidian-nya mendadak berbinar, saat wajah Nunew benar-benar menghadap ke arahnya. Namun, pemuda cantik itu sepertinya tak menyadari keberadaannya, dan tetap sibuk melakukan sesuatu di kebun samping paviliun.

“Nunew!—” Bodoh! Lihat sejauh apa jarak yang membentang antara kediamannya dan paviliun si manis. Nunew jelas tidak akan mendengar teriakannya.

BLOODY FATE - True Destiny [ZEENUNEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang