BDS #3

21.7K 409 5
                                    

Brakk!

Suara bantingan pintu terdengar cukup kuat. Siapa lagi kalau bukan Jeno pelakunya.

"J-jeno...?" suara Jaemin terdengar gelisah. Bagaimana tidak, ia tengah bermain basket dilapangan karena mereka sedang berada dijam olahraga.

Lalu dengan tiba-tiba Jeno datang dan menariknya secara paksa. Dan berakhirlah dengan ia yang berada didalam ruang ganti baju dengan Jeno yang mengukungnya di sudut dinding.

Jeno langsung menyambar bibir tipis Jaemin. Mencium serta melumatnya dengan lembut, ketika ada kesempatan ia langsung memasukkam lidahnya kedalam mulut Jaemin. Mengajak lidah jaemin untuk beradu dengan lidahnya, dengan lidah Jeno yang lebih mendominasi. Kali ini ciumannya lebih menuntut.

Jaemin meremat baju olahraga yang dikenakan Jeno. Ia merasa kewalahan menyeimbangi ciuman Jeno. Pasokan oksigennya sudah menipis. Jeno yang menyadari itu segera melepaskan pangutannya.

"hahh...hahh...hyah!" mata Jaemin membulat sempurna, bagaimama tidak. Jeno dengan nakal memasukkam tangannya kedalam baju olahraga jaemin dam mengelusnya dengan sensual. Berakhir demgan rematan dipinggangnya.

"a-pa yang kau la-kukan?!" Jaemin menahan dada dan tangan Jeno menggunakan tangannya. Ia berusaha mendorong dada Jeno agar tubuh mereka sedikit menjauh.

Bukannya menjauh Jeno malah semakin merapatkan tubuhnya, membuat hidungnya dan hidung Jaemin bersentuhan.

Kaki Jeno diselipkan diantara kaki Jaemin. Membuat selangkangan Jaemin tertekan dengan paha Jeno.
Kemudian Jeno mendekatkan bibirnya ke telinga Jaemin.

"Aku menginginkannya sekarang..." suara berat Jeno diselingi dengan jilatan dan gigitan ditelinga Jaemin. Berhasil membuat Jaemin merinding seketika.

"di-sini?! ti-dak mau!" Jaemin menggelemg keras, ia tidak mau lagi melakukan sex di area sekolah. Sudah terlalu sering ia melakukannya dengan Jeno. Dan beruntungnya mereka tidak pernah ketahuan.

"Kau menolak ku?!" Jeno menatap Jaemin dengan tajam. Yang ditatap langsung menundukkan wajahnya takut.

Jeno menahan kedua tangan Jaemin, agar ia tidak memberontak. Nafas Jaemin tercekat disaat Jeno mulai mengendus kulit lehernya dilanjuti dengan kecupan ringan.

"Ba-gaimana jika a-da yang
curi-ganh"

"Karena itu kau harus menahan suara mu agar tidak ada yang curiga sayang..."

Jeno membalikkan tubuh Jaemin dengan cepat, lalu membuka celana jaemin. Ia sudah tidak tahan. Salahkan Jaemin yang begitu menggoda. Disaat jam olahraga tadi badan Jaemin dipenuhi dengan keringat. Tanpa disengaja Jaemin mengelap keringatnya menggunakan baju olahraganya, sehingga memperlihatkan perut mulusnya.

Jeno yang memang selalu memperhatikan gerak-gerik Jaemin tentu saja tergoda. Membuat juniornya yang tersembunyi dibalik celananya berdiri tegak.

"Jilat ini!" perintah Jeno sambil memberikan jarinya kemulut Jaemin. Dengan segera Jaemin menjilatnya, ia ingin segera menyelesaikan kegiatan ini secepatnya.

Setelah semua jari Jeno berlumur air liur Jaemin, ia segera mengarahkannya ke lubang Jaemin.

"akh-! " tanpa aba-aba Jeno memasukkan sekali dua jarinya.

"Pe-lanh pelanh...jenhh-"

Jeno terus menusuk lubang anus jaemin dengan brutal. Ia menusuknya semakin dalam mencari titik nikmat Jaemin.

"a-ahh-!" Jeno menyeringai, sedangkan Jaemin melemas. Kakinya bergetar seakan-seakan berubah menjadi jelly tidak sanggup untuk berdiri.

Jeno terus menekan dan memijat tonjolan kecil didalam lubang jaemin. Sedangkan bibirnya sibuk menjilat dan menggigit pundak jaemin yang sedikit terbuka.

Kepala jaemin pening, jika seperti ini ia akan keluar hanya dengan jari-jari Jeno.

"cuku-ahk! S-toph... aku ti-dakh tahanh..."

"Keluarkan saja~" bisik Jeno pelan.

"Akhh-!!" jaemin klimaks, Jeno menahan pinggang jaemin agar tidak jatuh.

Jeno mulai membuka celananya dan mengeluarkan miliknya yang sedari tadi sudah mengeras dan berdiri sempurna.

Ujung kepala penis jeno masuk perlahan, membuat jaemin mendesis pelan. Jaemin tidak pernah terbiasa dengan ukuran milik jeno yang terlalu besar.

"ahnn...." bibir jaemin bergetar. Nafas tertahan saat penis jeno sudah tertanam sempurna.

Jeno mulai menggerakkan pinggulnya dengan kecepatan penuh. Jaemin hampir saja berteriak kalau tangannya tidak langsung menahan mulutnya.

"Pe-lanh pelanh... Jenhh akh!" jaemin hanya merasakan sakit, tidak ada kenikmatan yang ia rasakan. Tubuhnya terhentak-hentak ke dinding.

"ahh!"

got it!

Jeno menumbuk titik prostat jaemin. Air mata mulai mengalir disudut mata jaemin. Ia mati-matian menahan desahannya agar tidak keluar dengan keras.

Jeno terus mengobrak-abrik lubang jaemin dengan brutal. Geraman rendah milih jeno terdengar jelas ditelinga jaemin. Membuat jaemin semakin terangsang, dan miliknya yang sudah tegang kembali mulai mengeluarkan percum.

"A..ahh-!" jaemin terjengit saat tangan jeno tiba-tiba mengelus ujung penisnya. Bagian yang sangat sensitive. Perutnya kembali menegang, ia ingin kembali mengeluarkan larvanya.

"ahh jenhh... cumm... a-ku inginh cum..."

"jangan keluar sebelum aku keluar Na enghh~"

"hiks-ahh ahnn...!" jaemin terisak, ini menyakitkan, jeno meremas miliknya agar tidak keluar. Ia sudah tidak tahan, titik sensitif terus di tubruk dan dijamah.

"ahh... nhh ah ahh-!"

"Sedikit lagi ahnn..." jeno semakin mempercepat gerakannya saat merasakan ia ingin klimaks.

"aakhh-!!" jeno keluar, bersamaan dengan ia melepaskan genggamannya pada penis jaemin.

"hahh... hahh... hahh.." nafas keduanya terengah.

Cairan jaemin berjatuh ke lantai. Untung saja jeno sempat memakai kondom tadi, jadi jaemin tidak susah untuk membersihkan lubangnya.

Ntah darimana jeno mendapatkannya, sepertinya jeno selalu membawa simpanan kondom dikantung celananya.

Ntahlah, jeno berpikir itu penting. Karena kadang-kadang hormon dan nafsunya datang tiba-tiba tanpa bisa diatur.

To be continue....

Spam comment for the next chapter.

Baby Don't Stop • NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang