1

2.1K 292 15
                                    

Author Pov

Di sebuah rumah sederhana, seorang remaja masih tertidur pulas di atas tempat tidurnya. Tidak lama kemudian, pintu kamar terbuka perlahan, dan seorang pria masuk, mendekati tempat tidurnya.

"Adel, bangun. Lo mau sekolah, kan?" Aran, pria itu, memanggil dengan nada tegas, tetapi Adel, remaja yang dipanggil, tidak bergeming.

"Bangun atau-"

"Ck, iya, iya, gue bangun," Adel bergumam, dengan mata setengah terbuka, perlahan bangkit dari kasurnya.

"Bagus, gue tunggu di bawah, ya," balas Aran dengan senyum tipis.

"Iya, Aran," sahut Adel, masih setengah mengantuk.

Aran kemudian keluar dari kamar Adel, meninggalkan sahabatnya yang masih berusaha sepenuhnya bangun.

Drt-drt... drt-drt...

Baru saja Adel ingin menuju kamar mandi, langkahnya terhenti ketika mendengar dering ponselnya. Dengan malas, ia mengangkat ponselnya dan melihat layar untuk mengecek siapa yang meneleponnya.

Tanpa berpikir panjang, ia langsung mengangkat telepon tersebut.

📞📞

"Adel?"

"Iya, Dad,"

"Gimana kabar kamu?"

"Baik,"

"Bagus, Daddy kirim uang ke rekening kamu, Buat keperluan sekolah dan uang jajan kamu selama satu bulan, jangan dipake buat macem-macem"

"Iya, Dad. Makasih."

"Oke, Daddy tutup telepon, ya. Jaga diri kamu baik-baik."

Sambungan terputus dengan suara TUT. Orang yang baru saja menelepon adalah Graxio Mario, atau biasa dipanggil Cio. Ayah dari Adelion Natio Mario, yang sering disapa Adel. Adel adalah anak tunggal dari pasangan Graxio Mario dan Shani Indira Natio.

Setelah telepon tersebut, Adel segera menuju meja makan. Di sana, ia menunggu sarapan yang sedang disiapkan oleh Aran, sahabatnya. Aran dan Adel sudah bersahabat sejak mereka di taman kanak-kanak. Hubungan mereka sudah sangat dekat, hingga banyak orang yang mengira mereka adalah saudara kandung.

Setelah beberapa saat, Aran datang dengan sepiring makanan, meletakkannya di atas meja, dan duduk di samping Adel. Mereka makan bersama dalam keheningan, tanpa obrolan.

Setelah selesai makan

"Del, hari ini gue nggak bareng lo, ya."

"Tumben," sahut Adel tanpa melihat ke arah Aran.

"Tumben apanya?" Aran mengerutkan keningnya, sedikit bingung.

"Biasanya lo maunya deket-deket terus sama gue," Adel menggodanya sambil tersenyum tipis, saat ia membetulkan tali sepatu.

Aran mendengus. "Hah, kapan gue gitu?"

"Entahlah, lo aja yang lebih tahu," jawab Adel santai.

"Gajelas lo" Aran berkata sambil berjalan keluar dari rumah, meninggalkan ad el yang masih sibuk mengikat tali sepatunya

BU GURU CHIK || DELCHIK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang