Prolog

5 1 0
                                    

Pyar!

Suara benda berbahan kaca yang dibanting terdengar begitu jelas di telinga Yudha. Cukup! Ia sudah tidak tahan lagi. Ia menutup kupingnya dengan bantal dan berusaha untuk kembali ke alam mimpi. Jika bisa memilih, Yudha lebih suka berkubang dalam mimpi buruk dibanding mendengar pertengkaran kedua orang tuanya setiap malam.

"Aku ingin kita bercerai!"

"Bagus! Kenapa tidak katakan itu dari dulu?! Aku sudah lama menantikan momen ini."

Sekeras apapun Yudha menutupi kupingnya dengan bantal, ia tetap saja bisa mendengar percakapan kedua orang tuanya. Malam ini adalah puncaknya. Kata yang paling Yudha takutnya akhirnya keluar dari mulut ayahnya. Yudha tidak bisa menahan tangisnya. Malam ini akan ia kenang sebagai salah satu malam terkelam dalam hidupnya.

"Apa maksudmu, hah?!" Bentakan keras terdengar dari mulut ayah Yudha. Hal itu membuat Yudha secara otomatis melompat dari kasurnya. Ia tidak ingin ada hal buruk yang terjadi. Tiba-tiba saja, perasaan sedihnya 180° berubah menjadi ketakutan.

"Aku sudah lama mencintai orang lain. Dan akhirnya, kini kamu menceraikanku," ucap ibu Yudha tanpa sedikitpun sara takut dalam suaranya.

Plak!

Yudha akhirnya sampai di lantai dasar saat suara tamparan keras terdengar. Dengan sedikit keberanian, Yudha mengintip pertengkaran orang tuanya dari balik pintu. Ia mampu melihat kilat kemarahan ayahnya yang memuncak setelah apa yang dikatakan ibunya. Ayahnya bahkan bersiap untuk melayangkan tamparan yang kedua.

"Pukul aku, Mas. Pukul! Kau akan kulaporkan!" ancam ibu Yudha.

Ayah Yudha benar-benar sudah melayangkan tangannya yang kekar ke atas, namun tangan lain tiba-tiba saja menahannya.

"Cukup! Hentikan!"

Yudha terkesiap saat melihat adiknya melerai pertengkaran orang tuanya.

"Baskara? Apa yang kamu lakukan?! Cepat masuk kamar!"

"Ayah boleh saja marah! Tapi jangan sampai tangan Ayah ini menyakiti Ibu!" ucap Baskara.

Yudha akhirnya berlari menuju sumber suara. Ia tidak mungkin hanya berdiam diri saja saat melihat adiknya kewalahan menahan kemarahan ayahnya. Yudha dengan cepat menarik tangan ibunya untuk menjauh dari sosok ayahnya.

"Ibu, kalau Ibu memang berniat pergi, cepat pergi sebelum kemarahan Ayah semakin meluap!" perintah Yudha.

Disaat bersamaan, sebuah mobil datang. Seseorang dengan setelan jas rapi keluar dari dalamnya dan melangkah memasuki halaman rumah.

"Jaga dirimu baik-baik, Nak. Ibu yakin kamu bisa menjaga adikmu."

Yudha mengingat kata-kata dari ibunya sebagai nasihat terakhir sebelum ibunya melangkah keluar rumah bersama pria lain.

Setelah itu, kehidupan Yudha yang penuh problematik resmi dimulai.

***

01-03-23

I'm a LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang