Monologue

37 4 0
                                    

MONOLOGUE

Characters : Yaoyorozu Momo dan Todoroki Shouto

Disclaimer : Boku no Hero Academia © Horikoshi Kohei

Warning : Abal, aneh, kayaknya ada typo, OOC, mohon maaf bila ada kesamaan ide.

A/N : Hola minasan! Ini fanfic pertama saya di fandom ini. Selamat menikmati!

Summary : Setelah pertempuran itu, siswa UA yang mendapat luka ringan bergantian menunggui teman-temannya. Malam ini, Yaoyorozu Momo mendapat giliran untuk menunggui Todoroki Shouto yang masih belum sadar.


DON'T LIKE DON'T READ


Ini adalah malam pertama setelah pertempuran melawan villain selesai dengan hasil kalahnya para hero. Belum lagi fakta tentang ayah Hawk dan juga Dabi yang ternyata anak sulung Endeavour. Akibat itu pertempuran itu tidak usah ditanya berapa nyawa yang melayang, berapa besar skala kerusakan kota, dan ... berapa besar kini ketidakpercayaan masyarakat pada hero.

Belum lagi kabar yang baru-baru ini beredar bahwa enam penjara telah dijebol dan para villain kabur berkeliaran di kota serta memulai banyak keonaran. Pukulan yang cukup telak untuk semua pro-hero dan hero magang termasuk gadis muda berambut hitam panjang yang kini melangkahkan kakinya menyusuri lorong rumah sakit yang sepi.

Yaoyorozu Momo.

Meski terluka, namun dia masih beruntung karena lukanya tidak termasuk parah sehingga bisa segera beraktivitas setelah mendapat perawatan dan beristirahat. Alasan mengapa sekarang dia berada di lorong rumah sakit bukan karena dirinya merasa tidak enak badan, tetapi untuk urusan lain. Sepuluh menit yang lalu, dia menerima panggilan dari Kirishima untuk bergantian.

Bergantian?

Ya, Hero kelas 1A UA yang tidak mendapat luka parah setuju untuk saling bergantian menjaga teman-temannya yang tidak seberuntung mereka.

Tidak lama setelah berjalan, Yaoyorozu berdiri di depan sebuah kamar bertuliskan Todoroki Shouto dan mengetuk pintunya.

"Kirishima-san, aku masuk."

"Oh, kau sudah datang?" sambut Kirishima dengan wajah lelah, "maaf aku memanggilmu malam-malam, tapi tubuhku tiba-tiba terasa oleng."

Kirishima berdiri dan memberikan tempat duduknya pada Yaoyorozu.

Yaoyorozu menggeleng, "Tak apa, aku sudah cukup beristirahat. Kita bisa gantian, kau juga nampak sangat lelah."

Kirishima mengulas senyum.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Yaoyorozu sambil menoleh pada satu objek yang terbaring di kasur.

"Belum sadar, dokter bilang dia masih dalam pengaruh obat dan kelelahan," jawab Kirishima, "tapi setidaknya kondisinya sudah stabil."

Yaoyorozu menghela napas lega, "Syukurlah kalau begitu."

Hening sesaat.

"Hei, kenapa semuanya jadi seperti ini?" suara lemah Kirishima memecah keheningan, "padahal, kita semua sudah berusaha."

Tidak ada jawaban.

"Bakugo, Midoriya, Todoroki, Jiro, Kaminari, Tokoyami, bahkan ... Midnight-sensei."

Tangan Yaoyorozu menyentuh tangan Kirishima mencoba menenangkan, "Setidaknya, sekarang sudah berakhir. Kita pasti akan membalikkan keadaan setelah menyusun rencana, mungkin."

MonologueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang