Bad + 1

94 4 0
                                    

Happy reading
-
-
-
-
-

"Woi bangsat lari! mati lu di pukulin kalau lelet kayak begitu cok" Teriak seorang pemuda dengan kulit seputih susu, dengan penampilan yang sangat urak-urakan, meneriaki seorang pemuda yang berkulit sedikit lebih tan dari nya, setelah meneriaki temannya tadi pemuda itu langsung berlari lebih dulu lalu menghilang di sebuah gang yang sangat sempit.

Sedangkan pemuda yang di teriaki tersebut sudah sangat panik, dirinya melihat ke belakang dan dengan jelas melihat para warga berlari mengajar diri nya dan ditambah lagi dia tak melihat sosok teman yang tadi berlari bersama nya dimana-mana.

Mata menatap resah kesana kemari dan mencoba menelisik sekitarnya untuk mencari peluang untuk segera bebas dari rombongan warga yang masih mengejar nya.

Sret

Saat melewati gang yang tadi tiba-tiba teman nya tadi kembali muncul, dan langsung menarik dirinya untuk berlari lebih cepat, dengan cekatan dua pemuda tersebut berlari menembus kerumunan orang, tak perduli orang tersebut mengumpati, atau pun memaki nya, itu sudah biasa.

Kedua pemuda tersebut berlari berbelok ke arah gang yang sudah tertutup oleh rumput liar.

"Huft, anjing lu lelet banget sumpah" Umpat pemuda dengan badan seputih susu tersebut sambil ngos-ngosan.

"Sorry Ja, badan gue lagi lemas banget kepala gue pusing banget tadi" balas pemuda dengan kulit sedikit tan tersebut, penampilan nya sedikit lebih rapi dari pemuda yang di panggil Ja tadi.

Sosok pemuda berkulit putih tersebut bernama Bumi Raja , dan pemuda dengan kulit sedikit lebih tan tersebut bernama Air Putra Nusantara.

Raja menghela nafas berat setelah mendengar perkataan teman nya itu, lalu raja membuka tas lusuh nya dan mengambil sebuah roti yang sebenarnya sudah tidak layak lagi di konsumsi, tapi mau bagaimana lagi.

"Nih, gue cuma punya ini, makan aja" Ucap Raja sambil menyodorkan roti yang hanya tinggal setengah dan terdapat pasir-pasir halus di beberapa bagiannya.

Nusan tersenyum hangat dan tangan nya terulur untuk mengambil roti pemberian Raja.

"Makasih" Guman nusan dan dibalas anggukan oleh raja.

"Nih buat lo setengah nya, pasti lu juga belum makan kan?" Ternyata nusan membelah lagi roti yang diberikan raja tadi.

"Gak papa, buat lu aja. Gue udah makan tadi"

"Bohong"

"Enggak gue gak lap-"

Krucuk krucuk !

"Udah makan berdua aja ja, gue gak enak jadi nya sama lu"

"ya, ya. Serah lo deh, siniin roti nya" raja mengadakan tangan nya dan dengan senang hati pula Nusan memberikan roti yang sudah di potong nya.

Kedua anak cucu Adam tersebut memakan dengan lahap dan mata berbinar senang karena akhirnya lapar mereka sedikit teratasi meskipun makanan yang mereka konsumsi sudah tidak layak.

"Roti nya udah berapa lama lo simpan ja?" Tanya Nusan di sela-sela nya mengunyah makanan.

"Tiga hari, rencana untuk besok sekalian"

"yah maaf ya ja, gue jadi ngerepotin lo, gue selalu aja nyusahin lo"

"Santai aja sih kek sama siapa aja lo, lo itu sekarang satu-satunya sahabat sekaligus keluarga yang gue punya nu, makanan masih bisa gue cari dengan banyak cara, tapi kalau lu yang pergi, gue gak bakal bisa nemuin sahabat kayak lu lagi nu."

Bad Life || Na Jaemin • Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang