Udara pagi itu dingin. Bukan karena musim, tapi karena keheningan yang terasa menusuk. Rumah ini... tetap rumah. Tapi bukan tempat pulang yang hangat.
Aku duduk di tangga belakang, memeluk lututku. Mataku sayu. Udah beberapa hari ini aku susah tidur. Kakak Taehyung selalu ngecek aku tiap malam, tapi aku pura-pura tidur supaya dia nggak khawatir. Padahal di balik selimut, aku berkeringat dingin, jantung berdegup kencang, dan pikiran penuh suara yang nggak bisa aku redam.
"Besok kamu ikut ke pemakaman tetangga nggak?" - Kakak Namjoon
"Ngapain bawa dia? Bikin malu aja nanti." - Kakak Yoongi
"Kalau Kakak nggak mau aku ikut, aku bisa di rumah kok..." - JK
"Bagus." - Kakak Yoongi
Aku mendengar semuanya. Padahal aku cuma ada di balik pintu. Mereka pikir aku nggak denger, tapi aku hafal nada suara mereka. Penuh penolakan, sinis, dan seolah aku ini cuma bayangan kesalahan yang nggak mereka mau lihat.
---
Kakak Taehyung mengajakku sarapan. Kali ini dia bikin roti panggang dan telur dadar. Wanginya enak, tapi perutku menolak. Aku cuma mampu makan dua suap, lalu meletakkan sendokku perlahan.
"Kamu harus makan lebih banyak," katanya, menatapku cemas.
"Aku nggak lapar... tapi makasih, Kakak," jawabku pelan.
Dia nggak maksa. Hanya diam sambil memperhatikanku. Aku tahu dia menyimpan banyak pertanyaan, banyak kekhawatiran yang nggak diucapkan. Tapi dia juga tahu, terlalu banyak menekan hanya bikin aku makin mundur.
"Kamu yakin nggak mau ke rumah sakit, Jungkook?" - Kakak Taehyung
"Aku takut, Kak..." - Jungkook
"Takut kenapa?" - Kakak Taehyung
"Takut tahu aku... nggak punya waktu lama." - Jungkook
Kakak Taehyung memejamkan mata sejenak. Dia nggak nangis. Tapi aku tahu dia sedih. Sedih karena dia juga sadar, tapi nggak bisa melakukan apa pun. Seperti berdiri di tepi jurang sambil nunggu seseorang jatuh, dan nggak bisa narik tangan mereka.
---
Beberapa hari kemudian
Aku iseng buka-buka album lama di gudang. Foto-foto saat kami kecil. Ada satu foto... waktu aku ulang tahun yang keempat. Semua kakak tersenyum. Kakak Jimin bahkan mendudukkan aku di pundaknya. Aku tersenyum lebar sekali di foto itu.
Rasanya seperti mimpi.
Mimpi yang berubah jadi mimpi buruk."Apa kamu pikir kamu bisa hapus kesalahan cuma dengan lihat foto lama?"
Suara Kakak Jin tiba-tiba terdengar dari belakang. Dia berdiri dengan tangan menyilang di dada. Pandangannya tajam.
Aku buru-buru menutup album itu. "Aku cuma... kangen."
"Kangen? Kangen sama siapa? Orang tua kita yang kamu bunuh?"
Jantungku mencelos.
"Maaf, Kak..."
"Maaf nggak bisa hidupin mereka lagi."
Aku tahu. Dan aku sadar... mungkin seumur hidup aku nggak akan pernah bisa menebus apa pun.
"Mereka selalu nyalahin aku." -Jungkook
"Mereka nggak ngerti apa yang kamu rasain." - Kakak Taehyung

KAMU SEDANG MEMBACA
TAEKOOK || BERSAMBUNG ||
Fiksi Penggemarlangsung baca aja kalo penasaran. ⚠️ TIDAK ADA SANGKUT PAUT DARI DUNIA NYATA IDOL, CERITA INI HANYA SEKEDAR MENGHIBUR PEMBACA !!! ⚠️ ❗MURNI DARI IDE CREATOR ❗ ❗NO PLAGIAT❗ !! SLOW UP !!