POV Rea

1 1 0
                                    

"SELAMAT PAGI DUNIAAAA!"

"KAKAK BERISIK! MASIH PAGI!"

Yap, yang berisik itu kakak laki-lakiku. Dan yang menyahutinya bukan hantu rumahku, tapi mamaku.

Pagi ini aku sangat sangat sangat bersemangat. Semester baru, hari baru, dan yang terpenting BUKU BARU! Memasuki semester akhir SMA, rasanya aku ingin meminjam seluruh buku di perpustakaan sekolah. Sayang sekali setiap orang memiliki limit dua buku. Mau tidak mau, aku harus bersusah payah bolak-balik setiap hari untuk meminjam buku lagi.

Eitsss tapi, bukan berarti orang tuaku tidak memfasilitasiku dengan buku lho ya. Di rumahku saja sudah ada satu ruangan khusus buku-bukuku! Besarnya saja hampir sama dengan perpustakaan sekolah. Buku-buku itu sudah habis kulahap dari sekolah dasar sampai sekolah menengah.

Oke, kembali ke hari ini. Perkenalkan, aku Adrea. Kalian bisa memanggilku Rea saja. Aku anak bungsu dari dua bersaudara. Dan aku baru saja menginjak umur tujuh belas tahun.

Di tahun terakhir SMA ini, aku sudah memutuskan untuk mengambil jurusan perpustakaan dan kearsipan saat kuliah nanti. Kecintaanku kepada buku benar-benar sebesar itu. Hari-hariku selalu berputar di sekitar buku. Bangun tidur, membaca buku, mandi, membaca buku, sarapan, berangkat sekolah, pulang sekolah, mandi, membaca buku, makan malam, membaca buku, dan akhirnya tidur.

Wah, setelah kupikirkan hidupku takkan berarti tanpa buku. Jika kalian bertanya-tanya mengapa aku bisa menjadi maniak buku, itu karena—AH! Aku akan menceritakannya lain kali saja, ya! Kali ini aku sudah terlambat untuk berangkat. Kan tidak lucu aku terlambat di hari pertama semester terakhirku.

***

"Astaga, ini serius kelas dua belas ikut MOS lagi?" gumamku saat mendengar pengumuman dari sentral.

"Iya, Re. Bukan MOS juga sih, lebih ke sosialisasi antar kelas dua belas gitu, soalnya kan angkatan kita hampir dua tahun engga tatap muka langsung," jawab Raya Geara, teman sebangkuku sembari membereskan bekal makannya yang baru saja ia tandaskan.

"Betul itu betul. Lo dengerin juga semalem, Ray. Eh tapi kalian tahu ga? Kelas kita–bahasa–bakal dipasangin sama MIPA 1! MIPA SATU RE, RAY, OMG!" Serena Aradea–wakil ketua kelasku–berteriak antusias.

"SUMPAH?? KELAS GALLEN?" teriak Raya yang juga antusias.

"SUMPAHHHH. YEP, THAT'S RIGHT GURL! KELAS GALLEN SAMA VINO!"

"Ah udah deh, makin males aku. Bolos ke perpustakaan aja apa ya," jawabku sambil kembali membaca novelku.

"Eh, kamu engga boleh kemana-mana. Aku sebagai wakil ketua kelas harus memastikan semua warga kelas ikut kegiatan ini. Yuk ke lapangan," ucap Serena sambil menarik lenganku dan Raya.

***

Serena menggandengku menuju ke lapangan bawah yang sudah dipenuhi siswa-siswi kelas dua belas. Aku paling benci keramaian. Makanya, saat Serena pergi untuk membantu ketua kelas berkoordinasi dengan panitia dan Raya bergabung ke barisan kelas, aku berjalan menuju pojokkan lapangan, di bawah sebuah pohon untuk sekadar berteduh. Cuaca hari ini benar-benar panas. Tenang sekali berada di sini, tanpa mendengar ocehan orang-orang yang terlalu menggangguku. Namun, ketenanganku tidak bertahan lama ketika tiba-tiba—

"Hai! Aku Vindra, tapi spesial buat kamu boleh manggil aku Varro. Nama kamu siapa?"

"...."

Dia siapa? Sok kenal banget.

"Oh oke kalau kamu gamau ngasih tahu. Aku cari tahu sendiri aja deh. Awas aja besok kalo udah tahu bakal kuteriakkin namamu di rooftop sekolah trus—"

"Rea."

"Eh?"

"Namaku, Rea. Gausah. Rooftop. Gila," ucapku lalu melangkah pergi.

Nah kan. Baru saja aku bisa bernafas lega, ada saja makhluk cerewet yang muncul. Tadi Serena, sekarang dia. Vero, Varo, siapa lah itu.

"Emang paling bener kabur ke perpustakaan," gumamku.

Namun, lagi-lagi rencanaku untuk tidak mengikuti kegiatan hari ini gagal karena Raya melihatku berjalan menjauh dan langsung menarikku kembali ke barisan kelas.

"Ray—"

"Ssstt, denger dulu, Re. Gue disuruh yang mulia Serena buat jagain lo. Kayaknya dia tahu deh lo mau kabur. Jadi, daripada gue kena semprot tuh maskot m*xue, mending sekarang lo diem di sini sambil dengerin pengumuman dari panitia, tuh udah mau mulai."

Di depan tampak beberapa orang sedang menyiapkan sound system dan perlengkapan lainnya. Terlihat pula Serena yang menyempatkan diri untuk mengedipkan sebelah mata ke arahku, lalu langsung sibuk dengan obrolannya bersama para panitia.

"Orang yang lo sebut maskot m*xue itu kembaran lo sendiri, Ray. Ga habis pikir gue, kenapa harus maskot m*xue coba?" ujarku setelah membalas kedipan mata Serena dengan kepalan tangan.

"Maskot m*xue kan muka dua persis kayak dia HAHAHAHAHA," tawa Raya menggelegar di antara bisikan teman-teman dan langsung menarik perhatian mereka.

"Ups... Re, sembunyiin gue," bisiknya sambil menutup matanya.

"Kalo mau sembunyi tuh sebadan-badannya jangan cuma mata doang, Ray," sahutku geli bersamaan dengan panitia yang mulai membuka kegiatan.

Ngiingg

"Ehm. Cek cek. Apakah terdengar teman-teman?"

"DENGAAAAR"

"Oke, sip. Halo semuanya. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Perkenalkan saya Ravindra dari kelas XII MIPA 1 dan merupakan wakil ketua panitia LAST. Tanpa banyak basa-basi, langsung saja saya akan menjelaskan secara singkat mengenai garis besar kegiatan ini yang nantinya akan dijelaskan secara lebih detail oleh ketua dan wakil ketua kelas masing-masing bla bla bla..."

Mukaku pucat pasi ketika melihat siapa yang sedang memberikan pengumuman di depan. Varo, Ravindra atau siapapun itu ternyata.. ternyata dia adalah panitia kegiatan ini. Lebih tepatnya wakil panitia. Tadi aku baru saja mencari masalah dengan seorang wakil panitia kegiatan yang baru saja akan dimulai??? Oh, ini akan menguatkan niatku untuk diam-diam pergi ke perpustakaan.

Keterkejutanku bertahan hingga penjelasan singkat oleh Ravindra selesai dan seluruh siswa diperbolehkan kembali ke kelas. Aku yang masih terdiam seketika sadar ketika Raya menarik lenganku.

"Ayo, Re. Kantin ya? Laper banget gue."

Aku makin yakin kalau Raya dan Serena itu kembar, kelakuan mereka sama persis walaupun sifat mereka bertolak belakang.

***

Bisik-bisik Narawr:

Hwhwhehw aku gatau ngetik apa enihhh ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ
Intinya mah MC cerita ini udah ketemu seperti yang ada di bab perkenalan kemarin yagesya.
Nahhhh yang masih jadi pertanyaan, apakah mereka bakal jadi lover? Atau malah jadi hater? Gimana Re, Var?

YANG BOLEH MANGGIL GUE VARRO CUMAN REA YA NAR!!!

Etdah busetttt iya iya Baginda RAVINDRA. Serem amat lagian. Gue bikin sad ending nangis lo.

AMPUUUUNNNNN, ENGGA ENGGA IBU NARA. BECANDA DOANG TADI HEHEHEHE.

Cih, diancem sad end aja gercep 
┐⁠(⁠ ̄⁠ヘ⁠ ̄⁠)⁠┌

Yaudahlahyaaaa kita tunggu saja perkembangan hubungan mereka. See ya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang