Author POVAran, Mira, Oniel, Olla, dan Lulu duduk di kursinya masing-masing. Untung saja guru belum masuk, jadi mereka masih selamat dari amukan Pak Tatang, guru Bahasa Inggris yang terkenal galak di YST School.
Pintu kelas tiba-tiba terbuka, dan masuklah Angga, ketua kelas yang tampan itu, dengan senyum lebar di wajahnya. Dia naik ke podium, mengumpulkan perhatian seluruh kelas.
"OKE, GUYS! GW ADA KABAR PENTING!" serunya dengan penuh semangat.
Semua murid langsung menatapnya penasaran.
"Pak Tatang, guru Bahasa Inggris paling 'baik' di sekolah kita, nggak bisa masuk hari ini. Katanya dia lagi healing di rumah sakit, alias sakit. Kita doakan aja semoga Pak Tatang... betah di sana, ya, guys," lanjut Angga dengan nada bercanda.
"Hei, nggak boleh gitu! Lo nggak sopan!" sahut seorang siswi dari meja belakang dengan tatapan tidak suka. "Meskipun Pak Tatang galak dan suka kasih banyak tugas, nggak seharusnya kita ngomong kayak gitu. Nggak lucu."
Seisi kelas mengangguk setuju dengan ucapan siswi itu. Angga hanya nyengir menanggapi.
"Mudah-mudahan cepat mati-"
"HEH, JAGA MUNCUNG LO!" teriak siswi itu lagi, memotong ucapan Olla. Meskipun suara Olla tidak terlalu keras, hampir semua murid mendengarnya karena kelas sedang hening.
"Heh jancok, dengerin dulu! Gw belum selesai ngomong," jawab Olla kesal, menatap tajam ke arah siswi itu.
"Maksud gw, mudah-mudahan cepat mati penyakitnya."
Seisi kelas pun menghela napas lega, menyadari maksud Olla. Beberapa dari mereka bahkan tersenyum kecil.
Dan seperti yang sudah dikatakan Angga, karena Pak Tatang sakit, pelajaran pertama hari itu pun dinyatakan JAMKOS.
---
Di Ruangan Chika
"Duduk," perintah Chika sambil menunjuk sofa di ruangannya. Adel menurut dan segera duduk, rasa gugup perlahan menyelimutinya.
Chika berdiri di depan Adel dengan tangan bersilang di dada, menatapnya tanpa ekspresi. Sementara itu, Adel mulai berkeringat dingin di bawah tatapan guru baru itu.
"Kamu tahu kenapa saya panggil kamu ke sini?" tanya Chika dingin. Adel hanya menggeleng.
"Kamu sadar apa yang kamu ucapkan ke Aran tadi?" lanjut Chika. Lagi-lagi, Adel menggeleng, bingung.
Chika menghela napas pelan, lalu duduk di samping Adel. "Kamu bilang itu kebiasaan, kan? Saya gak suka kebiasaan buruk seperti itu," ucap Chika sambil menatap mata Adel dengan serius.
"S-saya cuma keceplosan, Bu. Udah kebiasaan..." jawab Adel pelan sambil menunduk.
"Jangan dibiasain. Saya gak suka," Chika memegang dagu Adel, mengangkatnya agar Adel menatapnya. "Kalau kamu ngulangin lagi, saya panggil orang tua kamu. Itu bukan hal sepele bagi saya, Mengerti?"
Adel hanya bisa mengangguk patuh.
---
Adel POV
Seriusan, diceramahi cuma karena ngomong kasar? Guru baru ini aneh njir. Penerusnya Pak Tatang, nih. Padahal wajar lah, namanya juga anak muda, kan?
Aku sudah keluar dari ruangan Bu Chika dan berdiri di depan pintu kelas. Tumben banget, dari luar kedengaran ribut. Biasanya kalau jam pelajaran Pak Tatang, kelas selalu tenang.
Perlahan, aku membuka pintu dan melihat ke dalam. Benar saja, seisi kelas sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mataku langsung mencari teman-temanku, dan kutemukan mereka berkumpul di meja Lulu. Sudah jelas mereka lagi main game di ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
BU GURU CHIK || DELCHIK
FanfictionHanya cerita fiksi jangan dibawa ke dunia nyata