"Lo mau gue tikam?!" Vay mukul tangan Vino yang hampir aja makan kue yang baru aja keluar dari oven.
"Dikit aja, Va." Vino merengek pada cewek dihadapannya, dia mau kue coklat itu.
"Ini buat nanti malem, katanya mau liat bintang," kata Vay, dia buat beberapa macam kue pagi ini, buat acara mereka nanti malam.
Deep talk sambil liat bintang, ngak buruk kan?
"Ngak, ayo ganti acara," kata Vino lalu ngambil satu potong kue dari atas piring.
"Makan kue sekarang!" Vino melahap kue dengan lahap, kue bikinan Vay itu ngak pernah gagal.
"Jancok!" Vay memaki dengan logat jawanya.
"Don't misuh misuh mba bro." Vino mau ngambil lagi kue yang ada di piring, tapi piring itu udah di ambil duluan sama Vay.
"Tahan mas bro, kita akan memakan ini nanti malam. Sekarang ayo kita berangkat sekolah." Vay naruh kue-kue itu di kulkas, terus berjalan ke ruang tamu dan ngambil tasnya yang ada di atas meja.
Vay menyirngit, kenapa Vino belum keluar dapur.
"Jancok lo, Pin. kue gue!" Vay lari ke dapur lalu geret kerah baju Vino yang mau ngambil kue di kulkas.
"Gue tikam lo, sat!" Vay ngarahin pisau kertas yang dia buat tadi pas nunggu kue di oven mateng.
Dia arahin pisau kertas itu ke perut Vino terus ditusuk main main ke perut cowok itu. Vino memasang wajah kesakitan lalu berjalan duduk di kursi dan menelungkupkan kepalanya di meja.
"Gue metoyy." Vino menutup matanya lalu membuka satu matanya untuk mengintip. Lah mana tu cewek?
"Yang sampe parkiran terakhir kalah!" Teriakan dari luar rumah terdengar membuat cowok itu buru buru bangun dan berlari ke luar rumah.
Saat sampai di depan rumah, ia melihat Vay sudah menyalakan motornya dan bersiap untuk pergi.
"Curang lo anjing!"
🏠🏠
Vay memberhentikan motor Scoopy merahnya diparkiran lalu menatap cowok yang duduk di atas sebuah motor ninja warna hitam. Kok udah sampe?
"Kok lo udah sampe, njing?" Vay nanya pake nada yang ngak santai. Cowok itu nyirngit bingung, sejak tadi dia di sini kok.
"Salah orang lo, bego." Tiba tiba ada yang nepuk bahu Vay, dia natap orang itu, Vino.
"Eh, sorry gue kira lo Vino, Vic." Vay cengengesan, maloeeee coegggh.
"Dijaga monyetnya." Ujar cowok yang di motor tadi, Vico. Kembaran Vino.
"Wah anjing, beliau ini cemiwiw banget," kata Vay, dia natap Vico ngak santai. Tapi beberapa detik setelahnya dia senyum horor, terus jalan ke arah Vico.
"Bang, pinjem buku fisika!" Seru Vay, Vino dengan malas menarik kerah baju cewek itu dan menariknya secara paksa.
"Jancok, lepasin gue!" Vay ngeberontak, dia harus dapetin buku fisika Vico buat ngerjain pr.
"Gue yang ngerjain." Vino ngomong santai, Vay syook banget coegggg.
"Lo Vino?!" Vay nangkup muka Vino pake mimik muka ngak percaya.
"Biasa aja kali, gue kemarin bosen, jadi ngerjain tugas tu bocah." Jelas Vino, dia emang hobi menghitung, kalo gabut.
"Omegotttt, angjay. Pino kamoe sangat kemren dan sangat cemiwiw." Kata Vay sambil tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai jadi debu
RandomVino dan Vay berharap bisa bersama sampai menjadi debu. Padahal tembok yang ada di antara mereka itu, sangat tinggi. *** "Vay, gue gabut." Vino ngedongak, natap langit jingga di sore hari. "Gue juga, apakah kita ini jodoh?" Vay tertawa kecil lalu ng...